Jaringan Internet Jadi Kendala KBM Jarak Jauh
JAKARTA, Jawa Pos – Kebijakan belajar jarak jauh atau dari rumah belum berjalan mulus. Urusan akses internet jadi keluhan paling banyak. Hal tersebut disampaikan pengamat kebijakan publik Lina Miftahul Jannah. Menurut dia, kebijakan Kemendikbud supaya proses sekolah dan kuliah dijalankan di rumah secara online tidak berjalan efektif.
Bahkan, di kampus Universitas Indonesia (UI) tempat dia mengajar, banyak mahasiswa yang kesulitan akses internet untuk menjalankan perkuliahan jarak jauh berbasis online. Lina juga menyoroti proses belajar anakanak di rumah. ’’Saya sudah lapor ke ketua KPAI,’’ kata dia kemarin (19/3).
Laporan tersebut berkaitan dengan adanya guru yang semena-mena memberikan tugas ke anak-anak. Padahal, guru yang bersangkutan tidak mengajarkan materi kepada anak-anak. Menurut dia, belajar di rumah itu tidak berarti setiap hari siswa dikirimi tugas tanpa ada proses pengajaran.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan, belajar jarak jauh tidak hanya melalui aplikasi belajar online. Aplikasi WhatsApp pun dapat dimanfaatkan. ”Di sini memang baru terasa bahwa kita belum punya sistem online yang kredibel. Tapi, menurut saya, saat ini yang penting semua berjalan dulu,” ujarnya.
Bagi dia, yang utama saat ini bukan sekadar efektivitas belajar mengajar. Tapi, bagaimana menjaga siswa dari persebaran virus korona. Memastikan mereka aman di rumah dan tidak menganggap momen ini sebagai liburan. ”Guru juga dimohon agar tetap kerja dari rumah. Yang paling penting, kepala sekolah dan dinas punya SOP bahwa tetap ada pembelajaran,” ungkapnya.
Menyangkut penyelenggaraan ujian nasional (UN) SMA pada 30 Maret mendatang, Unifah menyarankan pemerintah daerah menunda. Menurut dia, Kemendikbud sudah memberikan kelonggaran adanya susulan. Itu bisa dimanfaatkan untuk tidak menciptakan keramaian dan berisiko penularan. Apalagi, UN sudah tidak lagi menjadi syarat kelulusan. Jadi, tak masalah jika diundur.
UNIFAH ROSYIDI