Muhammadiyah Tiadakan Salat Jumat dan Berjamaah
SURABAYA, Jawa Pos – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya memutuskan masjidnya meniadakan salat lima waktu berjamaah dan salat Jumat sejak kemarin (26/3). Di pihak lain, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Surabaya tetap memperbolehkan aktivitas tersebut dengan catatan memenuhi protokol kesehatan.
Sekretaris PDM Arif An menyatakan, seluruh masjid dan musala Muhammadiyah sudah memenuhi anjuran tersebut. Ada yang melaksanakan salat berjamaah di rumah masing-masing sejak salat Subuh. Ada juga yang sejak salat Duhur kemarin. ’’Yang jelas, sejak duhur tadi (kemarin, Red), salat berjamaah di rumah masing-masing,’’ kata Arif kemarin
Seluruh pengurus masjid dan musala Muhammadiyah juga diwajibkan memasang pemberitahuan atas surat edaran tersebut. Spanduk dipasang di depan pintu masuk agar jamaah bisa langsung kembali ke rumah.
Arif menyatakan, keputusan itu dilandasi atas berbagai hal. Pertama, Surabaya sudah ditetapkan sebagai zona merah persebaran Covid-19 oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Atas keadaan tersebut, salat berjamaah dan salat Jumat bisa ditiadakan.
Kedua, PDM juga mengacu keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dikeluarkan kemarin. Masjid dan musala di daerah dengan potensi penularan tinggi dipersilakan meniadakan salat Jumat. Jamaah melaksanakan salat Duhur di rumah masing-masing.
Meski begitu, masjid Muhammadiyah tidak ditutup sepenuhnya. Jamaah atau musafir tetap diperbolehkan salat di masjid atau musala Muhammadiyah. ’’Enggak masalah. Tapi, salat jamaah yang digelar rutin itu tidak ada,’’ jelasnya.
Selain itu, Arif sudah berusaha berkoordinasi dengan PC NU Surabaya. Dia mengajak PC NU memberlakukan kebijakan yang sama. Namun, PC NU memiliki pandangan sendiri. ’’Kami sangat menghormati keputusan saudarasaudara kami itu. Tidak ada masalah. Yang penting, niat kami sama-sama mencegah persebaran korona,’’ tuturnya.
Ketua PC NU Surabaya Muhibbin Zuhri juga menghormati keputusan yang diambil PDM Surabaya. PC
NU juga berupaya membantu pemerintah menekan persebaran virus korona. ’’Masjid yang menggelar salat Jumat harus benarbenar mematuhi protokol kesehatan. Kami juga buat surat edaran,’’ ujar Muhibbin kemarin.
Dalam surat edaran tersebut, pengurus masjid yang mengadakan salat Jumat diminta menyediakan hand sanitizer dan menjaga jarak antarsaf seperti yang dilakukan di Masjid Al Akbar pekan lalu, serta tidak bersalamsalaman setelah salat.
Salat lima waktu secara berjamaah di masjid-masjid NU tidak ditiadakan. Namun, PC NU menyarankan agar seluruh jamaah melakukan salat jamaah di rumah masingmasing. ’’Jauhi kerumunan seperti yang selalu diserukan pemerintah,’’ tuturnya.