Urgensi Layanan Cyber Counseling
DUNIA pendidikan tidak luput dari imbas virus korona atau Covid -19. Orang tua khawatir anak terinfeksi. Guru-guru pun tidak kalah waswas. Untuk mencegah persebaran virus tersebut, Mendikbud Nadim Makarim mengimbau agar satuan pendidikan di seluruh daerah ikut mencegahnya. Siswa belajar di rumah selama 14 hari. Langkah Mendikbud ditindaklanjuti Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa. Siswa SMA/SMK dan PK-LK juga belajar di rumah pada 16–29 Maret.
Pembelajaran dilakukan dalam jaringan (daring). Ada banyak pilihan aplikasi pembelajaran daring. Dan, ada satu yang tidak kalah penting. Yaitu, layanan konseling online. Layanan konseling sangat memungkinkan berlangsung secara virtual. Tanpa pertemuan face-to-face.
Permendikbud No 111 Tahun 2014 pasal 7 ayat 4 menyebutkan, strategi layanan bimbingan dan konseling (BK) dilaksanakan melalui tatap muka atau media. Di sinilah guru BK dituntut berinovasi dengan memanfaatkan teknologi. Peran mereka penting.
Apalagi, situasinya seperti ini. Siswa harus mendapatkan asupan menu psikologis lebih.
Mereka diminta tinggal di rumah agar tidak bersentuhan dengan banyak orang. Padahal, biasanya mereka bertemu teman-temannya untuk belajar kelompok. Ke mal atau bareng. Sekadar
Sekarang tidak ada pilihan. Aktivitas di luar sementara terbatasi. Bisa saja mereka bosan dan jenuh.
Untuk mengatasi itu, guru BK mengalihkan layanan konvensional ke cyber counseling. Cyber counseling merupakan layanan konseling yang inovatif dan praktis. Bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Tidak dibatasi ruang dan waktu. Proses konseling berlangsung dengan bantuan internet. Lewat e-mail, Facebook, WhatsApp, Line, Instagram, atau Yahoo Messenger.
Sebagai langkah awal, guru BK membuat grup kelas. Misalnya, grup WhatsApp per kelas. Per jenjang dan per peminatan. Yakni, kelas X, XI, dan XII. MIPA, IPS, bahasa. Anggota kelompoknya adalah siswa satu kelas.
Melalui cyber counseling, guru BK mudah memberikan konseling individu maupun bimbingan kelompok. Konseling individu dilakukan melalui personal contact. Permasalahannya pun bersifat rahasia seperti persoalan pribadi. Berbeda halnya dengan layanan bimbingan kelompok maupun konseling kelompok. Permasalahan yang dikupas bersifat umum. Misalnya, materi menghadapi UN dengan tenang. Merencanakan masa depan. Mengenal dunia kerja dan perguruan tinggi. Termasuk cara belajar yang efektif.
Dalam cyber counseling, guru BK tidak hanya perlu memahami dan berempati. Harus pula mampu mengartikan kata demi kata yang ditulis siswa. Dengan begitu, guru dapat membantu memberikan alternatif pemecahan masalah siswa.
Kekurangan cyber counseling adalah guru BK tidak mengetahui ekspresi, bahasa tubuh, maupun intonasiintonasi setiap ucapan siswa. Meski demikian, kelebihannya jauh lebih banyak.
Yang perlu digarisbawahi. ”Jangan pernah membiarkan mereka sendiri. Rengkuh dan temani agar mereka dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi.” (*)
Guru BK SMAN 1 Gedangan