Berbagi Cinta lewat Masakan Banjarmasin
SURABAYA, Jawa Pos – Bagi drg Hanna Witono SpOrt, mengumpulkan keluarganya cukup mudah. Yakni, membuat makanan kesukaan mereka. Masakan khas Banjarmasin. Berbagai macam makanan Banjar biasa disiapkannya agar keluarga lebih kerasan menikmati hidangan di rumah daripada beli di luar rumah.
Bagi perempuan kelahiran 22 Februari 1952 tersebut, hal itu menjadi hobi tersendiri. Semua berawal dari dinasnya di Timor Timur beberapa tahun silam. ’’Karena ibu saya dari Banjarmasin dan ayah dari Martapura, dulu ibu sering bikin masakan Banjar,’’ ujarnya saat dihubungi Kamis (26/3).
Soto maupun sate banjar menemani kehidupan Hanna sejak masih muda. Akhirnya, hal itu ditularkan ke keluarganya. ’’Biasanya saya bikin masakan Banjar seminggu dua kali,’’ jelasnya.
Menurut Hanna, memakan masakan Banjar dua kali seminggu tidak membuat keluarganya bosan. ’’Untung semuanya suka. Bahkan, di saat-saat tertentu, saudara-saudara datang untuk makan bersama,’’ ungkapnya.
Dua menu yang jadi favoritnya dan keluarga ternyata tak jauh berbeda dengan keluarga Hanna dulu. Yakni, soto dan sate banjar. ’’Nah, kalau makan soto banjar, biasanya saya bikin ketupat. Mulai dari janur, saya bikin sendiri ketupatnya. Kalau sate, bisa sama ketupat, bisa juga pakai lontong,’’ ucapnya.
Meski kelihatannya repot, Hanna mengaku senang melakukannya di tengah kesibukan sebagai dokter gigi. ’’Nggak bakal repot kalau bikinnya dengan hati. Apalagi kalau bisa bikin orang rumah kerasan dengan masakan rumah. Makanan rumahan itu paling sehat,’’ tambahnya.
Dengan membuat masakan Banjar, Hanna sekaligus membagikan cintanya kepada keluarga. ’’Saya memang sangat menyukai masakan Banjar. Seperti nggak pernah bosan. Untungnya sesuai dengan selera keluarga saya juga,’’ tuturnya.