Koordinasi dengan Pengembang, Lakukan Pendataan Jaringan
DPRD Surabaya Sidak Lokasi Kebocoran Pipa PDAM
TERHITUNG sejak Jumat (6/3) hingga Minggu (8/3), warga Surabaya di beberapa daerah mengalami kesulitan mendapatkan pasokan air bersih. Hal itu merupakan dampak dari kebocoran pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di kawasan Puri Mas, Gunung Anyar. Menyikapi kejadian itu, DPRD Kota Surabaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) kemarin (9/3).
Dua alat berat dan alat pertukangan masih berada di galian proyek daerah Puri Mas Gunung Anyar. Rencananya, di kawasan itu akan dilakukan perluasan masjid. Namun, kesalahan dalam pengerjaan tiang pancang membuat pipa PDAM berdiameter 1.000 milimeter bocor. Dampaknya, pasokan air PDAM di beberapa daerah Surabaya Timur dan Selatan terhambat.
Saat sidak, Wakil Ketua DPRD Laila Mufidah mendekati galian tersebut. Air menggenang, namun pipa sudah berhasil diperbaiki. Laila juga berbincang dengan pekerja di sana. Dia bertanya perihal perbaikan pipa yang berlangsung beberapa hari tersebut.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut mengaku kebocoran itu berdampak besar. Salah satunya, banyak pengaduan dari warga perihal air yang tak kunjung mengaliri tempat tinggal mereka.
”Padahal, air merupakan kebutuhan utama, terlebih di daerah perkotaan yang mengandalkan PDAM. Warga banyak mengadu ke saya, baik dari perorangan maupun instansi pendidikan. Mereka mengeluh karena pasokan air habis. Padahal masih ada kebutuhan untuk mandi atau lainnya,” ujarnya.
Bukan sekali ini, Laila mencatat jika enam bulan lalu pipa PDAM juga mengalami kebocoran di daerah Yos Sudarso. Tentu saja, warga terdampak kesulitan mendapatkan air bersih. Dia menyayangkan hal itu. Baginya, kebutuhan akan air harus bisa dilayani dengan prima oleh PDAM.
Tuntas menilik lokasi kebocoran, Laila melanjutkan sidaknya ke SD Al-Ikhlas di Semampir. Di sana dia ditemui oleh Sekretaris Yayasan Pendidikan Al-Ikhlas Banu Atmoko. Banu lantas mengantarkan Laila untuk melihat keran air yang nyalanya tak begitu deras. Bahkan, air berwarna keruh.
”Saat tidak ada air sejak Jumat, kami cukup mengalami kesulitan. Untuk kebutuhan di kamar mandi bahkan para siswa dan guru bergotong royong membawa air dengan jeriken dari gang sebelah. Di sana ada sumur yang bisa digunakan untuk sumber air,”
Pemerintah dan PDAM harus makin memperhatikan warga terdampak saat terdapat gangguan distribusi air bersih. Perbanyak persediaan truk tangki. Sekolah dan masjid juga harus diprioritaskan.” LAILA MUFIDAH Wakil Ketua DPRD
tutur Banu kepada Laila.
Banu juga menganjurkan siswanya untuk berwudu di rumah agar setiba di sekolah bisa langsung salat Duha. Banu mengaku jika pihaknya sudah menghubungi call center PDAM namun tak ada tanggapan yang mendalam. ”Saya hubungi lewat WhatsApp, jawabannya hanya disuruh bersabar,” ungkapnya.
Laila juga memasuki kamar mandi sekolah swasta tersebut. Lima meter dari pintu, dia sudah mengernyitkan dahi menahan bau tak sedap yang menyeruak. Lantaran kekurangan air, berdampak pula pada kebersihan kamar mandi. Melihat keadaan itu, dia meyakini bahwa pemerintah dan PDAM harus memperhatikan warganya saat ada gangguan distribusi air bersih. Terutama untuk sekolah atau masjid.
Meskipun sudah tidak ada kebocoran, PDAM harus tetap menjaga kualitas air serta alirannya. ’’Selain itu, kewajiban nominal pembayaran tidak sesuai dengan pemakaiannya,” imbuh Laila.
Perbanyak Truk Tangki, Dorong Kerja Sama dengan Pihak Ketiga
Laila menuturkan, perlu peningkatan manajemen jaringan pipa yang luas. Pendataan tentang lokasi harus dilakukan. Jika memang sudah, PDAM atau pemerintah kota harus berkoordinasi pada pengembang perihal data tersebut. Tujuannya, agar pembangunan tak merusak pipa PDAM.
”Sebelum melakukan pembangunan, pengembang pasti melakukan izin. Pada saat itu, pihak dari pemkot harus memberitahukan adanya saluran utilitasnya,” ungkap Laila.
Selain itu, persediaan truk tangki harus diperbanyak. Jika perlu, diadakan kerja sama dengan pihak ketiga untuk memberikan pelayanan air bersih. Sekolah dan masjid menjadi dua tempat yang juga harus diprioritaskan pengiriman air bersih tersebut.
Respons dari PDAM juga harus lebih ditingkatkan. Pengaduan harus dijawab dengan serius karena menyangkut hajat hidup orang banyak. ”Laporan dari warga harus terlayani dengan baik. Saya masih ingat, dulu saat saya melapor tentang gangguan air yang dialami warga atau sekolah, PDAM langsung meminta contact person warga terdampak. Sehingga PDAM dan warga terdampak langsung koordinasi dan dilakukan distribusi air bersih,” tutur Laila.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Mujiaman menuturkan bahwa selama perbaikan tersebut, pihaknya sudah mendistribusikan air lewat 35 truk tangki. Namun, kapasitas satu tangki hanya 5 meter kubik per dua jam. Sedangkan air yang disalurkan secara normal mencapai 2 meter kubik per detik. ”Minggu kemarin kami berhasil memperbaiki. Jika masih ada masalah, warga bisa melakukan laporan agar dapat ditangani oleh PDAM,” ungkapnya.