Terima Magang Siswa SMK Inklusi
Titik Winarti dan Karyawan Penyandang Disabilitas
SURABAYA, Jawa Pos – Enam orang tampak sedang bekerja di Galeri Tiara Handicraft, Jalan Sidosermo Indah. Mereka dibimbing Titik Winarti. Pengusaha yang bergerak di bidang fashion itu memiliki pegawai yang seluruhnya penyandang disabilitas. Dia menganggap aktivitas tersebut sebagai pengabdian untuk mengembangkan potensi difabel.
’’Kainnya nanti disambung dengan warna senada, ya,” kata Titik saat membimbing penyandang tunarungu Marcella Elleonora Cahyani menjahit, dalam bahasa isyarat.
Titik memulai usaha fashion pada 1995. Tahun berikutnya, permintaan semakin banyak. Dia pun mulai merekrut pegawai. Berawal dari mempekerjakan anak-anak yang putus sekolah, Titik mulai memberdayakan penyandang disabilitas. Dari sekitar 80 persen, lambat laun dia hanya mempekerjakan difabel. ’’Saya mikirnya, yang normal saja masih sulit dapat kerja. Apalagi penyandang disabilitas,” ujarnya.
Kini, Titik merambah dunia pendidikan. Banyak siswa SMK inklusi yang magang di tempatnya. Mereka tidak hanya berasal dari Surabaya. Ada pula yang datang dari luar kota hingga luar provinsi. Misalnya, Klaten dan Banjarnegara. Total ada lima siswa magang di tempat usaha Titik. Mereka diajari menjahit hingga membuat prakarya. ’’Kalau di sekolah, mungkin sekadar bisa. Tidak sampai maksimal dan detail. Saya ingin mereka juga bisa manajemennya,” papar ibu lima anak tersebut.
Titik membina para siswa yang merupakan penyandang tunarungu dan tunagrahita itu dengan telaten. Mulai menyambungkan kain perca, memilah warna yang senada, hingga menjadikannya produk seperti tas dan sarung bantal. Setelah membuat produk, mereka belajar tentang pemasaran. ’’Untuk pemasaran, dibantu anak saya juga,” ucap perempuan asli Surabaya itu.
Bagi Titik, membina penyandang disabilitas adalah pengabdian. Dia merasa senang jika ada siswa yang mahir membuat prakarya hingga menjadikannya usaha. Di samping itu, dia masih tetap mempekerjakan lima karyawan difabel.