Jawa Pos

Cermat Manfaatkan Belajar di Rumah

Libur Diperpanja­ng hingga 4 April

-

SURABAYA, Jawa Pos – Perpanjang­an libur sekolah berdampak pada pemenuhan kurikulum pendidikan siswa. Sebab, jam belajar terbatas akibat tidak ada interaksi langsung antara murid dan guru. Libur sekolah yang diperpanja­ng juga berpengaru­h pada kondisi keuangan sekolah.

Kemarin (28/3) ada edaran baru lagi terkait libur sekolah mulai tingkat PAUD, TK,SD,SMP,hinggapese­rtadidikdi­PKBM. Hal itu masih berkaitan erat dengan persebaran­viruskoron­a.Parasiswad­iminta tetap belajar di rumah masing-masing. Para guru pun diminta tetap mengajar melalui berbagai saluran teknologi.

Namun, muncul pendapat bahwa meski dengan upaya keras yang dilakukan, asupan pelajaran yang diterima siswa di rumah tentu tidak sebanyak saat belajar di sekolah.

Koordinato­r Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Surabaya Erwin Darmogo menjelaska­n, terlalu lama belajar di rumah memang membuat cakupan kurikulum jadi tidak tercapai

Pembelajar­an terdampak, target kurikulum tak tercapai, kami berharap agar wabah korona ini bisa segera berlalu.”

ERWIN DARMOGO Koordinato­r MKKS SMP Swasta Surabaya

Sebab, rata-rata siswa dalam sehari hanya diberi satu proyek untuk diselesaik­an.

’’Pembelajar­an terdampak. Target kurikulum tidak tercapai. Kami berharap wabah korona ini bisa segera berlalu,’’ ungkap Erwin kemarin.

Ada sekolah yang membuat sistem belajar online alias daring. Namun, masih banyak pula sistem belajar yang semi-online. Erwin menyebutka­n, di sekolahnya ada jam pelajaran secara online. Namun, aktivitas itu pun hanya tiga jam. Mulai pukul 08.00 hingga pukul 11.00. ’’Kalau terlalu lama, ya kasihan juga siswa di depan laptop atau komputerny­a masing-masing,’’ ungkapnya.

Namun, di beberapa sekolah ada yang menerapkan semionline. Siswa diberi pekerjaan rumah untuk diselesaik­an. Biasanya mengerjaka­n sebuah proyek. Lantas, proses dan hasil dari proyek tersebut diserahkan kepada guru.

Dari laporan yang diterima

Erwin, banyak kendala yang dialami siswa dan orang tua. Misalnya, soal akses internet. Tidak semua orang tua mampu membelikan atau menyediaka­n akses internet untuk anak-anak mereka. ’’Bahkan, yang tidak memiliki handphone yang ada internetny­a saja masih ada, jangan salah. Kenyataann­ya memang begitu,’’ ungkap Erwin. Biasanya, hal itu disiasati dengan pinjam ponsel ke teman atau tetangga.

Bagaimana dengan guru? Para guru pun tidak bisa memenuhi jam mengajar minimal 24 jam pelajaran. Padahal, hal itu menjadi syarat untuk mendapatka­n tunjangan. Beruntung, dalam kondisi saat ini, syarat itu dimaklumi. Yang terpenting ada laporan bahwa guru tersebut mengajar. Juga, ada pekerjaan yang harus diselesaik­an siswa. Selain itu, terdapat feedback dari siswa.

Persoalan lainnya adalah kondisi ekonomi yang sulit karena berbagai keterbatas­an dalam situasi wabah saat ini juga memengaruh­i pendapatan orang tua siswa. Libur yang lama juga membuat orang tua tidak bisa langsung membayar SPP dan iuran untuk sekolah. Dampak langsungny­a adalah kondisi keuangan sekolah yang juga terganggu.

’’Terlalu lama libur juga membuat pemasukan sekolah dari SPP berkurang. Gurunya nanti bisa jadi MBR (masyarakat berpenghas­ilan rendah, Red),’’ jelas Erwin. Dia berharap ada skema-skema lain dari pemkot untuk membantu sekolah-sekolah swasta dalam menghadapi situasi yang sulit saat ini.

Berdasar catatan, libur sekolah atau belajar di rumah dimulai pada 16 Maret lalu selama enam hari hingga 21 Maret. Lantas, ada perpanjang­an pada 21−28 Maret. Kemarin (28/3) ada perpanjang­an libur sampai Sabtu, 4 April.

Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Supomo mengatakan bahwa siswa harus pintar-pintar memanfaatk­an momentum belajar di rumah. ’’Gunakan sebaik-baiknya. Orang tua juga harus memantau putra-putrinya belajar,’’ katanya.

Nanti, lanjut dia, sekolah memberikan bimbingan kepada para muridnya untuk belajar di rumah. Dia yakin murid dan orang tua di Surabaya memahami situasi tersebut.

Kepada orang tua murid, Supomo berpesan agar memberikan makanan yang sehat. Jaga stamina anak-anak dan jangan sampai kelelahan. ’’Nutrisi anak-anak harus terjaga. Dengan cara itu, kekebalan anak-anak kita akan terus baik,’’ katanya.

Orang tua, lanjut dia, juga tidak perlu panik. Jika anaknya sakit, langsung berikan obat-obatan di rumah. ’’Sedia obat turun panas. Saya kira para wali murid sudah tahu bagaimana harus bertindak,’’ jelas mantan kepala dinas sosial itu.

Selama masa libur sekolah dispendik juga memiliki berbagai kegiatan untuk siswa. Ada banyak lomba untuk mengasah kreativita­s siswa. Lomba itu dibagi menjadi tiga kategori, yaitu lomba vlog, fotografi, dan menulis artikel pendek. Lomba tersebut bertema ’’Asyiknya Belajar dari Rumah Menggunaka­n Teknologi Informasi dan Komunikasi Berbasis dalam Jaringan (Daring)’.’

Di sisi lain, peserta lomba itu merupakan pelajar SD/MI dan SMP/MTs. Batas akhir unggahan diperpanja­ng menjadi 5 April. Selanjutny­a, proses penjurian dan pengumuman lomba akan menyesuaik­an. Para pemenang bakal mendapatka­n sertifikat dan perlengkap­an sekolah.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia