Warga Binaan Dijatah 15 Menit Video Call
SIDOARJO, Jawa Pos − Sudah sepekan tahanan dan narapidana (napi) Lapas Kelas II-A Sidoarjo tidak berjumpa dengan keluarga. Mereka hanya bisa bertatap mata melalui layar kaca dengan video panggilan jarak jauh. Meski begitu, para warga binaan tetap bisa merasakan masakan keluarga tercinta.
Setiap hari keluarga bisa menitipkan makanan. Mulai pukul 08.00, layanan tersebut dibuka.
Keluarga mereka tetap tidak bisa bertatap muka. ’’Sementara kunjungan ditiadakan,’’ ucap
Kepala Lapas Kelas II-A Sidoarjo Teguh Pamudji. Gantinya adalah komunikasi jarak jauh melalui gadget milik lapas.
Saat ini layanan komunikasi itu hanya dibuka pagi. Sesuai jam kunjungan. Namun, ketika ada penambahan antrean, tidak tertutup kemungkinan dibuka sore juga. Dengan begitu, seluruh warga binaan bisa berkomunikasi dengan keluarganya.
Terkait jaga jarak antara warga binaan, Teguh mengakui bahwa hal itu sulit dilakukan. Sebab, jumlah kamar sel terbatas. Warga binaan tidak mungkin harus tidur dalam jarak 1−2 meter. Mereka bisa tidur dengan kaki tidak tertekuk saja sudah bersyukur. Apalagi, satu sel isinya bisa sampai 30 orang. ’’Tidak mungkin mereka tidur di luar,’’ ucap Teguh.
Salah satu napi yang sudah lama tidak bertemu keluarga adalah Tangguh. Laki-laki 38 tahun itu harus rela antre untuk bisa bersua dengan keluarga melalui video call. Sebab, sarana yang ada terbatas. Hanya ada lima telepon genggam yang tersedia. Lima HP tersebut diletakkan di tempat kunjungan. Berada satu deret. Tiap gadget ada sekat bagian kanan dan kiri.
Napi kasus narkoba yang menghubungi keluarganya itu pun merasa nyaman. Meski tidak bertemu langsung, mereka tetap bisa berkomunikasi jarak jauh.
Teguh mengatakan, rata-rata tiap hari ada 20 orang yang menggunakan layanan tersebut. Tiap warga binaan dijatah berbicara selama 15 menit. Saat banyak antrean, mereka hanya diberi waktu lima menit. ’’Sehingga semua bisa melepas rindu dengan keluarga,’’ tuturnya.
Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Bayu Novianto menambahkan, layanan komunikasi tersebut merupakan salah satu langkah untuk mendukung pencegahan persebaran virus korona. Dengan begitu, diharapkan tidak terjadi kerumunan massa pembesuk di dalam lapas. Juga, menjaga jarak antarwarga. ’’Sesuai anjuran pemerintah.’’