Kodiklatal Lantik 600 Prajurit Anyar
SURABAYA, Jawa Pos – Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Laut (Kodiklatal) kembali melantik prajuritnya. Sebanyak 600 siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI-AL angkatan ke-39 gelombang kedua tahun ini dikukuhkan menjadi prajurit. Pelantikan berlangsung di Lapangan
Laut Maluku, Kesatrian Bumimoro, Kodiklatal, kemarin (12/3). Prosesi itu menyusul pelantikan 212 siswa Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) TNI-AL yang telah mengambil sumpah prajurit pada Senin (9/3).
Kemeriahan mewarnai rangkaian pelantikan tersebut. Para prajurit saling adu keterampilan. Mulai bongkar pasang senjata dengan mata tertutup, bela diri militer, hingga senam balok dan perahu karet. Lalu, ada atraksi halang rintang. Ratusan prajurit berlari serta melompat-lompat dengan lincah di atas balok dan perahu karet. Senjata laras panjang selalu tergenggam erat pada kedua tangan mereka
Sesekali, tubuh mereka berguling dan merayap cepat di atas rerumputan. Komando pun hanya diberikan melalui bahasa isyarat seperti layaknya prajurit yang tengah bertugas di medan tempur.
Ya, halang rintang merupakan suatu gambaran TNI-AL melaksanakan tugas di garis depan pertempuran. Mulai melakukan pengintaian, membebaskan sandera, hingga melumpuhkan lawan. Semua itu harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan terukur.
Dankodiklatal Laksamana Muda TNI Nurhidayat menuturkan, seluruh prajurit harus mampu menjalankan tugas. Karena itu, berbagai pelatihan diberikan selama pendidikan. Mulai strategi pertempuran, bela diri militer, ketahanan fisik, sampai intelektualitas. Semua rintangan tersebut telah berhasil mereka kuasai. Misalnya, yang terlihat dari capaian seluruh prajurit selama menempuh pendidikan. Kebanyakan nilainya di atas rata-rata.
’’Saya merasa ada yang berbeda dengan pelantikan saat ini. Selain jumlah prajurit yang jauh lebih banyak, mereka semua juga lulus dengan hasil yang memuaskan. Semua rintangan bisa mereka lalui bersama-sama,’’ ujarnya. Di antara ratusan peserta didik, Prada M. Adi Nugroho berhasil menjadi yang terbaik.
Nurhidayat menyatakan, prestasi yang diraih bukanlah akhir perjuangan. Melainkan sebaliknya. Karena itu, Nurhidayat berpesan agar seluruh prajurit TNI-AL terus semangat, disiplin, dan konsisten dalam menjalankan tugas. Sebab, tugas di lapangan ternyata jauh lebih berat jika dibandingkan saat pendidikan.
Dia juga berharap jumlah prajurit TNI-AL terus meningkat. Tahun depan, lanjut Nurhidayat, pihaknya menargetkan bisa merekrut seribu pasukan. Dengan jumlah tersebut, ketahanan TNIAL makin baik.
Pelantikan diakhiri menyanyikan lagu Bagimu Negeri dan meneriakkan yel-yel prajurit. Lalu, dilanjutkan dengan berjoget bersama. Bukan cuma histeria dan kegembiraan yang tampak dari rangkaian prosesi tersebut.
Rasa haru mendominasi akhir acara. Isak tangis mewarnai pertemuan prajurit dengan anggota keluarga masing-masing.
Misalnya, yang dialami Mardiana. Perempuan 47 tahun itu sudah lima bulan tidak bertemu dengan anaknya yang mengikuti pelatihan di Kodiklatal, Muhammad Tunggul Alvana. Warga Palembang tersebut merasa bangga sang anak bisa menjadi prajurit TNI-AL. Sebab, menjadi prajurit TNI adalah cita-cita sang anak.
’’Sudah lima kali dia nggak lulus tes masuk. Namun, Tunggul tak lantas putus asa. Dia tetap semangat. Setelah tes keenam, dia akhirnya lulus,’’ ucapnya, lantas memeluk dan mencium pipi Tunggul.