Jawa Pos

Jatim Waspada Persebaran DBD

1.766 Kasus pada Januari–Maret, 15 Orang Meninggal

-

SURABAYA, Jawa Pos – Publik boleh jadi tengah heboh dengan persebaran virus korona (Covid-19). Namun, ada endemi lain yang juga patut diwaspadai, yakni demam berdarah dengue (DBD).

Di Jatim, persebaran DBD cukup mengkhawat­irkan. Tak hanya itu, jumlah penderita penyakit tersebut meningkat tajam hingga 47 persen jika dibandingk­an dengan tahun lalu.

Karena itu, Gubernur Khofifah sudah menginstru­ksi jajarannya untuk memberikan atensi serius terhadap fenomena itu. ”Perhatian masyarakat tertuju pada virus korona. Padahal, DBD patut diwaspadai. Harus ada langkah antisipasi, jangan disepeleka­n,” ucapnya kemarin.

Tak salah jika orang nomor satu di Jatim tersebut memberikan atensi besar. Sebab, persebaran DBD meluas dan sudah merambah di 37 kabupaten/kota di Jatim. Artinya, hanya satu daerah yang belum ditemukan kasus DBD.

Temuan kasus DBD selama 2020 juga melonjak. Selama Januari–Maret, total sudah ada 1.766 kasus. Sebanyak 15 penderita meninggal. Sementara itu, pada Januari–Maret 2019, ditemukan ada 1.114 kasus.

Dari seluruh kasus yang terjadi, temuan terbanyak terjadi di Kabupaten Malang dengan jumlah 218 penderita. Disusul, Pacitan (208 orang) dan Trenggalek (166 orang) (selengkapn­ya lihat grafis).

Lonjakan itu terjadi selama sebulan terakhir. Misalnya, di Tulungagun­g. Kenaikan jumlah kasus DBD terjadi sejak Februari. ”Dari Januari ke Februari ini, ada peningkata­n kasus. Untuk itu, harus tetap waspada, terlebih musim hujan seperti saat ini,” jelas Kasi Pengendali­an Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagun­g Didik Eka.

Karena itu, Khofifah sudah menginstru­ksi dinas kesehatan (dinkes) untuk memaksimal­kan upaya pencegahan. Ada beberapa langkah yang sudah dilakukan. ”Terutama memaksimal­kan pemberanta­san sarang nyamuk (PSN) 3M. Mulai menguras bak mandi, menutup penampunga­n air, hingga mengubur atau mendaur ulang barang bekas,” kata Khofifah.

Mantan menteri sosial itu mengajak semua elemen masyarakat untuk kerja bersama. Pemerintah tidak bisa mencegah penyebaran wabah penyakit secara sendiri. ”Salah satunya, kepedulian bersama menjaga kebersihan dan pemberanta­san sarang nyamuk,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Jatim Herlin Ferliana menyebutka­n, antisipasi DBD mulai bergulir. Salah satunya, instansiny­a mengoptima­lkan penatalaks­anaan kasus DBD pada fasilitas pelayanan kesehatan (faskes). ”Termasuk pemantauan kasus DBD di daerah, mengecek kesiapan petugas, serta sarana dan prasarana logistik,” katanya.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk melakukan gerakan pemberanta­san sarang nyamuk rutin. Paling tidak, satu kali dalam seminggu. Langkah tersebut termasuk upaya pencegahan yang paling efektif.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia