Perlu Deteksi Tes Lebih Masif
Keputusan Presiden Jokowi untuk segera melakukan tes Covid-19 lebih masif dan cepat patut diapresiasi. Meski agak terlambat, langkah itu penting untuk segera membuat peta persebaran penyakit. Better late than never.
Salah satu keberhasilan Korea Selatan dalam menangani persebaran Covid-19 adalah deteksi yang masif dan cepat. Negeri Ginseng tersebut membuat skema dan test kit sendiri sedemikian rupa sehingga prosedurnya bisa sangat cepat. WargaKoreatakperluturundarimobiluntukmelakukan tes Covid-19. Dalam sehari, mereka bahkan bisa melakukan tes 15 ribu–25 ribu spesimen dengan hasil maksimal 24 jam. Karena itulah, Korsel bisa menekan kurva dengan cepat tanpa harus melakukan lockdown seperti Italia.
Sejak awal, tes memang menjadi kunci. Sebab, resep penanganan Covid-19 sederhana. Detect,
test, treat, isolate, and trace locating. Deteksi, lakukan tes, rawat, isolasi, dan melacak kontak. Tanpa hasil tes yang cepat dan masif, mustahil pula memetakan peta persebaran sehingga resep penanganan menjadi lebih rumit.
Negara-negara yang menerapkan uji positifnegatif korona dengan lambat menunjukkan perkembangan yang mengkhawatirkan. AS salah satu contohnya. Hingga kemarin, total baru 5 ribuyangdites.Hasilnya,negaraadidayaitukelimpungan dan satu per satu negara bagian melakukanlockdown dan wabah sudah kadung tersebar.
Sejauh ini, kemampuan tes Indonesia memang masih memprihatinkan. Orang yang merasa tidak enak badan dan ingin tes tak bisa segera melakukan tes. Harus melalui serangkaian prosedur seperti konseling, diberi vitamin, dan foto toraks sebelum akhirnya dilakukan swab.
Itu pula yang kemudian membuat banyak yang khawatir jika jumlah penderita sebenarnya jauh lebih banyak daripada yang terkonfirmasi. Sebab, memang tak semua penduduk bisa tes, sekalipun mereka ingin.
Selain itu, komitmen Presiden Jokowi untuk lebih serius melakukan mitigasi pandemi Covid-19 ini bisa menjadi titik tolak perbaikan dan peningkatan sistem kesehatan nasional. Kurangnya jumlah tenaga medis dan peralatan medis, termasuk APD (alat proteksi diri), adalah hal-hal yang makin membuat khawatir kesanggupan Indonesia menangani mitigasi pandemi Covid-19.
Meski penyakit ini tidak terlalu mematikan, kebanyakan korban yang meninggal adalah karena tidak mendapat perawatan medis yang semestinya. RS tentu kewalahan jika menghadapi lonjakan jumlah pasien dalam satu waktu. Senyampang jumlah penderita masih bisa diatasi oleh sistem kesehatan nasional kita, keinginan Presiden Jokowi untuk lebih serius bisa menjadi momentum titik balik kurva persebaran Covid-19 di Indonesia. Semoga wabah ini bisa segera berlalu dari Indonesia.