Sudah Ada Listrik, tapi Belum Dialiri Air
Sarana Flat PBI Dilengkapi agar Segera Siap Dihuni
SURABAYA, Jawa Pos – Secara administratif, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya telah menyerahkan Flat Pondok Benowo Indah (PBI) yang pembangunannya sudah rampung kepada dinas pengelolaan bangunan dan tanah (DPBT). Namun, flat tersebut belum bisa beroperasi. Sebab, sarana dan prasarananya masih perlu dilengkapi.
”Sudah kami serahkan ke DPBT beserta seluruh kunci unit hunian,” kata Kabid Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DPRKP CKTR Surabaya Adi Gunita. Dia mengatakan, pembangunan rusun PBI rampung awal 2020. Saat ini utilitas listrik sudah terpasang. ”Tinggal jaringan air yang belum. Menunggu realisasi pihak PDAM,” tuturnya.
Adi mengungkapkan, penambahan rusun tersebut bertujuan mencukupi kebutuhan hunian masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Saat ini jumlah antrean melebihi 7.000 pemohon. Seluruh rusun sudah terhuni. Termasuk dua rusun di kawasan Surabaya Barat. Yaitu, Romokalisari serta Banjarejo di Kecamatan Benowo.
Rusun teranyar di PBI, Kelurahan Babat Jerawat, Pakal, itu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. ”Prioritas untuk warga terdampak. Seperti korban gusuran dan bencana alam,” jelasnya.
Jika total antrean pemohon saat ini diamati, jumlah unit di hunian vertikal terbaru itu memang belum cukup memenuhi kebutuhan. Sebab, yang tersedia hanya 100 kamar.
Tahun ini DPRKP CKTR berupaya membangun lagi rusun serupa. Lokasinya berada di Kelurahan Sememi, Benowo. Rencananya, flat itu dibangun lima lantai dengan 20 unit kamar per lantai. Berdasar sistem layanan pengadaan secara elektronik (LPSE), anggaran yang dikucurkan sekitar Rp 24 miliar. ’’Pelaksanaannya ditargetkan akhir Maret ini,’’ ungkapnya.
Kepala DPBT Surabaya Maria Theresia Ekawati Rahayu menuturkan bahwa operasional rusun PBI telah dipersiapkan. Pihaknya melengkapi kebutuhan yang belum tersedia. Misalnya, tandon air. ’’Setelah semua siap, akan dioperasikan,’’ ujar Yayuk, sapaannya.
Dari pantauan, akses menuju rusun PBI masih berupa urukan tanah. Jalannya bergelombang. Tak hanya itu, pengunjung harus melewati tempat pembuangan sementara (TPS) lebih dulu. Banyak gerobak sampah yang keluar masuk. Itu dinilai kurang nyaman.