Melumpuhkan Sepak Bola Eropa
Infeksi virus korona membuat satu per satu kompetisi elite dan bergengsi di Eropa dalam beberapa hari terakhir harus menyerah dengan satu kesimpulan: penundaan.
SERIE A benar-benar jadi ”pelopor”. Setelah kompetisi kasta teratas di Italia itu diputuskan
break sampai 3 April mendatang, tadi malam (12/3) tiga kompetisi lain menyusul. La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa dihentikan untuk sementara karena pandemi Covid-19 yang semakin luas di Benua Biru.
Semua bermula ketika salah satu personel tim basket Real Madrid, Trey Thompkins, dinyatakan terjangkit Covid19 kemarin siang waktu setempat setelah menjalani tes medis. Kabar itu membuat Los Merengues mengaktifkan protokol korona untuk tim sepak bola dan basketnya. Sebab, mereka memang berlatih di tempat yang sama di Valdebebas.
”Sergio Ramos dkk sudah bersiap untuk memulai sesi latihan sebagai persiapan menghadapi Eibar (dalam jornada ke-28 La Liga, 14/3, Red) sebelum keputusan itu (karantina, Red) muncul,” tulis Marca.
Info tersebut kemudian sampai ke RFEF (PSSI-nya Spanyol). Keputusan pun dibuat. Yakni, menunda seluruh pertandingan pada jornada ke-28 akhir pekan ini dan jornada ke-29 pekan depan. Penundaan tidak hanya berlaku di La Liga. Segunda Division menerapkan kebijakan serupa.
Sesuai prosedur karantina, dibutuhkan waktu 15 hari bagi pemain Real untuk stop dari aktivitas di lapangan hijau. Hal itu tentu saja memiliki efek domino terhadap agenda Los Merengues di kompetisi Eropa. Pada pertengahan pekan depan (18/3), Real menghadapi Manchester City dalam second
leg babak 16 besar Liga Champions di Etihad Stadium. Artinya, laga tersebut sulit terealisasi karena Ramos dkk masih dikarantina.
Hal itulah yang diduga sebagai pertimbangan UEFA untuk menunda Liga Champions.
Apalagi, Juventus yang juga diagendakan bertanding pekan depan melawan Olympique Lyon di Allianz Stadium (18/3) berada dalam situasi yang lebih pelik. Bek tim itu, Daniele Rugani, positif Covid-19.
”Seiring pandemi korona menyebar makin luas, UEFA mau tidak mau harus bersinergi dengan keputusan pemerintah dari federasi anggotanya yang terdampak,”
tulis Mundo Deportivo.
Kebijakan UEFA yang terkesan memaksakan laga tetap berlangsung dengan kondisi tanpa penonton bukan solusi. Lihat saja kasus AS Roma yang tidak bisa bertanding melawan Sevilla di Spanyol dalam first leg babak 16 besar Liga Europa karena tidak mendapatkan izin terbang dari Italia maupun izin mendarat dari otoritas Negeri Matador. ”Menyikapi perkembangan persebaran Covid-19 di berbagai negara Eropa, kami akan mengadakan pertemuan dengan 55 federasi anggota, perwakilan Asosiasi Klub Eropa (ECA) dan European League, maupun perwakilan dari FIFPro untuk melakukan pertemuan Selasa pekan depan (17/3, Red),” tulis Daily Mail.
”(Pertemuan nanti, Red) juga membahas (kejelasan, Red) Euro 2020 (seiring berlangsung di 12 negara, Red),” imbuh UEFA. Euro tahuninidiagendakanberlangsung 13 Juni sampai 13 Juli mendatang.
Langkah yang diambil UEFA juga menjadi pertimbangan La Liga dalam melanjutkan kompetisi atau bakal ada skenario lain. ”Kami akan mempertimbangkan semua skenario dalam keputusan yang akan dibuat pada pertemuan 25 Maret mendatang. Kami intens berkomunikasi dengan UEFA maupunfederasinegaralainkarena semua keputusan harus melalui persetujuan UEFA,” ucap Presiden La Liga Luis Rubiales.