Kepadatan Menurun, Polusi pun Berkurang
Polisi Ingatkan Pengendara Patuhi Batas Kecepatan
SURABAYA, Jawa Pos – Lengangnya kondisi jalanan di Surabaya belakangan ini kerap ”dimanfaatkan” pengendara untuk memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Hal itu kemarin (26/3) terpantau di beberapa jalan protokol. Di antaranya, Raya Mayjen Sungkono dan HR Muhammad.
Kanitlantas Polsek Dukuh Pakis Ipda Maryadi membenarkan hal tersebut. Terutama di underpass Satelit. ”Biasanya jalan begitu padat. Namun, kini sepi lantaran imbauan pemerintah untuk tidak keluar rumah agar terhindar dari persebaran Covid-19,” terangnya.
Saking sepinya, pengendara motor sering mengebut. Pengemudi mobil sport juga ditemukan melaju cepat. Belum lagi, suara knalpot yang bising. ”Kami imbau kepada masyarakat agar saat keluar rumah tetap mematuhi rambu-rambu lalu lintas,” pesannya. Hal itu dilakukan untuk meminimalkan risiko kecelakaan. Memang, Maryadi menyampaikan, sejak Senin (16/3) hingga kemarin (26/3) selama sekolah diliburkan dan banyak yang menerapkan work from home, dia tidak mendapatkan laporan kecelakaan. Padahal, sebelumnya kejadian senggolan dua mobil sering ditemukan. ”Saat macet, pasti ada yang tersenggol,” lanjutnya.
Kondisi lalu lintas yang lengang berdampak terhadap kualitas udara. Berdasar analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kualitas udara Surabaya stabil. Menurut Kepala
Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Hary Tirto Djatmiko, particulate matter (PM)10 Surabaya masih berada di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan. Yaitu, 50 μg/m3.
Jika dilihat dari grafik boxplot, konsentrasi PM10 memiliki variasi yang relatif stabil dan masih dalam kategori baik. ’’Lokasi pemantauan terdekat di Surabaya adalah Sidoarjo,’’ ujarnya saat dihubungi kemarin. Hasil analisis tersebut berdasar data pengamatan dasarian III Februari dan dasarian I–II Maret milik BMKG. Sejak 11–20 Maret, PM10 terpantau di bawah 50 μg/m3.