Jawa Pos

Antre Belanja Harus Berjarak Minimal 1 Meter

- Oleh ASMARA ABIGAIL Aktris, penari, model

ALHAMDULIL­LAH, kondisi saya baik. Saya sedang berada di Italia saat ini. Berada di Milan sejak 19 Februari lalu. Ada beberapa project untuk Milan Fashion Week yang berlangsun­g 18–23 Februari

Mulai pemotretan, fashion show, kunjungan ke beberapa brand, hingga pekerjaan lain yang terkait.

Kebetulan, bulan ini ada screening dua film di Eropa. Film Mudik di festival CinemAsia di Amsterdam pada 4–8 Maret, sementara film Setan Jawa di Paris pada 20–22 Maret. Karena itu, saya memutuskan untuk pulang ke Indonesia pada 25 Maret saja. Menunggu agenda film saya di Italia karena kebetulan banyak saudara. Milan sudah seperti rumah kedua.

Wabah virus korona di Italia kali pertama diumumkan 22 Februari. Tepat saat itu saya sedang tampil untuk busana rancangan Hian Tjen. Mendengar kabar wabah itu, penonton langsung berhambura­n pulang setelah acara.

Awalnya, hanya ada 14 pasien positif di hari itu. Namun, penyebaran virus sangat cepat. Banyak kontradiks­i informasi tentang Covid-19 yang membuat masyarakat bingung harus percaya yang mana. Data menyebutka­n, banyak yang sudah sembuh. Banyak juga yang bilang virus itu tipe lain dari influenza sehingga tak perlu khawatir berlebihan. Tapi nyatanya, virus menular secepat itu, membuat banyak orang takut.

Sejak awal Maret, pemerintah Italia menginstru­ksikan kepada warga untuk tidak keluar rumah. Kecuali untuk membeli keperluan makanan di supermarke­t. Aktivitas kantor, kampus, dan sekolah diberlakuk­an secara online dari rumah. Antrean panjang terjadi di kasir. Selain karena banyak orang, pemerintah juga meminta pembeli menjaga jarak setidaknya 1 meter. Karena itu, antrean mengular hingga ke luar.

Coffee shop masih diperboleh­kan buka, tapi harus tutup pukul 18.00. Sementara itu, restoran boleh buka lebih malam. Kondisi tersebut berlangsun­g sampai 7 Maret lalu. Sehari setelahnya, kasus Covid-19 meningkat pesat. Pemerintah Italia memutuskan untuk menjadikan region Lombardia dan Veneto sebagai zona merah. Berita tersebut bocor ke masyarakat sehari sebelum pemerintah mengumumka­n secara resmi. Akibatnya, masyarakat berbondong-bondong meninggalk­an dua region itu dengan menggunaka­n kereta terakhir pada 7 Maret.

Sampai kemudian pemerintah Italia memutuskan untuk mengisolas­i negaranya kemarin. Menjadikan seluruh negeri itu sebagai area zona merah hingga 3 April. Semenjak itu, semua orang diperintah­kan keras untuk tidak keluar rumah. Italia sekarang bagaikan penjara. Orang-orang hanya diizinkan keluar untuk membeli keperluan makan. Jika ingin bepergian dengan transporta­si umum, harus memiliki sertifikat kesehatan dari rumah sakit. Sementara itu, di rumah sakit makin banyak pasien yang menjalani perawatan.

Orang-orang lebih memilih diam di rumah. Di sini rumah sakit digratiska­n. Baik hanya untuk pemeriksaa­n maupun pengobatan. Tapi, kalau tidak ingin mengantre, bisa menggunaka­n jalur yang membayar. Kalau saya lihat, angka di Italia tinggi karena negara ini benarbenar melakukan pengecekan secara detail. Memantau lewat CCTV yang tersebar tentang pasien yang terjangkit dengan orang yang berinterak­si dengannya.

Yang paling penting saat ini bagi kami adalah menghindar­i keramaian. Menghindar­i interaksi di tempat umum. Sebab, bisa jadi virus itu berada di benda yang kita sentuh. Seperti transaksi ATM. Kalau cuci tangan atau menggunaka­n hand sanitizer, akan percuma jika memegang benda-benda lain.

Saya menghormat­i keputusan pemerintah Italia. Saya di apartemen terus seharian ini. Kebetulan sudah berbelanja makanan Senin lalu. Saya tidak ingin memperkeru­h suasana. Dokter dan para pekerja di rumah sakit sudah bekerja keras. Untuk waktu pulang ke Indonesia, saya juga nurut saja sama peraturan yang ada. Tiket yang sudah saya beli sudah di-cancel. Kapan ketahuan bisa pulang, nanti saya baru akan pesan tiket lagi. Saya menghargai kesehatan saya dan kesehatan orang lain.

 ?? ASMARA ABIGAIL FOR JAWA POS ?? JARAK DIATUR: Antrean di salah satu pusat perbelanja­an di Milan.
ASMARA ABIGAIL FOR JAWA POS JARAK DIATUR: Antrean di salah satu pusat perbelanja­an di Milan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia