Paman Tewas Dilinggis Keponakan
Emosional Hanya gara-gara Masalah Bersih-Bersih Got
SIDOARJO, Jawa Pos – Amarah menjebloskan Hamzah ke penjara. Emosional sesaat hanya garagara tumpukan tanah bekas bersih-bersih got, lelaki 45 tahun itu tega membunuh pamannya, Imam Achmadi alias Mamuk. Pria 55 tahun tersebut dikepruk linggis dan cangkul. Dia tewas.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.00 kemarin (12/3). Pagi itu Mamuk diminta ketua RT setempat untuk membersihkan saluran air di mulut Gang II Magersari. Tujuannya, mencegah banjir. Saat itulah Hamzah datang. Dia melihat galian tanah itu ditumpuk di atas saluran. Padahal, lokasi tersebut biasanya ditempatinya untuk berjualan es degan.
Hamzah marah. Sebab, dia khawatir tidak bisa berdagang. ’’Kenapa bersih-bersih saluran kok saya tidak dikasih tahu,’’ tutur Saptono, saksi mata, menirukan ucapan Hamzah kepada Mamuk.
Mereka pun cekcok. Saptono saat itu menjaga parkiran di Laboratorium Klinik Ultra Medika. Dia mengira keduanya cuma adu mulut biasa. Saptono kaget saat tiba-tiba Hamzah menyerang Mamuk yang tak lain adalah pamannya. Lebihlebih, Mamuk dipukul dengan linggis dan cangkul. Gagang cangkul bahkan sampai lepas.
’’Kejadiannya cepat sekali,’’ ujar Saptono.
Tahu-tahu dia melihat Mamuk tersungkur. Saptono cepat-cepat mendekat. Darah korban berceceran. Warga lain pun berdatangan. Mereka melihat Mamuk sudah tidak tertolong. Hamzah memilih pulang. Keluarga menyusul
Hamzah emosi melihat tanah bekas bersih-bersih di tempatnya berjualan. Hamzah tersinggung karena tidak diberi tahu. Mereka cekcok. pelaku ke rumahnya, sekitar 500 meter dari lokasi.
Setiba di lokasi lagi, Hamzah cuma terdiam. Dia sempat merokok.
Hamzah menggambil linggis dan cangkul untuk menganiaya Mamuk. Korban tersungkur, darah berlumuran di kepala. Dia akhirnya meninggal. Hamzah pulang, lalu kembali ke lokasi.
Dia dibawa petugas tanpa perlawanan. Anggota polsek kota kemudian menangkapnya. ’’Pelaku diamankan tanpa perlawanan, dibawa ke polresta,’’ kata Kapolsek
Kota Kompol Supiyan di lokasi.
Jenazah korban yang seharihari bekerja sebagai mekanik panggilan langsung dilarikan ke RS Pusdikgasum Porong. ’’Dipukul di leher belakang kanan,’’ kata Supiyan. Cangkul dan linggis disita sebagai barang bukti.
Menurut Anang Dwi Wiratno, tetangga korban di RT 1, RW 2, Magersari, sehari-hari korban dan pelaku tidak tampak punya masalah. ’’Tidak pernah kelihatan berantem,’’ ujar Anang. Apalagi, rumah keduanya satu RT. ’’Saudara juga. Saya juga heran. Kok bisa sampai begitu,’’ tuturnya.