Jawa Pos

No More Overworked

Perjalanan karir Rachel Amanda, 25, seperti roller coaster. Dia pernah ’’merajai’’ sinetron Indonesia saat belia, lalu menghilang sejenak. Kini, dia kembali bersinar lewat peran-perannya dalam film.

-

RACHEL memulai karirnya di dunia hiburan pada usia 4 tahun. Ketika anak seusianya sibuk bermain, Rachel sudah bekerja. Namanya lalu semakin besar di sinetron. Banyak judul yang dibintangi­nya. Sebagian besar stripping alias kejar tayang. Rachel pun menjelma sebagai artis remaja yang sukses. Kalau masih ingat, beberapa sinetron populernya adalah Candy (2007) dan

Namaku Mentari (2008).

Setelah lulus SMA, Rachel ’’istirahat’’ dari hiruk pikuk syuting stripping.

Dia fokus kuliah di Fakultas Psikologi Universita­s Indonesia. Empat tahun terakhir, dia kembali berakting. Main film, bukan sinetron. Yang paling pecah tentu perannya di Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini

(NKCTHI) sebagai Awan. Film itu meledak di pasaran.

Rachel yang ditemui Selasa siang (17/3) di kawasan Pondok Indah mengungkap­kan, syuting sinetron kejar tayang sempat membuatnya jenuh. Skrip yang berubah-ubah menjelang syuting hingga persiapan yang minim membuat bintang film I Love You, Om (2006) itu tak bisa menggali karakter. ’’Beda dengan film yang ada waktu reading dan acting

coach dengan persiapan matang. Timeline kerjanya juga jelas,’’ papar perempuan yang aktif di sinetron selama 15 tahun tersebut.

Perlahan, Rachel meninggalk­an image artis sinetron. ’’Dulu, kalau di sinetron, peran dan akting aku nggak banyak tergali. Misalnya, di Candy.

Nangis terus, dan itu untuk ratusan episode. Aku sampai marah sama tim skenariony­a. Haha...’’ kenangnya.

Selain bisa mendalami karakter dengan utuh, ada manfaat yang diperoleh Rachel dengan mengurangi job sinetron. Dia tak merasa overworked karena sistem syuting yang melelahkan. ’’Aku mau lebih peduli sama kesehatank­u yang sekarang terbilang stabil,’’ terang perempuan yang pernah menjalani pengobatan kanker tiroid stadium I pada 2014 itu. Hingga kini, Rachel masih sering melakukan kontrol ke laboratori­um dan rutin minum obat.

Saat memutuskan kembali berakting di film, Rachel bisa dibilang cukup ’’bertualang’’. Dia mengambil peran pendukung sampai pemeran utama. Mulai genre drama, horor, komedi, hingga traveling

movie. ’’Seru sih. Bisa merasakan karakter dan tuntutan akting yang berbeda-beda,’’ katanya, excited.

Karakter Awan di NKCTHI adalah peran utama yang dia dapatkan tanpa casting khusus. ’’Pas itu, sama Mas Angga (Dwimas Sasongko, sutradara NKCTHI) cuma diminta ngobrol-ngobrol sama Sheila Dara (pemeran Aurora) dan Mas Rio Dewanto (pemeran Angkasa),’’ ungkap Rachel.

Memerankan karakter yang diadaptasi dari buku best seller berjudul serupa karya Marchella F.P. menjadi tantangan buatnya. Cewek yang menulis buku puisi AndaiKita pada 2017 itu mengaku punya kepribadia­n yang bertolak belakang dengan Awan. ’’Apalagi, dia anak bungsu, aku anak sulung. Tuntutan peran dalam keluarga beda banget,’’ terang sulung dari tiga bersaudara itu. ’’Aku sebenarnya kayak Angkasa banget lho,’’ lanjutnya.

Namun, Rachel punya sedikit kesamaan dengan Awan yang membuatnya bisa mendalami karakter tersebut. Yakni, sama-sama mengalami penolakan dan kegagalan. ’’Aku dulu bercita-cita jadi dokter, tapi nggak tercapai. Terus, banyak juga yang meragukan aku jadi aktris film,’’ ucapnya.

Kini, Rachel bersyukur bisa menjajal peran dengan karakter berbeda. Baik dari segi usia maupun watak. Misalnya, menjadi sosok istri berusia 27 tahun di Dua Garis Biru dan remaja 16 tahun di Terlalu Tampan. ’’Padahal, aku masih sering dianggap artis cilik. Alhamdulil­lah bisa dapat peran yang dewasa juga,’’ tuturnya.

Rachel mengaku ingin konsisten di perfilman. Apalagi, dia baru saja merampungk­an syuting film baru. ’’Syutingnya bulan lalu di Amsterdam,’’ ujar putri pasangan Ade Paul Lukas dan Safira tersebut. ’’Filmnya drama

romance, tapi ada bumbu religi. Seharusnya bakal tayang akhir tahun ini,’’ imbuhnya. (len/c18/jan)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia