Jadi Lebih Praktis dengan QRIS
SURABAYA, Jawa Pos – Masyarakat mulai menggunakan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) sejak 1 Januari lalu. Seiring berjalannya waktu, jumlah merchant yang masuk komunitas pengguna QRIS semakin banyak. Ada yang menggunakan QR code milik aplikasi financial technology (fintech). Ada pula yang dari aplikasi mobile banking milik perbankan.
Dengan QRIS, transaksi menjadi jauh lebih praktis. Konsumen tinggal memindai QR code yang bisa digunakan berbagai aplikasi. Baik milik fintech maupun perbankan. ’’Sekarang ini banyak sekali merchant yang antre karena semakin banyak konsumen yang pakai QR,’’ kata Kepala Grup Sistem Pembayaran, Pengedaran Uang Rupiah, dan Layanan Administrasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur (BI Jatim) Imam Subarkah beberapa waktu lalu.
Sistem QRIS juga melibatkan 28 Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP). Mereka terdiri atas 19 bank dan 9 perusahaan nonbank. Imam mengungkapkan, bukan hanya merchant ritel dan rumah ibadah yang menjadi target QRIS. ’’Sekolah dan pesantren akan kami sasar agar mereka bisa bayar SPP pakai QR code. Lalu, kios-kios di pasar modern dan tradisional sampai tukang cukur akan kami sasar juga,” ungkapnya.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran, Pengedaran Uang Rupiah, dan Elektronifikasi BI Jatim Abrar menambahkan bahwa korporasi dan perkumpulan pengusaha juga menjadi sasaran QRIS. ’’Kami bekerja sama dengan Grup Ciputra dan Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) dan pihak-pihak lainnya yang dapat membantu kami menyosialisasikan QRIS ini,” tuturnya belum lama ini.
QRIS, menurut Abrar, juga membuat transaksi di pasar tradisional makin simpel karena tidak perlu lagi menggunakan uang tunai. Cukup memindai barcode, uang mengalir ke rekening pedagang. Direktur IT, Operation, & Digital Banking PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Achmad Syafii mengklaim pihaknya sebagai PJSP pertama yang mengimplementasi QRIS.
Group Head Digital Banking Sales and Partnership BSM Riko Wardhana menyampaikan, pihaknya sudah memiliki lebih dari 3.000 merchant. ’’Merchant komersial dan masjid,” jelasnya.
Terpisah, CEO Dana Vincent Iswara mengatakan bahwa QRIS akan membuat ekonomi digital populer sekaligus membangun sinergi antara PJSP bank/nonbank dengan pemerintah. Menurut Vincent, QRIS merupakan jembatan untuk mengedukasi masyarakat tentang konsep dompet digital pada setiap transaksi. ’’QRIS berperan signifikan dalam mengakselerasi kelancaran bertransaksi nontunai digital,” ucapnya.
Sementara itu, PT Visionet Internasional (OVO) terus meningkatkan ekspansinya di sektor pelayanan publik. Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan, instansi pemerintah seperti Polda Jatim dan Polda Jateng sudah menerapkan pembayaran SIM dan SKCK dengan OVO.