Jaga Jarak Aman Anda 1,5 Meter
Social Distancing Turunkan Risiko Penularan Virus Korona
SURABAYA, Jawa Pos – Selain rajin cuci tangan dan memakai masker, jaga jarak diyakini bisa menghambat persebaran virus korona. Tujuan jaga jarak adalah tidak mudah terkena droplet atau percikan saat ada orang bicara, batuk, atau bersin. Jaga jarak yang disarankan 1 meter hingga 1,5 meter.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun menegur saat anggota satuan tugas pematusan dari dinas pekerjaan umum bina marga dan pematusan datang ke dapur umum di balai kota kemarin sore (19/3). Kala itu Risma menuangkan wedang pokak ke dalam gelas dan diberikan kepada petugas tersebut
Mereka memang antre dengan tertib. Tapi, jarak mereka terlalu dekat.
’’Ayo, jaga jaraknya. Minimal sak mene lho,’’ ujar Risma sambil merentangkan kedua tangannya. Orang-orang tersebut awalnya agak kaget dengan teguran itu. Setelah ada pejabat lain yang menyampaikan suara lebih keras, akhirnya antrean diberi jarak 1 meter hingga 1,5 meter.
Bukan hanya itu, Risma juga memarahi para petugas yang minum wedang pokak dan makan telur rebus karena duduk berdekatan. Dengan menggunakan toa, Risma pun memerintah mereka agar jaga jarak. ’’Gak enek gunane kalau ngombe pokak tapi gak jaga jarak gitu,’’ kata Risma.
Mobil dinas Risma yang parkir di halaman kantor balai kota pun ikut ambil bagian. Mobil tersebut dipasangi pengeras suara. Ada rekaman suara Risma dari pelantang itu. Intinya adalah jaga jarak minimal 1 meter dan tidak bersalaman terlebih dahulu.
Jaga jarak memang menjadi salah satu cara untuk mencegah persebaran virus korona. Akademisi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo menerangkan, social distancing sangat berpengaruh dalam persebaran virus.
’’Sebaiknya social distancing atau menjaga jarak yang aman dilakukan 1,5 meter,’’ katanya saat ditemui seusai diskusi dengan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana di Kampus FKM Unair kemarin (19/3). Diskusi tersebut juga menerapkan jarak yang tak terlalu dekat satu sama lain.
Kekuatan social distancing punya dampak yang luar biasa. Perbandingannya satu orang tak menjaga jarak dengan orang lain berpotensi menularkan kepada 2–5 orang dalam lima hari. Sementara itu, dalam 30 hari bisa sampai 400 orang penularan tersebut.
Whisnu menuturkan, dari penjelasan tersebut, akan semakin banyak sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga jarak satu sama lain. Dia menyebutkan bahwa sudah ada yang sadar akan pentingnya jaga jarak. Tapi, banyak pula yang belum mengetahui dan memahami pentingnya social distancing tersebut. ’’Memang warga di bawah di kampung-kampung belum terasa,’’ jelas dia.
Lantaran menjadi kebiasaan baru, Whisnu meminta warga bisa menerimanya karena itu demi kebaikan bersama. Apabila mereka tak mematuhi, dampak penularan virus yang lebih besar akan menjadi-jadi. ’’Jangan tersinggung dengan menjaga jarak. Karena social distancing menjadi solusi hari ini,’’ kata Whisnu.
Penerapan jaga jarak itu sudah berlaku di sejumlah pelayanan publik di Pemkot Surabaya. Kelurahan Balas Klumprik, misalnya. Ada jarak 1,5 meter antara pekerja kelurahan dan warga yang mengurus administrasi. Jarak tersebut diberi garis dari isolasi merah. ’’Biasanya antara kami (pekerja kelurahan, Red) dan warga dekat banget. Warga bisa bersentuhan dengan meja. Sekarang nggak bisa,’’ terang Lurah Balas Klumprik Sri Heryanti Trisuwandani saat ditemui kemarin.
Semua pegawai kelurahan pun wajib mengenakan masker mulai jam pelayanan kelurahan buka hingga tutup. Hand sanitizer dan tempat cuci tangan juga tersedia. Warga yang datang ke kelurahan dengan kondisi kurang fit seperti flu atau batuk akan mendapat masker dari petugas kelurahan. Yanti menyatakan, Pemerintah
Kota Surabaya mengirimkan 10 dus masker kepada kelurahan. Sedus berisi 50 pcs masker. Jadi, total maskernya 500 pcs.
Pemkot Surabaya merampungkan website khusus bernama Lawan Covid-19. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya M. Fikser menjelaskan, website tersebut berisi banyak hal tentang penanganan virus korona. Bukan hanya soal self-assessment, melainkan juga berkaitan dengan penanganan dan rujukan. ’’Turut dicantumkan juga rute menuju rumah sakit rujukan,’’ jelas dia.
Pemkot merancang aplikasi tersebut untuk memastikan bahwa warga tetap bisa mengakses layanan publik pemkot. Dengan begitu, warga tetap bisa mendapatkan pelayanan publik yang dibutuhkan. Sebab, pemkot juga meminta warga tak datang ke kantor layanan publik. Semuanya sudah bisa dilayani secara online.
Pengguna aplikasi itu wajib mengisi identitas lengkap terlebih dahulu sesuai dengan pemilik akun. Sebab, hal tersebut akan berdampak pada fasilitas dan upaya penanganannya. ’’Jadi, kami berharap data identitas dan berbagai pertanyaan itu diisi dengan jujur dan benar. Lalu, kami juga tidak ingin ini disalahgunakan atau dimainkan,’’ lanjut Fikser.
Pemilik akun juga bisa memantau keberadaan ratusan wastafel yang tersebar di Surabaya untuk memperoleh hand sanitizer. ’’Jadi, aksesnya dekat, di posko mana saja kami kumpulkan. Kami memang mendetailkan aplikasi ini supaya bisa benar-benar bermanfaat bagi warga,’’ kata dia.
Website itu nanti menambah fitur peta persebaran Covid-19. Harapannya, masyarakat waspada dan mengantisipasi lokasi mana saja yang aman atau tidak. ’’Semacam di satu wilayah tertentu kami berani taruh apakah itu ODP, PDP, atau bahkan ada indikasi suspect. Tapi, kami rahasiakan itu semua, baik nama maupun alamat,’’ tegasnya.