Zona 1 Jadi Ajang Trek-trekan
Kecamatan Bakal Pasang Barier di JLLT
SURABAYA, Jawa Pos – Pembangunan jalan lingkar luar timur (JLLT) di Kelurahan Kedung Cowek, Bulak, telah rampung. Namun, akses sepanjang 850 meter tersebut belum tersambung. Lokasi itu menjadi tempat berkumpul remaja. Sayang, kegiatannya menjurus negatif. Mulai pacaran hingga trek-trekan.
Pemkot Surabaya telah menuntaskan pembangunan dua titik JLLT. Zona 1 berada di Kedung Cowek sepanjang 850 meter. Sementara itu, zona 2 ada di Kelurahan Dukuh Sutorejo dengan panjang 450 meter.
Meski telah rampung, dua titik tersebut belum difungsikan untuk umum. Di zona 2 pengawasan akses itu lebih gampang karena berada di kompleks Perumahan Pakuwon City.
Zona 1 berbeda. Meskipun belum difungsikan sebagai jalan umum, jalur tersebut sudah ramai. Banyak gerombolan anak muda yang nongkrong. Terutama saat sore hingga malam.
Ada yang sekadar duduk-duduk santai sambil bercengkerama. Ada pula yang berpacaran. Jalan yang masih mulus pun dimanfaatkan. Mereka menggunakannya untuk berlatih freestyle hingga adu kecepatan motor.
Misalnya, kemarin (13/3) tampak beberapa kelompok asyik nyangkruk di sana. Ada pula yang pasang posisi untuk adu cepat. Lokasi yang jauh dari permukiman membuat para remaja tersebut bebas melakukan aktivitas.
Apalagi, sudah tidak ada pagar yang menutupi jalur itu. Sebelumnya, terpasang kayu dan batu beton. Tujuannya, tidak ada yang masuk dan memanfaatkan jalan. Hanya pekerja dan petugas dari Pemkot Surabaya yang masuk untuk memperbaiki jalan atau membangun akses menuju lapangan tembak.
Kapolsek Kenjeran Kompol Esti Setija Oetami mengatakan, pihaknya sudah sering melakukan pemantauan di kawasan itu. Saban hari ada petugas yang berpatroli. Mereka memastikan situasi di kawasan itu tetap kondusif.
Namun, lanjut dia, sampai saat ini belum ada temuan yang didapatkan. Petugas patroli itu pun sebatas melakukan penghalauan. ’’Belum ada indikasi mereka membawa senjata tajam, miras, atau narkoba,” katanya.
Dia menambahkan, petugas gabungan yang berpatroli hanya membubarkan para remaja tersebut. ’’Kami minta mereka bubar dan pulang ke rumah masingmasing,” tuturnya.
Esti meminta warga berperan aktif. Tujuannya, mempersempit ruang gerak remaja yang biasa berkumpul. ’’Harapannya, anakanak tersebut tahu bahwa keberadaan mereka di sana memang tidak dikehendaki masyarakat sekitar,” ucapnya.
Camat Bulak Budi Hermanto mengatakan, setiap malam timnya juga sudah melakukan pemantauan. Kegiatan para remaja masih dinilai kondusif. Belum ada tindakan seperti tawuran atau kenakalan remaja lainnya. ’’Dari pantauan, trek-trekan belum kami temukan,” tuturnya.
Untuk pengamanan, pihaknya akan memberlakukan penutupan seperti di Jembatan Suroboyo. ’’Kami ingin ada bariernya nanti, jadi saat malam bisa ditutup,” jelas Budi.