Tiga Warga ODP, Satu Sudah Normal
Ramai-Ramai Kampanye Perilaku Hidup Sehat untuk Tangkal Korona
GRESIK, Jawa Pos – Sejauh ini terdapat tiga warga Gresik yang ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) coronavirus disease (Covid-19) oleh dinas kesehatan (dinkes) setempat. Salah seorang sudah dinyatakan sehat dan kembali pulang. Dua ODP lain masih harus menjalani isolasi.
ODP yang dinyatakan sehat sudah diperbolehkan pulang Selasa (10/3). Hasil uji laboratorium untuk pasien berjenis kelamin perempuan itu menunjukkan negatif Covid-19. Lalu,
ODP kedua berjenis kelamin laki-laki dengan usia 51 tahun. Saat ini dia masih dirawat di salah satu rumah sakit di Gresik.
ODP ketiga juga berjenis kelamin perempuan. Usianya 58 tahun. Yang bersangkutan baru ditetapkan sebagai ODP oleh dinkes kemarin (13/3). Dia baru pulang dari luar negeri. ”Kondisinya batuk, pilek, tapi tidak panas. Sudah dirontgen. Hasilnya baik. Tapi, sesuai prosedur, tindakan tetap dilakukan,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik dr Ummi Khoiroh.
Sebelumnya, Kepala Dinkes Gresik drg Syaifuddin Ghozali berharap masyarakat tidak panik berlebihan walaupun tetap waspada dengan menjaga perilaku hidup sehat. Sejauh ini tidak ada warga Gresik yang dinyatakan suspect maupun positif Covid-19.
Pemkab Gresik memang serius untuk intensif melakukan antisipasi dan sosialisasi pencegahan Covid-19. Dalam acara sosialisasi itu, juga hadir para kepala desa, camat, kepala sekolah, jajaran puskesmas, hingga pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD). Bupati Sambari Halim Radianto pun memerintahkan langsung para pemimpin instansi untuk getok tular tentang pencegahan Covid-19 hingga lapisan paling bawah.
Sementara itu, sejumlah kalangan juga terus mengampanyekan perilaku hidup sehat di tengah fenomena global Covid-19. SD Muhammadiyah 2 GKB, Gresik, misalnya. Kemarin (13/3) ratusan siswa-siswi berkumpul di lapangan sekolah sambil menenteng gelas. Rupanya, mereka sedang mengantre untuk minum jamu ”antikorona” bersama-sama.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka pekan korona yang dihelat sejak Senin lalu (9/3). Bekerja sama dengan Puskesmas Sukomulyo dan RS Petrokimia Gresik, sekolah itu membahas tuntas wabah dari
Kota Wuhan, Tiongkok, tersebut. ”Sebagai wujud edukasi kepada siswa untuk menciptakan kultur sehat di mana pun, khususnya menyikapi wabah korona,” jelas Kepala SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik M. Nor Qomari.
Edukasi itu menjelaskan asal virus tersebut, cara mencegahnya, hingga penanganan yang bisa dilakukan. Penyampaiannya pun dilakukan dengan riang gembira. Mulai lewat drama teatrikal, gerakan cuci tangan bersama, hingga penggunaan aplikasi TikTok sebagai media komunikasi. Tujuannya, berbagai cara hidup sehat lebih mudah tersampaikan. ”Termasuk, minum jamu bersama ini untuk meningkatkan imunitas tubuh,” paparnya.
Nor menyatakan, minum jamu akan menjadi kegiatan rutin di sekolahnya.”Selainmenyehatkan,juga dalamrangkamelestarikanminuman asli Indonesia,” ungkapnya.
Direktur RS Muhammadiyah Gresik dr Imam Suyuthi yang hadir dalam kegiatan tersebut menambahkan, pencegahan secara umum tentu dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat. Yakni, menjaga pola makan, cukup istirahat, dan berolahraga teratur. Yang tidak kalah penting adalah membiasakan cuci tangan setelah beraktivitas. ”Apalagi, kegiatan para siswa sangat beragam,” ujarnya.
Soal konsumsi jamu, Imam menyebutkan, ada beberapa penelitian medis yang menjelaskan bahwa jamu memang dapat mencegah menyebarnya berbagai penyakit, termasuk virus. ”Karena meningkatkan imunitas, kekebalan tubuh,” jelas dia.
Umumnya, lanjut dia, berbagai virus akan makin mudah menyerang seseorang ketika kondisi tubuh lemah. Karena itu, penting sekali menjaga kondisi tubuh. Dia juga mengimbau masyarakat umum untuk tidak ragu memeriksakan diri kalau sakit. Terutama ketika muncul gejala-gejala yang menyerupai indikasi korona. Di antaranya, sesak napas dan demam berkelanjutan. ”Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, tidak perlu panik berlebihan,” pungkasnya.