Jawa Pos

Warga Delta Ingin Bupati yang Mampu Pecahkan Masalah

Survei ITS dan JTV tentang Sosok Pemimpin Sidoarjo Mendatang

-

SURABAYA, Jawa Pos – Kota Delta tengah menghadapi beragam masalah kompleks. Tim ITS bersama Pusat Riset Pilkada JTV memetakan berbagai persoalan itu sekaligus menggali keinginan warga tentang siapa bupati baru yang diharapkan mampu mengatasin­ya. Momentumny­a adalah Pilkada Sidoarjo 23 September 2020.

Pemetaan itu dirilis bersama oleh JTV dan tim ITS di kantor JTV kemarin (12/3). Tenaga ahli Tim Survei ITS untuk Pilkada di Jatim Agnes Tuti Rumiati menyebutka­n, responden survei terdiri atas 360 orang. Mereka tersebar di 18 kecamatan yang dibagi menjadi empat wilayah. Timur, barat, selatan, dan utara. Usia responden beragam. Termasuk, latar belakang pekerjaan dan pendidikan dibagi menurut beberapa kelompok. Survei dilakukan 1 hingga 10 Maret 2020.

Dalam survei itu, tim ITS memetakan masalah Sidoarjo dari kategori sangat berat, berat, sedang, ringan, dan sangat ringan. Masalah prioritasn­ya adalah bidang pendidikan, infrastruk­tur, kesehatan, transporta­si, ekonomi, sosial, sampai lingkungan. ”Masalah yang dihadapi Sidoarjo itu menjadi acuan siapa yang akan dipilih,” terang Agnes.

Figur seperti apa yang akan dipilih? Responden menyatakan paling ingin bupati yang jujur dan tidak korupsi. Kemudian, mampu mengatasi masalah ekonomi, pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan sosial. Selain itu, bertanggun­g jawab dan menepati janji. Latar belakang ketokohan, agama, gender, ormas, partai, serta penampilan fisik menjadi pertimbang­an berikutnya.

Dalam survei pertama tersebut, sembilan nama muncul berdasar sisi pengenalan (popularita­s) dan keterpilih­an (elektabili­tas). Mereka adalah Nur Ahmad Syaifuddin, Ahmad Muhdlor Ali,

Kelana Aprilianto, Bambang Haryo Soekartono, Ahmad Amir Aslichin, M. Bahrul Amig, Sullamul Hadi Nurmawan, Khoirul

Anam, dan Agung Sudiyono.

Aspek popularita­s, misalnya. Nur Ahmad yang saat ini menjabat Plt bupati Sidoarjo disebut paling dikenal responden. Berikutnya Muhdlor Ali. Lalu, Kelana Aprilianto. Menyusul figur-figur lain. Namun, sisi elektabili­tas berbeda. Dari survei itu juga, yang paling dipilih responden yang mengenal figur-figur itu adalah Muhdlor Ali, Nur Ahmad, dan Sullamul Hadi Nurmawan. Baru menyusul figur-figur lain.

Namun, sebagian besar responden justru menyatakan belum menentukan pilihan. Angkanya 46 sampai 73 persen. Masyarakat masih ingin tahu program-program para calon seperti apa. ”Figur-figur itu butuh energi dan waktu lebih banyak untuk mencapai keterpilih­an,” tambah Agnes yang juga pakar statistik ITS tersebut.

Ditanya soal independen­si survei, Kepala Pusat Kajian Potensi Daerah dan Pemberdaya­an Masyarakat (PDPM) ITS Sutikno memastikan tim survei ITS bukanlah konsultan calon. ”Survei ini kontribusi kami buat masyarakat biar tidak memilih kucing dalam karung,” katanya. Independen­si survei ITS benarbenar dijaga. Setiap surveyor selalu dipesan agar tidak disusupi kepentinga­n calon.

Survei kali ini baru pertama. Tim ITS akan melakukan survei dua kali lagi. Survei kedua menyangkut, antara lain, peluang calon dengan pasanganny­a. Survei ketiga akan semakin tajam, menyangkut siapa calon yang paling berpeluang menang.

Pemred JTV Abdul Rokhim menyatakan, hasil riset tim ITS tersebut diharapkan menjadi acuan dan masukan dalam menentukan kebijakan publik. Hajatan pilkada juga bisa menjadi milik masyarakat luas. ”Tidak elitis,” tegasnya.

AGNES TUTI RUMIATI Tenaga ahli Tim Survei ITS untuk Pilkada di Jatim

SUTIKNO

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia