Jawa Pos

Gerakan Bersama Mengatasi Persebaran Covid-19

Semua Sektor Diminta Membuat Protokol dan Mematuhiny­a

-

SURABAYA, Jawa Pos – Protokol atau prosedur menghadapi virus korona diterapkan hampir di semua sektor. Kepatuhan pada protokol tersebut menjadi salah satu kunci untuk menghentik­an persebaran virus yang kali pertama ditemukan di Wuhan, Tiongkok, itu.

Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Re-emerging RSUD dr Soetomo dr Soedarsono SpP(K) menyebutka­n, salah satu kunci sukses Tiongkok dalam menekan penderita baru Covid-19 adalah kesadaran bersama untuk mencegah penularan virus tersebut. Pencegahan dilakukan dengan meningkatk­an kesadaran bersama untuk menjalanka­n perilaku hidup bersih dan sehat. Misalnya, warga yang sakit, batuk, dan pilek wajib memakai masker. Selain itu, hindari kerumunan dan hidup dengan asupan makanan yang tercukupi

J

”Tapi, kan masih ada yang menjalanka­n pola hidup kurang bersih, serampanga­n, sembaranga­n, batuksaken­ake,”ungkapSoed­arsono setelah memberikan ulasan tentang virus korona di Graha Sawunggali­ng lantai 6 kemarin siang (16/3).

Acara tersebut dihadiri lebih dari seratus orang atas undangan langsung dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i. Sebelum masuk gedung, pengunjung diminta untuk cuci tangan di wastafel di lantai 1. Di pintu masuk, ada petugas dengan thermal gun yang mengecek satu per satu suhu tubuh pengunjung. Ada petugas yang memberikan tetesan hand sanitizer. Bagi pengunjung yang belum memakai masker, disediakan masker gratis. Antrean pun tak terhindark­an karena prosedur tersebut.

Di depan lift, juga dipasang papan peringatan bahwa satu lift hanya untuk empat orang. Saat hendak masuk ke ruang pertemuan, ada pemberian hand sanitizer lagi. Undangan juga diberi suguhan minuman pokak yang dibuat dari rempah-rempah. Jarak antartempa­t duduk juga diatur agak berjauhan, yakni hampir 1 meter. Nyaris semua orang yang berada di ruangan tersebut menggunaka­n masker. Wali Kota Risma menggunaka­n masker N95.

Undangan yang hadir, antara lain, perwakilan TNI, polisi, serta pengelola pelabuhan, terminal, dan stasiun. Juga ada perwakilan operator transporta­si online hingga pengelola pusat perbelanja­an dan restoran.

Soedarsono juga menjelaska­n tata cara menggunaka­n masker dan isolasi diri di rumah. Masker yang digunakan harus memiliki lekukan kantong. Lekukan itu menghadap ke atas saat masker dipakai. Itu digunakan untuk menampung droplet atau percikan saat berbicara, batuk, atau bersin. Sedangkan isolasi diri diperuntuk­kan orang yang masuk kategori dalam pemantauan. Yakni, orangorang yang tak mengalami gejala apa pun seperti batuk, demam, hingga sesak napas tapi baru pulang dari negara yang terjangkit. Isolasi diri dilakukan selama 14 hari di rumah.

”Yang dilakukan di rumah itu punya ruangan sendiri. Kurangi interaksi, sering-sering cuci tangan, dan menjaga lingkungan­nya dengan masker,” tutur Soedarsono.

Risma menuturkan, pemkot berharap semua pihak ikut serta dalam pencegahan persebaran virus korona. Semua instansi dan sektor diminta untuk membuat protokol di tempat masing-masing. Risma mencontohk­an, di gedung pemkot yang sudah dipasang wastafel yang disertai sabun dan tisu. Ada pula hand sanitizer di tiap pintu masuk ruangan. Juga, penyemprot­an disinfekta­n di lingkungan kantor pemkot.

”Jangan sampai kota ini lockdown. Kalau terjadi, bisa terdampak semuanya,” ungkap Risma. Dia berharap semua pihak disiplin dalam menegakkan protokol di tiap sektor. hand sanitizer ruangan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia