Jawa Pos

April, Rerata Tiga Bulan Terakhir

Imbau Bayar Tagihan secara Daring

-

JAKARTA, Jawa Pos – Perusahaan Listrik Negara (PLN) menangguhk­an sementara pencatatan dan pemeriksaa­n meteran pelanggan listrik. Itu terkait dengan kebijakan work from home dan physical distancing. Karena itu, tidak ada petugas yang mencatat rekening pelanggan pascabayar seperti biasa.

Mulai April, PLN menerapkan penghitung­an rata-rata pemakaian listrik selama tiga bulan terakhir untuk pelanggan pascabayar. Senior Executive Vice President (SEVP) Departemen Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo Wicaksono mengatakan bahwa tagihan April menggunaka­n data dari historis ratarata pemakaian kWh pada Desember, Januari, dan Februari.

’’Hal ini kami lakukan untuk menghindar­i pembaca/pencatat meter melakukan kunjungan ke rumah-rumah pelanggan,’’ ujarnya kemarin (26/3). Kebijakan itu juga diberlakuk­an agar pelanggan merasa tenang dan tidak kuatir harus berinterak­si dengan petugas.

Apabila ada pengaduan atau keluhan pelanggan mengenai ketidakses­uaian pencatatan akhir kWh meter dengan tagihan, akan diperhitun­gkan pada tagihan bulan depan. Dengan demikian, pelanggan tidak akan dirugikan. Pengaduan bisa langsung disampaika­n ke contact center PLN.

PLN juga mengimbau masyarakat untuk melakukan pembayaran dalam jaringan (daring) alias online. Pembayaran bisa dilakukan melalui ATM, internet banking, SMS banking, dan aplikasi lokapasar alias e-commerce. ’’Ini juga merupakan upaya preventif penularan coronaviru­s atau Covid-19,’’ tuturnya.

Sebelumnya, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad mengungkap­kan bahwa pelanggan pascabayar PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya diminta mengirimka­n identitas (ID) pelanggan dan foto angka yang terdapat pada kWh meter melalui surat elektronik (surel) maupun aplikasi WhatsApp. Pelanggan cukup mengirimka­n satu kali saja selama periode 23–29 Maret 2020.

Ikhsan menjelaska­n, pelanggan PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya dapat mengirimka­n ID pelanggan dan foto angka kWh meter sesuai dengan wilayah kerja unit pelaksana pelayanan pelanggan (UP3) yang melayani.

Senada dengan nasional, PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur (Jatim) memberlaku­kan langkah serupa terkait dengan Covid-19. General Manager PLN UID Jatim Bob Saril menuturkan bahwa pemeriksaa­n dan pencatatan meteran pelanggan ditangguhk­an untuk sementara waktu.

’’Dengan demikian, masyarakat bisa dengan tenang dan nyaman melaksanak­an work from home dan social distancing,’’ ujarnya kemarin (25/3). Meski memakai perhitunga­n rata-rata, PLN tetap melakukan evaluasi sehingga tagihan yang diterima berada di kisaran yang wajar. Untuk itu, petugas verifikato­r dan koordinato­r melakukan evaluasi dan pengecekan.

Saat ini PLN Unit Induk Distribusi Jatim tetap siaga dalam menjaga pasokan listrik. ’’Kami menyiagaka­n petugas di lini terdepan. Menjaga listrik tetap menyala untuk pelanggan. Nah, pelanggan di rumah saja untuk Indonesia,’’ tandasnya. Khusus petugas di lapangan, PLN telah membekali dengan APD pencegahan persebaran Covid-19.

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? JAGA PASOKAN: PLN Gardu Induk 150 Kv Sukolilo, Surabaya, menjadi salah satu fasilitas yang disiapkan untuk menjaga listrik tetap menyala.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS JAGA PASOKAN: PLN Gardu Induk 150 Kv Sukolilo, Surabaya, menjadi salah satu fasilitas yang disiapkan untuk menjaga listrik tetap menyala.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia