Minta Warga Bahu-membahu Cukupi Kebutuhan Darah
MASA sepi pendonor sedang menerpa Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Surabaya. Pendonor harian tidak sampai setengah dari jumlah pada masa normal. Hal itu berimbas pada ketersediaan darah di penyimpanan.
Dari pantauan Jawa Pos di lokasi UTD kemarin siang, ruang tunggu pendonor tampak lengang. Hanya ada beberapa pendonor yang menyumbangkan darahnya. Sebanyak 14 bed yang disediakan juga tidak penuh. Banyak yang kosong. Padahal, di hari normal bisa terjadi antrean untuk mengisi bed-bed itu. Data hingga pukul 19.32, jumlah pendonor baru 152 orang
Jangan tersinggung dengan menjaga jarak. Karena social distancing menjadi solusi hari ini.”
WHISNU SAKTI BUANA Wakil Wali Kota Surabaya
PMI Surabaya pun membuka layanan 24 jam nonstop bagi pendonor. Upaya itu bertujuan untuk mengatasi stok darah yang menipis akibat menurunnya jumlah pendonor.
Kepala UTD PMI Kota Surabaya Budi Arifah menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan tiga sif untuk program tersebut. Ada 10 bed yang disiapkan untuk pendonor. ”Warga bisa datang sendiri maupun berkelompok,” terangnya. Untuk kelompok, bisa datang 5–10 orang.
Untuk mengetahui antrean, pendonor juga bisa menelepon lebih dulu ke nomor UDT PMI Kota Surabaya di 031-5313289. Petugas akan memberi tahu apakah posisi pendonor sedang kosong atau masih antre. Semuanya akan dilayani petugas.
Layanan donor darah tersebut dibuka 24 jam setelah jumlah pendonor terus turun akibat antisipasi masyarakat terhadap persebaran Covid-19. Sebelumnya, layanan donor hanya dibuka hingga pukul 21.00. ”Ini bagian upaya UTD PMI Kota Surabaya untuk menangani stok darah yang berkurang,” terangnya.
Budi memastikan donor darah di masa penanganan Covid-19 saat ini tetap aman. Sebab, yang dinyatakan bisa donor darah adalah pendonor yang sehat. Darah yang didonorkan juga akan diskrining. Dengan demikian, darah tersebut tetap aman bagi orang yang membutuhkan.
”Kami punya beberapa persyaratan,” jelasnya. Misalnya, pendonor yang memiliki suhu tubuh di atas 37 derajat Celsius akan diamankan. Petugas kesehatan juga akan mewawancarai riwayat pendonor. Termasuk menanyakan riwayat perjalanannya.
Wakil Ketua I PMI Kota Surabaya Tri Siswanto menjabarkan, stok darah saat ini menipis. Banyak instansi yang membatalkan kegiatan donor darah karena mencegah persebaran covid-19. ”Sekarang ini pendonor harian di UTD PMI tinggal 180 orang,” jelasnya. Padahal, biasanya pendonor harian rata-rata 450 orang.
Kondisi itu membuat permintaan darah dari beberapa daerah belum bisa dilayani. Sebab, kebutuhan di dalam kota sendiri belum tercukupi. Tri mencontohkan, saat ini permintaan darah dari PMI beberapa wilayah mencapai 1.200 kantong.
”Karena wilayah Madura, Kediri, Malang, dan beberapa wilayah lain biasanya meminta darah di UTD PMI Surabaya,” jelasnya. Namun, permintaan tersebut belum bisa dipenuhi. Beberapa hari lalu, dari Kediri bahkan ada yang datang langsung ke kantor karena butuh darah. Kekurangan juga sempat terjadi di Surabaya Barat. Karena sedang menjalani operasi, pasien membutuhkan darah.
Kekurangan stok darah tersebut merupakan multiply effect antisipasi persebaran Covid-19. Untuk itu, Tri berharap seluruh warga Surabaya mau bahumembahu mendonorkan darahnya. Dengan demikian, stok darah untuk penanganan medis tetap tercukupi. ”Kami harap pendonor bisa bertambah saat ini. Agar semuanya terbantu,” terangnya.