Bebaskan Anak Memilih Sesuai Minat
Komunitas Homeschooling Klub Oase Berbagi Pengalaman
Sejak anak masih berada di dalam kandungan, orang tua sibuk memikirkan pendidikan untuk buah hatinya kelak. Sebagian besar memilih menyekolahkan anaknya di sekolah negeri atau swasta. Sebagian kecil memutuskan homeschooling sejak awal. Ada juga orang tua yang akhirnya memilih homeschooling di tengah-tengah perjalanan sekolah anaknya.
HOMESCHOOLING merupakan pendidikan yang berbasis keluarga. Keluarga yang memilih jalur homeschooling berarti bertanggung jawab penuh atas pendidikan si anak. Orang tua harus siap berperan sebagai guru sekaligus kepala sekolah.
Misalnya, Mira Julia yang sepakat dengansuami,AarSumardiono,untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah konvensional sejak hamil anak pertamanya dua dekade silam. Ibutigaanakitumenerapkanmetode eclectic homeschooling.
’’Sebenarnya kami pakai metode unschooling,membebaskananakbelajar sesuai dengan keinginannya. Tapi, karenakamimasihsukamengarahkan anak,akhirnyajadieclectic,’ tuturfounder Klub Oase, komunitas kegiatan praktisi homeschooling tersebut.
Ketika anaknya sudah memasuki usia sekolah, Mira memberikan bekal dengan membuat sejumlah eksperimen, karya, atau memasak dengan resep sederhana. Pada usia SMP, proses belajar disesuaikan minat anak. Mira mencontohkan, ketika anak homeschooling usia remaja berminat di dunia tata rias, orang tua perlu memberikan dua stimulus ilmu tentang skill dan bisnis. Kalau anak tidak belajar sendiri, orang tua bisa membantu mencarikan guru atau aneka tutorial di internet.
Bagi Mira, ijazah bukanlah hal utama. Sebab, dia percaya kesuksesan tidak melulu harus ditempuh melalui jalur akademis. Meski, akhirnya Yudhis, 19, anak sulung Mira, memilih berkuliah di Universitas
Indonesia (UI). Dia merasa diuntungkan berada di Klub Oase. ’’Kalau homeschooling kan yang perlu dikuatkan orang tuanya, yang kumpul orang tuanya. Barulah tercipta kegiatan anak berdasar keinginan anak dan kesepakatan bersama,’’ kata Mira.
Mere karutinber kumpulsetiapdua minggu. Mentor semuake giatanterse but adalah orang tua anggota klub. ’ Jadi, bayaran orang tua yang gabung ke Oasebukan uang, melainkan skill,’’ cetusnya. Selain itu, ada festival untuk anak usia 11–18 tahun. Pada momen itu, mereka berbagi cerita tentang model pendidikan homeschooling yang dijalani.
Lain lagi cerita member Klub Oase yang lain. Ira Puspitawati memutuskan memberhentikan sekolah formal anaknya tiga tahun lalu. Sejak saat itu, keluarganya memilih belajar lewat kegiatan bersamayang menyenangkan. Misalnya, pergi ke museum di Jakarta dengan menggunakan transportasi umum. ’’Kalau mengutip metode Charlotte Masson, education is
atmosphere,’’ tuturnya, lalu tersenyum.
Meski begitu, dia tidak melabeli anaknya menerapkan salah satu metode homeschooling. Ira lebih senang menciptakan suasana belajar di mana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun. ’’Karena perjalanan
homeschooling anak-anak saya berproses. Yang saya percaya baik, ya kami coba. Begitu pun sebaliknya,’’ tandas perempuan kelahiran 1978 tersebut.