Semprot Pengendara di TL Kedung Cowek
SURABAYA, Jawa Pos – Upaya pencegahan Covid-19 dilakukan di berbagai tempat. Misalnya di persimpangan Jalan Kedung Cowek kemarin (28/3). Tiga pilar Kecamatan Tambaksari melakukan sterilisasi. Sasarannya para pengendara yang hendak masuk ke pusat Kota Surabaya.
Empat petugas menyebar di jalur sisi timur Jalan Kedung Cowek. Mereka menyemprot kendaraan jenis apa pun yang melintas dengan cairan disinfektan. Mulai motor, bentor, mobil, hingga truk. Pejalan kaki pun tak luput dari perhatian. Tujuannya satu, menjamin kebersihan warga agar terbebas dari paparan Covid-19. Seperangkat audio portabel juga dibawa petugas untuk memberikan pengetahuan dan woro-woro kepada warga soal langkah pencegahan yang bisa dilakukan.
Camat Tambaksari Ridwan Mubarun mengatakan, di wilayahnya, persimpangan Kedung Cowek adalah titik terpadat lalu lintas. Hampir dari semua arah selalu terjadi antrean kendaraan.
”Karena itu, kami beri perhatian lebih di titik itu. Kami upayakan agar bisa rutin,” tutur dia.
Uniknya, memang banyak warga yang mulai sadar. Mereka sengaja memperlambat laju kendaraan agar bisa disemprot petugas. Begitu pula pejalan kaki. Ada yang sukarela minta disemprot.
Ridwan menyebutkan, nanti sasarannya bukan hanya traffic light (TL) Kedung Cowek. Tapi juga titik persimpangan lain yang padat kendaraan. Misalnya di kawasan Jalan Tambang Boyo hingga Prof Dr Moestopo. ”Kami akan cari lagi titik mana yang potensial,” ucap dia.
Kapolsek Tambaksari Kompol Gatot Hariyanto mengatakan, memang kegiatan itu juga dilakukan untuk menyadarkan masyarakat agar menjaga jarak di TL. Selama ini, banyak yang belum menyadari hal tersebut. ”Seharusnya ada jarak minimal 1 meter,” katanya.
Selain itu, pihaknya meningkatkan pengawasan wilayah. Utamanya untuk membubarkan kerumunan di tempat publik. Menurut dia, ada beberapa titik jalan yang kerap menjadi titik kumpul warga. ”Seperti Jalan Karang Asem dan Jalan Ploso,” tutur Gatot.
Sementara itu, banyak warga yang secara mandiri sudah melakukan tindakan sterilisasi. Mereka membuat dan menyemprotkan disinfektan sendiri. Namun, masih ada yang menggunakan cairan pembunuh bakteri itu tidak sesuai aturan. Jika dibiarkan terus, bisa berdampak buruk pada orang yang menyemprot ataupun objek yang disemprot.
’’Memang, penggunaan disinfektan harus tepat. Kalau terlalu banyak dan tidak sebanding dengan takaran airnya, bisa berdampak buruk bagi kesehatan,’’ ujar Pelaksana Sanitasi Puskesmas Kalijudan Piping Minovia saat sosialisasi ke warga kemarin (28/).
Dia menjelaskan, penggunaan disinfektan sebaiknya memperhatikan takaran penggunaan yang tertera di setiap kemasan. Ada perbandingan yang pas. ’’Memang, kalau obatnya terlalu sedikit, tidak bisa maksimal membunuh bakterinya,’’ tuturnya.
Kemarin pihak Puskesmas Kalijudan bersama Kelurahan Kalijudan m e n y o sial isa s ikan hal tersebut kepada para ketua RW. Harapannya, mereka bisa lebih paham dengan aturan tersebut. Tidak berlebihan, tetapi tetap bisa efektif.
Selain itu, pihak kelurahan membagikan 1 liter disinfektan ke warga. Satu liter bisa digunakan untuk membuat 160 liter cairan. ’’Memang, kami ingin menginisiasi warga agar bisa lebih peduli dengan lingkungan tempat tinggalnya. Harapannya, setelah ini mereka bisa secara swadaya mengadakan upaya sterilisasi tersebut,’’ papar Lurah Kalijudan Yongky Kuspriyanto Wibowo.