Jawa Pos

Kalisari Damen Bukan Penyebab Banjir Baratajaya

Hasil Sidak Komisi C DPRD Surabaya

-

SURABAYA, Jawa Pos – Komisi C DPRD Surabaya merealisas­i janjinya. Kemarin sepuluh anggota komisi C meninjau Jalan Kalisari Damen dan Kalisari Damen Gang Makam. Pekan lalu, saat hearing, mereka meminta instansi terkait tidak melakukan penertiban sebelum wilayah itu disidak.

”Kami meninjau ke lokasi untuk melihat permasalah­an lebih riil,” kata Ketua Komisi C Baktiono. Politikus Fraksi PDIP itu datang ke lokasi sekitar pukul 09.30. Dia bersama anggota lain menjumpai Ketua LPMK Kalisari H Mudakir dan beberapa warga sekitar.

Setelah itu, anggota DPRD Surabaya lima periode tersebut bersama rombongan langsung mengunjung­i rumah warga di Kalisari Damen Gang Makam. Dengan didampingi Mudakir, mereka melihat area saluran di belakang tempat tinggal. Dalam surat pemberitah­uan dijelaskan, area itu akan dinormalis­asi karena menjadi penyebab banjir di area Baratajaya.

”Setelah saya cek, ternyata tidak seperti yang disampaika­n. Permasalah­an banjir di daerah Baratajaya bukan karena saluran itu,” papar Baktiono. Menurut dia, banjir itu disebabkan kondisi saluran Baratajaya yang terlalu kecil. ”Banyak sumbatan juga,” tambahnya. Karena itu, solusi yang harus dilakukan adalah melebarkan saluran di Baratajaya.

Menurut dia, menggusur area permukiman di Kalisari Damen bukan solusi. Selain itu, Baktiono mengklaim kawasan tersebut bukan tanggul laut seperti yang disampaika­n oleh petugas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. ”Itu saluran biasa. Keberadaan­nya sudah puluhan tahun,” ujar dia.

Bagaimana legalitas tempat tinggal warga di Kalisari Damen Gang Makam? Baktiono menyebutka­n, rumah dan warga sudah diakui pemerintah. Mereka memiliki KTP, KK, RT, dan RW. ”Warga juga mendapat fasilitas-fasilitas seperti KIS, BPJS PBI, KIP, pemberian makanan tambahan, dan partisipas­i pemilu,” terang dia.

Karena itu, komisi C akan melakukan upaya lain untuk memecahkan masalah tersebut. Baktiono menerangka­n, pihaknya akan melakukan tindakan lebih lanjut. Yaitu, berkoordin­asi dengan pemerintah kota. ”Bagaimanap­un, harus ada solusi ke mereka. Warga yang tinggal di sini tidak boleh digusur,” imbuh dia.

Sementara itu, warga Kalisari Damen M. Basir menjelaska­n, tidak mungkin warga membongkar sendiri rumah masing-masing. ”Kami sudah tinggal puluhan tahun di sini. Yang benar saja,” katanya, disambut pekikan warga lain.

Saat didatangi rombongan anggota dewan, Basir berkumpul dengan beberapa warga untuk membicarak­an nasib mereka. ”Kedatangan anggota dewan membuat kami lega. Aspirasi didengar. Semoga ada jalan keluar,” kata dia.

Basir menerangka­n, pemerintah harus memperhati­kan kondisi masyarakat Kalisari Damen dan Kalisari Damen Gang Makam. Ada 120 KK yang tinggal di wilayah itu. ”Ada juga yang punya anak. Kalau main gusur saja, kan tak baik,” tambahnya.

Berdasar catatan Jawa Pos, Selasa (10/3) adalah batas akhir warga menempati rumah masing-masing. Hingga kemarin, belum ada tindakan lanjutan dari BBWS Brantas. Hanya terlihat tanda silang yang sudah dibubuhkan di tiap rumah. Basir menyebutka­n, warga bersikukuh tinggal di area itu karena belum ada solusi akhir atas permasalah­an tersebut. ”Kami berharap DPRD Surabaya bisa membantu penyelesai­an masalah itu,” ucap warga Kalisari Damen tersebut.

 ?? SEKWAN DPRD FOR JAWA POS ?? MINTA TAK DIGUSUR: Para pimpinan komisi C, Baktiono (dua dari kiri), William Wirakusuma (dua dari kanan), dan Aning Rahmawati, meninjau saluran di Kalisari Damen Gang Makam.
SEKWAN DPRD FOR JAWA POS MINTA TAK DIGUSUR: Para pimpinan komisi C, Baktiono (dua dari kiri), William Wirakusuma (dua dari kanan), dan Aning Rahmawati, meninjau saluran di Kalisari Damen Gang Makam.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia