Jawa Pos

Pemkot Tambah Anggaran Sosialisas­i saat APBD Perubahan

-

SURABAYA, Jawa Pos – Penanganan terhadap bahaya persebaran virus korona perlu mendapatka­n dukungan pendanaan yang lebih besar lagi. Tujuannya, sosialisas­i pencegahan korona lebih gencar. Sebab, penyakit yang baru dan mewabah itu bisa menimbulka­n kepanikan warga.

Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menuturkan, sosialisas­i yang telah dilakukan perlu diperbanya­k lagi dengan menyentuh seluruh lapisan masyarakat J

Dia menyebutka­n bahwa dalam menghadapi virus korona itu, masyarakat memang tidak boleh panik. Tapi, kewaspadaa­n tetap harus menjadi prioritas.

”Kalau merespons informasi tentang virus korona dengan panik, itu bisa jadi karena informasi yang sampai masih belum bisa menenangka­n masyarakat,” ujar Whisnu kemarin (9/3).

Dia menyebutka­n, perlu lebih masif lagi sosialisas­i tentang virus korona itu. Terutama terkait dengan cara pencegahan penyakit yang menular tersebut. Misalnya, yang sakit yang lebih butuh masker. Dengan demikian, tidak ada aksi borong masker yang membuat kepanikan. Kader-kader yang berada di bawah dinas kesehatan akan digerakkan lebih masif lagi untuk memberikan sosialisas­i.

”Karena kebutuhann­ya banyak, ada rencana di APBD perubahan tahun ini untuk memberikan perhatianl­ebihkepada­pencegahan maupun sosialisas­i,” ujar pejabat yang akrab disapa WS itu.

Perhatian lebih tersebut berarti menambah anggaran untuk langkah-langkah preventif dan promotif. ’’Negara harus hadir. Itu nanti dilakukan dinas kesehatan maupun satgas yang bertugas dalam penanganan kesehatan,’’ terang dia.

Alumnus ITS itu menyebutka­n, sudah ada Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019 tentang Peningkata­n Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedarurata­n Nuklir, Biologi, dan Kimia. Pada inpres itu disebutkan peran pemerintah kota dalam mengatasi persoalan tersebut di poin 23.

Di antaranya, mengintegr­asikan ke dalam dokumen perencanaa­n pembanguna­n daerah dan mengalokas­ikan anggaran yang memadai. Anggaran tersebut digunakan untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons cepat berbagai penyakit, termasuk zoonosis dan/ atau kejadian yang berpotensi menyebabka­n kedarurata­n kesehatan masyarakat. ’’Dalam waktu ini saya akan berkoordin­asi dengan pakar kesehatan maupun ahli virologi dan kesehatan masyarakat sebagai bahan dengar pendapat,’’ ujar WS.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita menuturkan bahwa penyediaan hand sanitizer di kantor pemerintah kota akan menjadi atensi. Bahkan, dinkes sampai harus memproduks­i sendiri hand sanitizer tersebut. bahan-bahannya, antara lain, alkohol 96 persen, glycerin, hidrogen peroksida, dan aquabidest­ilata.

”Kami membuatnya sesuai dengan saran dari WHO. Dan yang jelas ini tidak diperjualb­elikan, tapi untuk dipergunak­an di kantorkant­or pemerintah dan tempat umum lainnya,” ujar pejabat yang akrab disapa Feni itu.

Soal sosialisas­i, Feni menjelaska­n bahwa ada tim yang sudah diminta untuk sosialisas­i kepada masyarakat. Tim tersebut berfokus pada pencegahan agar wabah tidak sampai menyebar. Salah satu yang ditekankan adalah membiasaka­n perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). ”Juga CTPS, yakni cuci tangan pakai sabun. Kami sudah membuat papan khusus cara cuci tangan yang baik dan benar,” ungkap dia.

Papan petunjuk cuci tangan yang baik dan benar itu ditempatka­n di wastafel yang dipasang petugas Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Surabaya. Mencuci tangan itu merata hingga ke sela-sela jari, bagian punggung tangan, dan telapak tangan. ”Kami melakukan penyuluhan di berbagai tempat. Di antaranya, car free day (CFD) Tunjungan, CFD Darmo, CFD Taman Bungkul, sekolah, kecamatan, kelurahan, PKK, posyandu, apartemen, Saka Bakti Husada (Pramuka), perkantora­n, hingga pasar,” jelasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia