Polisi Mulai Uji Coba Physical Distancing
JAJARAN Polres Gresik mulai menguji coba physical distancing di beberapa wilayah. Mulai ruas jalan hingga kawasan perumahan. Tujuannya, membatasi mobilitas masyarakat agar terhindar dari paparan Covid-19. Warga diharapkan tetap di dalam rumah dan tidak keluyuran hingga kondisi memungkinkan.
Kasatlantas Polres Gresik AKP Erika Purwana Putra mengatakan, pihaknya melakukan uji coba physical distancing sejak Jumat malam (27/3) dengan menutup Jalan Siti Fatimah binti Maimun. ”Ini merupakan kali pertama penutupan akses. Jika uji coba ini berhasil, tidak tertutup kemungkinan di ruas jalan lain dilakukan hal serupa,” ujarnya.
Penutupan akses, lanjut dia, untuk sementara hanya dilakukan malam. Mulai pukul 22.00 hingga 24.00. ”Untuk sementara setiap akhir pekan dulu. Yaitu, hari Jumat, Sabtu, dan Minggu,” tutur Erika.
Uji coba physical distancing juga dilakukan di kawasan Perumahan Bougenville, Kecamatan Kedamean, kemarin. Semua aktivitas warga dan keluar-masuk kendaraan kini dibatasi. Warga dan kendaraan tidak boleh keluar-masuk, kecuali dalam kondisi mendesak dengan terlebih dulu melapor kepada petugas keamanan.
”Role model bagi perumahanperumahan lain di Gresik untuk melakukan hal serupa dalam rangka berjuang untuk bersamasama melawan persebaran Covid-19,” ungkap Kapolres Gresik AKBP Kusworo Wibowo.
Kusworo menjelaskan, seluruh warga di perumahan itu telah berkomitmen untuk menerapkan physical distancing. ”Warga perumahan sepakat untuk tidak membuat kegiatan yang mengumpulkan masyarakat banyak seperti hajatan pernikahan, pengajian, atau kegiatan sejenisnya,” tutur dia.
Alumnus Akpol 2000 itu menjelaskan, physical distancing merupakan salah satu upaya terbaik dalam memutus mata rantai persebaran virus korona. Kalau sangat terpaksa untuk keluar wilayah, lanjut dia, diharapkan tetap berperilaku hidup bersih. ”Serta menjaga jarak minimal satu sampai dua meter saat berkomunikasi,” tandasnya.
Selain upaya-upaya itu, jajaran kepolisian bersama petugas gabungan TNI, satpol PP, dishub, dan lainnya juga intensif berpatroli ke lokasi-lokasi yang biasa menjadi titik kumpul warga. Antara lain, warung-warung kopi. Patroli itu menyeluruh. Termasuk dari tingkat kecamatan hingga desa.
Sementara itu, kemarin Ponpes Mamba’us Sholihin, Suci, Kecamatan Manyar, memulangkan ribuan santri dan santriwati. Pihak pondok mewajibkan para wali santri untuk menjemput anak masing-masing dengan kendaraan pribadi. ”Agar santri terhindar dari virus dan dipastikan pulang menuju rumah masing-masing,” kata Wakil Rais Am Ponpes Mamba’us Sholihin Syahrul Ansori.
Pemulangan santri itu bagian dari ikhtiar untuk mencegah potensi persebaran virus korona. Penerapan physical distancing tentu kurang efektif jika diberlakukan dalam aktivitas belajarmengajar di pondok. ”Kebijakan itu juga atas arahan dan maklumat pengasuh pesantren,” ujar Syahrul.
Sebelum pulang, semua santri dan wali santri juga harus melewati standar kesehatan. Pihak pesantren memberikan hand sanitizer. Bahkan, saat penjemputan santri, para orang tua juga diwajibkan memakai masker.