Jawa Pos

Kenalkan Metode BSF untuk Olah Sampah Organik

-

SURABAYA, Jawa Pos – Warga Kampung Ondomohen Magersari V di Kelurahan Ketabang Kali mendapatka­n ilmu sekaligus peralatan mengenai pengolahan sampah. Yakni, pengolahan sampah menggunaka­n teknologi black soldier fly (BSF) atau larva lalat tentara hitam.

Raden Yuvita Rahman, assistant project manager dari Project Forward Eawag, menuturkan bahwa pengolahan sampah organik dengan BSF jauh lebih cepat ketimbang komposter. Bila dilakukan dengan benar, sampah tidak akan menimbulka­n bau. ”Larva berumur lima hari dicampur ke dalam boks yang berisi cacahan sampah organik. Dua hari sekali, larva diberi pakan dengan sampah organik tersebut,” katanya kemarin (9/3). ”Kalau umurnya 17 hari, sudah siap panen. Caranya, sampah organik diayak dari dalam boks. Nanti kita dapat larva sekaligus residu berupa kompos,” tuturnya.

”Larva yang dipanen itu pun bisa diolah lagi dengan cara dikeringka­n. Dengan begitu, larva kering bisa dikemas dan dijual untuk menambah nilai ekonomi keluarga,” paparnya.

Bram Dortmans sebagai project manager program tersebut menuturkan, pihaknya berfokus untuk mengurangi sampah langsung di sumbernya atau sampah habis sejak dari rumah. Itu bisa sangat cepat mengurangi sampah sampai 80 persen. Apalagi teknologi tersebut sangat sesuai dipraktikk­an di negara tropis seperti Indonesia. ”Sebab, larva hidup di suhu 28–30 Celsius dengan kelembapan 70 persen,” terangnya.

Sementara itu, Kepala DKRTH Surabaya Chalid Buhari mengungkap­kan, warga kampung Ondomohen menjadi sasaran pengenalan karena paling siap menerima ilmu tersebut. Apalagi kampung tersebut kerap menjadi jujukan pengolahan sampah organik. Misalnya, menjadi briket. Nanti praktik BSF itu diharapkan bisa ditularkan kepada warga kampung lainnya. ”Asal disiplin dan telaten, bisa dapat income tambahan. Limbah rumah tangga juga berkurang. Warga yang ternak lele dan mujair enggak usah beli pakan karena sudah bisa pakai larva. Jadi, manfaatnya memang banyak,” ujarnya.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? BANTUAN SWISS: Kepala DKRTH Chalid Buchari (kanan) bersama Camat Genteng Linda Novianti (tiga dari kanan) melihat larva.
DIPTA WAHYU/JAWA POS BANTUAN SWISS: Kepala DKRTH Chalid Buchari (kanan) bersama Camat Genteng Linda Novianti (tiga dari kanan) melihat larva.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia