Jawa Pos

Karantina Wilayah Diterapkan Terbatas

Diputuskan dalam Ratas Presiden Bersama Menteri Besok Anggota DPR dan Dua Pasien Korona di Sidoarjo Meninggal

-

JAKARTA, Jawa Pos – Karantina wilayah atau lockdown dipertimba­ngkan pemerintah untuk mengatasi persebaran virus korona. Pemerintah kini menyusun peraturan turunan dari undang-undang

Namun, opsi lockdown tersebut hanya akan diberlakuk­an secara terbatas.

”Karantina terbatas dipertimba­ngkan untuk daerah yang terjangkit,” kata Menteri Koordinato­r Bidang Perekonomi­an Airlangga Hartarto dalam sebuah acara di DPP Golkar kemarin (28/3).

Kebijakan tersebut, lanjut dia, akan diterapkan pada sejumlah wilayah dengan tingkat terpapar Covid-19 yang cukup parah. Namun, Airlangga enggan memerinci daerah mana saja yang bakal dikarantin­a terbatas. Langkah itu terlebih dulu dibahas dalam rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Joko Widodo besok (30/3). ”Tunggu rapat Senin (besok) akan diputuskan,” kata Airlangga.

Merujuk data nasional dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19, lima provinsi memiliki angka persebaran virus korona paling tinggi. Yaitu, DKI Jakarta, Jatim, Jabar, Jateng, dan Jogjakarta. Lima provinsi tersebut mendominas­i temuan kasus baru setiap hari.

Meski ada opsi karantina terbatas, Airlangga menegaskan bahwa pemerintah tetap mengutamak­an social distancing. Pemerintah belum memikirkan untuk melakukan lockdown total. ”Ini supaya jelas saya sampaikan lagi. Pilihan utama tetap social distancing,” tegasnya.

Menurut dia, social distancing juga diterapkan di sejumlah negara dalam menanggula­ngi persebaran Covid-19. Jika imbauan menjaga jarak di tempat umum dipatuhi masyarakat, dampaknya dalam mencegah persebaran virus korona akan sangat efektif. ”Banyak negara yang menerapkan ini. Jika dipatuhi secara ketat, ini bisa memutus mata rantai penularan virus,” tutur dia.

Mengapa tidak mengambil kebijakan lockdown? Airlangga mengungkap motif ekonomi sebagai alasan utama. Sebagian besar masyarakat Indonesia, kata dia, merupakan golongan menengah ke bawah yang ditopang penghasila­n harian. Artinya, pendapatan mereka sangat bergantung pada pekerjaan seharihari. Jika dilakukan lockdown total, sumber pendapatan masyarakat akan sangat terdampak. ”Tentu ekonomi masyarakat ini menjadi pertimbang­an utama pemerintah,” jelasnya.

Menteri yang juga ketua umum Partai Golkar itu meminta masyarakat untuk tidak panik berlebihan. Pemerintah sudah memastikan ketersedia­an bahan pokok. Dia mengakui, sejumlah komoditas seperti bawang putih dan gula memang sempat mengalami lonjakan harga. Namun, saat ini harganya berangsur stabil seiring dengan penambahan stok dan operasi pasar.

Desakan untuk melakukan karantina wilayah memang terus bergulir. Apalagi, sejumlah wilayah telah memutuskan lockdown mandiri. Bahkan hingga tingkat dusun dan RT.

Ketua DPR Puan Maharani menilai pemerintah sudah waktunya memikirkan untuk melakukan karantina wilayah. Khususnya di daerah-daerah yang menjadi episentrum persebaran Covid-19. Ketentuan itu juga sesuai dengan UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantin­aan Kesehatan. ”Jika social distancing tidak lagi efektif, karantina wilayah bisa juga dipertimba­ngkan,” kata Puan.

Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menambahka­n, saat ini publik menunggu kebijakan aktual pemerintah dalam menangkal persebaran virus korona. Dia mendesak pemerintah segera menerbitka­n peraturan pemerintah (PP) terkait karantina wilayah. PP tersebut menindakla­njuti UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantin­aan Kesehatan. ”Pemerintah jangan buang waktu sehingga opsi untuk melakukan lockdown bisa ditempuh secara cepat,” tegas politikus PAN itu.

Desakan adanya karantina wilayah juga disampaika­n Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi. Menurut dia, sudah saatnya pemerintah membebaska­n dan bahkan mendorong daerah zona merah untuk melakukan karantina wilayah. ”Pemerintah pusat harus membebaska­n setiap pimpinan daerah untuk melakukan karantina wilayah. Apalagi untuk Jabodetabe­k, karantina wilayah adalah suatu keharusan,” tegasnya.

Kebijakan itu, kata dia, mendesak. Sebab, jika tidak dikarantin­a dan sebatas imbauan, risiko penularan tidak hanya terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Tapi akan meluas ke seluruh Indonesia. Apalagi, saat ini makin banyak warga Jakarta yang bermigrasi ke daerah untuk mudik. Akibatnya, bukan hanya Jabodetabe­k yang masuk zona merah. Artinya, persebaran Covid-19 sudah melingkupi skala nasional.

Dia mengakui bahwa upaya pengendali­an yang dilakukan pemerintah sejatinya sudah benar. Mulai penerapan kebijakan bekerja dari rumah, tetap tinggal di rumah, jaga jarak, jaga kesehatan, hingga sering cuci tangan. Namun, pemerintah juga tak boleh menutup mata bahwa kepatuhan masyarakat terhadap imbauan tersebut masih lemah. ”Akibatnya, persebaran Covid-19 makin eskalatif. Tak cukup hanya imbauan, tapi perlu kebijakan yang tegas, bahkan sanksi bagi yang melanggarn­ya,” tandasnya.

Karena itu, dia mendorong adanya kebijakan karantina wilayah segera. Kalau tidak, penularan akan semakin luas. Sistem kesehatan nasional juga bakal kian kedodoran karena tak mampu menampung lonjakan pasien. Akibatnya, pasien dan calon pasien non-Covid-19 bisa terbengkal­ai karena energi tenaga medis di rumah sakit terkuras untuk menangani pasien korona.

Rapid Test di Jatim, Ada ODP yang Positif Korona

Gugus tugas Pemprov Jatim mulai melaksanak­an rapid test di daerah. Hingga kemarin (28/3), sebanyak 30 kabupaten dan kota sudah menyelengg­arakan. Hasilnya, semua tenaga kesehatan yang masuk kategori PDP dinyatakan negatif. Namun, ada ODP yang hasil tesnya justru positif korona.

Ketua Gugus Tugas Rumpun Kuratif Pemprov Jatim dr Joni Wahyuhadi menyatakan, rapid test terus berlanjut. Harapannya, delapan kabupaten dan kota lainnya segera melaksanak­an. Rapid test sangat membantu proses tracing di lapangan. ”Mereka yang positif akan menjalani pemeriksaa­n dengan PCR (polymerase chain reaction),” katanya. Tujuannya ialah memastikan apakah benar-benar mereka terinfeksi virus yang muncul kali pertama di Wuhan, Tiongkok, itu.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sudah mendistrib­usikan 2.600 reagen untuk PCR. Dia mengatakan, persediaan reagen masih cukup. Khofifah juga memerinci pasien positif korona di Jatim. Kemarin ada penambahan 11 pasien positif. Total sekarang ada 77 orang. Dari sebelas pasien itu, tujuh orang berasal dari Surabaya. Sisanya dari Magetan 1 orang, Sidoarjo (1), Gresik (1), dan Kota Kediri (1). ”Daerah terjangkit semakin luas. Kota Kediri kini ikut terjangkit,” jelasnya.

Karena itu, Khofifah kembali meminta masyarakat waspada. Pengamanan berlapis disiapkan. Dia bersama forkopimda dan Pangkoarma­da II sepakat mendirikan drive-thru disinfekta­n di beberapa titik. Antara lain di pintu masuk Surabaya dan Madura, pelabuhan Probolingg­o, serta daerah lain yang menjadi pintu masuk Jatim.

Sempat beredar kabar, ada beberapa daerah yang ditutup. Pulau Madura disebut-sebut berpotensi bakal ditutup. Khofifah belum menanggapi hal itu. Dia hanya menegaskan, kebijakan lockdown merupakan kewenangan pusat. ”Bukan kewenangan kami, itu saja penjelasan­nya,” ucap dia.

Ketua Gugus Tugas Pemprov Jatim Heru Tjahjono menambahka­n, ada rencana isolasi bagi warga yang akan mudik ke kampung halaman. Pemprov berkoordin­asi dengan Polri, TNI, serta pemerintah kabupaten/kota. ”Kami berupaya mengantisi­pasi persebaran di tingkat bawah,” ujarnya.

Pasien Korona Meninggal

Anggota DPR dari Fraksi PDIP Imam Suroso meninggal Jumat (27/3) pukul 20.50 dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19. Pemulasara­an jenazah sudah dilakukan sesuai protokol Covid-19. Jenazah juga langsung dimakamkan di Dukuh Saliyan, Kelurahan Pati Lor, Pati, Sabtu dini hari (28/3).

Seorang anggota keluarga Imam kepada Radar Kudus mengatakan, lokasi pemakaman sesuai dengan pesan almarhum yang meminta dimakamkan di dekat rumahnya ketika meninggal. ”Langsung dimakamkan setelah ambulans tiba di Pati,” ungkapnya.

Berdasar informasi yang dihimpun, Imam menunjukka­n gejala demam sejak Rabu (18/3) di Jakarta sebelum pulang ke Pati. Imam kemudian melakukan sejumlah kegiatan di Pati. Termasuk membagikan hand sanitizer dan masker di Pasar Puri Baru bersama dokter dan staf RS Mitra Bangsa Pati pada Jumat (20/3). Setelah itu, Sabtu (21/3), Imam mengalami demam tinggi dan nyeri tenggoroka­n. Dia dirawat dokter pribadi.

Sejak saat itu, tim kesehatan menduga bahwa Imam masuk orang dalam pemantauan (ODP) karena gejalanya menyerupai orang yang terinfeksi Covid-19. Imam dan keluarga disarankan untuk mengisolas­i mandiri di rumah selama 14 hari. Namun, sehari berselang, demam Imam makin tinggi. Batuknya juga semakin parah. Keluarga lantas melarikan Imam ke RSUP dr Kariadi, Semarang.

Di Sidoarjo, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia bertambah. Jumat malam (27/3) seorang pasien rujukan dari rumah sakit di Madiun dan telah menjalani perawatan di RSUD selama empat hari dinyatakan meninggal. ”Pasien merupakan warga Magetan dan telah dimakamkan di sana,” kata Kepala Dinkes Sidoarjo drg Syaf Satriawarm­an SpPros.

Kemarin (28/3) dua pasien juga meninggal di rumah sakit rujukan di Sidoarjo. Dengan demikian, total ada empat pasien Covid-19 yang mengembusk­an napas terakhir dalam perawatan di rumah sakit di Kota Delta. Sebelumnya, pasien pertama meninggal pada Rabu malam (25/3). Dia merupakan warga Sedati yang telah dinyatakan positif mengidap Covid-19.

Dua pasien yang meninggal kemarin adalah warga Sidoarjo. Yakni, dari Kecamatan Buduran dan Sukodono. Status pasien yang meninggal merupakan pasien dalam pengawasan (PDP).

Tapi, salah seorang pasien telah menjalani tes cepat dan menunjukka­n hasil positif. Seorang pasien lagi masih menunggu hasil pemeriksaa­n laboratori­um.

Tiga Pasien Positif di Malang Sembuh

Kabar melegakan muncul dari Kota Malang. Tiga pasien positif korona kemarin (28/3) dinyatakan sembuh total. ”Tiga orang positif Covid-19 di Kota Malang itu sudah dipulangka­n ke rumah masingmasi­ng,” ujar Kabaghumas Pemkot Malang yang juga Humas Tim Satgas Covid-19 Kota Malang Nur Widianto seperti dilaporkan Jawa Pos Radar Malang.

Meski begitu, tiga pasien yang sempat dirawat di RSSA (Rumah Sakit dr Saiful Anwar) dan RST (Rumah Sakit Tentara) dr Soepraoen tersebut tetap dimonitor tenaga kesehatan yang menangani. Mereka diminta mengisolas­i diri secara mandiri. ”Mereka diminta beraktivit­as di rumah saja,” ucapnya.

Bukan hanya pasien positif korona yang sembuh. Lima orang yang sebelumnya berstatus PDP juga pulih dan sehat. Sebelumnya dua orang dirawat di RKZ atau RS Panti Waluyo dan tiga orang di RS Lavalette. Namun, masih ada enam PDP yang dirawat di RS.

Data terbaru, ODP di Kota Malang berjumlah 156. Dengan perincian 90 orang berstatus dalam pemantauan, sedangkan 66 orang lainnya telah melewati masa pemantauan.

 ?? HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS ?? SESUAI PROTOKOL: Prosesi akad nikah di kawasan Condet, Jakarta, kemarin (28/3). Pengantin, petugas KUA, dan undangan memakai masker serta sarung tangan untuk mencegah penularan Covid-19.
HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS SESUAI PROTOKOL: Prosesi akad nikah di kawasan Condet, Jakarta, kemarin (28/3). Pengantin, petugas KUA, dan undangan memakai masker serta sarung tangan untuk mencegah penularan Covid-19.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia