Menciptakan SDM Unggul dengan C Ke-5
MENDIKBUD Nadiem Makarim telah menetapkan empat pokok kebijakan pendidikan Merdeka Belajar. Salah satu pokok kebijakan tersebut mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Keputusan tersebut dipertegas lagi dengan SE No 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan RPP 1 halaman.
RPP 1 halaman tersebut terdiri atas tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Seminar Guru Penggerak 4.0 pada 6 Maret lalu memberikan penguatan RPP dalam action plan berbasis computational thinking (CT) atau pemikiran komputasional. Pengembangan kegiatan pembelajaran dalam CT sangat sistematis.
CT menjadi dasar lahirnya mata pelajaran TIK di Indonesia. Namun, dalam penerapanya, CT tidak terbatas pada mapel komputer/TIK, tetapi masuk mata pelajaran. Bahkan, lintas disiplin ilmu. Di era Menteri Nadiem, CT menjadi C yang ke-5. Namun, Menteri Nadiem lebih senang menyebutnya dengan computational logic. Jadi, selain 4C (critical thinking, communication, collaboration, creativity), terdapat C yang ke-5. Yakni, computational thinking atau computational logic yang tereduksi dalam mata pelajaran.
Pemikiran komputasional akan menjadi keterampilan dasar umat manusia abad ke-21 sebagaimana membaca, menulis, dan berhitung. Pemikiran komputasional adalah kunci memecahkan masalah. Mencapai apa yang tidak dapat dicapai manusia. Memahami kekuatan dan batas kemampuan inteligensi manusia dan teknologi. CT harus diintegrasikan dalam proses pembelajaran di sekolah untuk menyiapan peserta didik di era disrupsi 4.0.
CT seharusnya dikenalkan sejak dini di tingkat SD kelas atas. Penerapan CT dalam pembelajaran ada dalam PBL, inquiry, dan scientific. Syntax pembelajaran dengan CT dimulai dengan dekomposisi. Selanjutnya, ke pattern, abstrak, lalu menyusun algoritme. Terakhir, perbaikan.
Tujuan penyusunan action plan dengan metode CT ini relevan untuk semua jenjang. Kelas akan menjadi luar biasa. CT ini sangat simpel saat proses dekomposisi. Namun, di baliknya, peserta didik dilatih mencapai kemampuan C4. Khususnya bernalar dan berlogika. Sehingga mengaplikasikan pembelajaran HOTS (berpikir tingkat tinggi) dan tentu selanjutnya menuju C5. Ini merupakan very smart model.
Banyak orang yang mengibaratkan guru sebagai dalang. Dalang dikatakan hebat apabila mampu membuat penonton terhipnotis dengan suguhan lakon pewayangan. Guru yang hebat adalah mereka yang mampu menghidupkan dan menyegarkan kelas.
Kelas seperti panggung wayang. Guru harus mampu menghadirkan simfoni yang indah dalam kelas sehingga anak-anak terhipnotis dan akan mengikuti proses belajar dengan senang hati. Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.
Hal itu senada dengan ungkapan Ali bin Abi Tholib. Yakni, didiklah anak-anakmu sesuai dengan zaman. Maka, generasi z saat ini membutuhkan pembelajaran dengan action plan berbasis computational thinking.
Setiap rencana mempunyai tujuan. Gunakan rancangan pembelajaran yang terarah dengan unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa. Menciptakan kesan mendalam penuh makna. Menumbuhkembangkan keterampilan soft dan hard skills.
Aktivitas peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) mengarah pada pelatihan, peningkatan, dan penyederhanaan hidup seorang pendidik. Kurikulum harus disederhanakan dan beralih ke kompetensi. Inilah pemikiran baru Menteri Nadiem yang ingin menyederhanakan kurikulum dan meningkatkan kompetensi untuk menciptakan SDM unggul.
Upaya memajukan pendidikan ini terkait dengan Merdeka Belajar dan guru penggerak. Guru penggerak diharapkan mampu melakukan berbagai macam inovasi. Peran kepala sekolah penggerak sangat dibutuhkan sebagai motivator guru dalam menumbuhkan guru penggerak. Setiap sekolah harus diberi ruang inovasi. Guru penggerak ini diharapkan mengambil tindakan yang muaranya memberikan hal yang terbaik untuk peserta didik.
Jelas dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mewujudkan cita-cita indah membentuk jiwa-jiwa kepala sekolah dan guru penggerak ini. Indonesia di masa depan tidak membutuhkan anak-anak jago menghafal, tapi anak didik yang mampu berinovasi dan berkreasi.
*Koordinator Literasi SMPN 2 Wonoayu, Bendahara Komunitas GBL to SGM 2
Guru, dosen, pendidik, dan para profesional lain yang ingin mengeksplorasi gagasan dipersilakan mengirim tulisan lewat
educatorclub.jp@gmail.com