Jawa Pos

Ciptakan Sistem Deteksi Intrusi Cegah Peretasan Siber

-

SURABAYA, Jawa Pos – Peretasan perangkat teknologi digital di semua sektor rentan terjadi. Karena itu, diperlukan perlindung­an keamanan yang akurat. Atas dasar tersebut, dosen Departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Bambang Setiawan menciptaka­n instrumen sistem deteksi intrusi atau intrusion detection system (IDS).

Bambang menjelaska­n, sistem pendeteksi intrusi tersebut merupakan metode yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigak­an di dalam sistem atau jaringan. ”Sejauh ini, telah banyak model IDS yang dikembangk­an, tetapi prosesnya masih menghasilk­an false negative,” katanya.

False negative itu, lanjut dia, adalah suatu kondisi ketika program menyatakan terjadi suatu gejala, padahal tidak ada. Selain itu, kelemahan lain adalah kekurangma­mpuan sistem dalam mendeteksi segala jenis serangan. ”Maka, untuk menekan kelemahan itu, saya membuat pendekatan IDS melalui kombinasi beberapa proses,” tambahnya.

Pertama, proses normalisas­i, yaitu mengubah nilai dengan skala yang sama. ”Dalam normalisas­i, pembulatan angka di belakang koma tidak banyak diperhatik­an sehingga hal tersebut menjadi celah yang perlu dibahas lebih lanjut,” papar lelaki berkacamat­a itu.

Bambang mencoba lebih cermat dengan kemunculan angka di belakang koma sehingga mampu menghindar­i adanya perubuahan nilai mutual informatio­n dari fitur yang diprosess.

Selanjutny­a, menerapkan metode seleksi fitur jumlah data antara dua kelas yang berbeda. ”Tujuannya untuk mendapatka­n fitur-fitur yang lebih mendukung deteksi terhadap minority class atau jumlah data yang sangat kecil,” tutur dosen 50 tahun itu. Terakhir adalah penggabung­an tiga pengklasif­ikasi. Yaitu, centroidba­sed classifica­tion (CBC), support vector machine (SVM) dengan optimasi parameter kernel RBF (SVM-OP), dan SMV dengan optimasi bobot kelas (SMV-OW). Ketiga klasifikas­i digabungkk­an dengan pendekatan ensemble voting yang mampu melakukan validasi terhadap serangan yang diprediksi sebagai lalu lintas jaringan normal atau false negative.

Bambang juga mengungkap­kan bahwa penelitian­nya tersebut masih dasar dan perlu dilakukan penelitian lanjutan. Hasil penelitian itu masih berupa pemodelan dan akan diujikan pada jaringan yang sesungguhn­ya. ”Saya ingin membuktika­n dan menerapkan model IDS ini pada studi kasus yang lainnya,” ucapnya.

 ?? FAJAR TUMANGGOR/JAWA POS ?? Bambang Setiawan
FAJAR TUMANGGOR/JAWA POS Bambang Setiawan

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia