Jawa Pos

Surabaya Berjuang Lawan Covid-19

- Oleh DAVID S. PERDANAKUS­UMA *) (*)

PANDEMI Covid-19 melanda seluruh dunia. Angka kejadian sakit dan kematian terus meningkat. Saat ini, yang terkonfirm­asi positif menembus angka 3.581.475 pasien dengan 248.536 kematian (6,9 persen). Negara dengan kematian tertinggi adalah Inggris (15,2 persen atau 28.446 kematian dari 186.599 kasus terkonfirm­asi positif ). Secara kontras negara tetangga kita Singapura dengan 18.778 kasus dan hanya 18 kematian (0,09 persen). Negara yang memiliki jumlah kasus terbanyak adalah AS dengan 1.188.421 kasus dan 68.602 kematian (5,7 persen).

Di Indonesia, saat ini kasus terkonfirm­asi positif 11.587 dengan 864 kematian (7,4 persen). Peringkat persentase kematian menurun. Sebulan lalu, Indonesia berada di posisi kedua tertinggi di dunia setelah Italia. Peta angka kesakitan dan kematian terus bergerak dinamis. Angka kesakitan tetap bergerak naik tapi dengan penambahan kasus yang naik turun. Persentase kematian di Indonesia masih lebih tinggi daripada angka global. Jakarta saat ini adalah kota dengan kejadian Covid-19 yang tertinggi di Indonesia dengan 4.539 kasus terkonfirm­asi dan 408 kematian (8,9 persen). Di posisi kedua terbanyak adalah Jabar dengan angka 1.252 kasus dan 86 kematian (6,8 persen). Disusul pada posisi ketiga adalah Jatim yang sebelumnya sempat berada pada posisi kedua dengan angka 1.124 kasus dan 117 kematian (10,4 persen).

Surabaya sebagai kota terbesar kedua perlu mendapat perhatian khusus. Dengan jumlah penduduk 3,15 juta jiwa, terdapat 554 kasus terkonfirm­asi positif dan 71 kematian (12,8 persen). Sebelumnya tercatat persentase kematian 13,5 persen. Persentase itu sudah melampaui persentase kematian global (6,9 persen), melampaui Indonesia (7,4 persen), melampaui Jakarta (9,2 persen), bahkan melampaui angka Provinsi Jatim yang sebenarnya sudah termasuk tertinggi di Indonesia (10,4 persen). Surabaya masuk dalam kategori mengkhawat­irkan. Upaya lebih keras diperlukan dalam menangani Covid-19. Bila Jatim menyumbang 13,5 persen kematian di Indonesia akibat Covid-19, Surabaya menyumbang 60,6 persen kematian untuk Jatim sekaligus 8,2 persen untuk Indonesia.

Data itu sungguh luar biasa. Diperlukan upaya yang luar biasa pula untuk mengatasin­ya. Upaya luar biasa itu harus melibatkan semua komponen, mulai pemerintah, tenaga medis, hingga masyarakat. Hal yang sudah dilakukan harus lebih ditingkatk­an. Diperlukan semangat juang seluruh ’’arek Suroboyo” untuk menghadapi musuh yang tidak kasatmata ini dengan gelora semangat Kota Pahlawan yang telah mengakar dalam sanubari masyarakat Surabaya.

Perjuangan tidak hanya mengobati orang sakit. Perjuangan juga berarti mencegah yang sehat jangan sampai sakit. Orang dengan riwayat kontak jangan sampai sakit. Pasien yang sudah sakit jangan menjadi lebih parah, apalagi meninggal. Kematian adalah suatu kekalahan dalam pertempura­n. Kesakitan adalah ancaman yang harus dilawan. Kesehatan adalah aset penting yang harus dijaga dan dilindungi.

Bagian terpenting adalah mengupayak­an yang sehat jangan sampai tertular dan sakit, sementara yang tertular jangan menulari orang lain. Sebagian besar populasi harus dijaga dan diupayakan jangan sampai sakit. Banyak komponen yang bisa dilibatkan.

Pada situasi bencana ini, telah dikenal pemetaan area risiko infeksi dalam antisipasi dan penanganan Covid-19. Zona merah atau zona infeksius merupakan area yang mempunyai potensi penularan tidak terkendali. Area tersebut terlarang bagi orang dengan risiko tinggi. Di zona oranye, persebaran sudah parah, daerah tersebut berdekatan dengan zona merah. Zona kuning adalah wilayah dengan infeksi ringan dan bersifat lokal. Zona oranye dan kuning adalah area campuran infeksius dan noninfeksi­us. Keduanya sebaiknya dihindari oleh orang yang berisiko karena mempunyai potensi penularan Covid-19 tingkat sedang. Zona hijau adalah zona noninfeksi­us, masalahnya minim atau tidak terdapat kasus terkonfirm­asi. Area itu relatif aman, tidak ada pasien infeksi yang melintas di daerah tersebut.

Dalam perang melawan Covid-19, terdapat zonasi berbeda dengan zonasi pemetaan risiko penyakit, yaitu zona perjuangan rumah sakit (RS) rujukan dan zona perjuangan komunitas. Zona perjuangan RS rujukan penanganan Covid-19 merupakan area perjuangan para dokter dan petugas kesehatan untuk menangani pasien dengan gejala sedang dan berat. Ini merupakan garda pertahanan terakhir dari sistem pertahanan. Zona perjuangan komunitas merupakan area yang terbesar untuk diperjuang­kan, meliputi area orang sehat, orang potensial sakit, potensial menularkan, dan orang sakit dalam proses penyembuha­n. Zona komunitas terbagi menjadi zona komunitas dengan pelayanan kesehatan dan zona komunitas untuk pencegahan.

Zona komunitas dengan pelayanan kesehatan merupakan area dengan pelayanan dokter umum di puskesmas dan dokter keluarga untuk mengatasi gejala ringan di komunitas. Ruang lingkupnya cukup besar dan merupakan garda depan yang diandalkan untuk mencegah pasien jangan sampai memerlukan perawatan di RS rujukan.

Zona komunitas pencegahan penyakit merupakan lini depan yang dapat dilaksanak­an masyarakat dan mereka yang berlatar medis maupun yang tidak dan juga dapat dilakukan oleh relawan dokter dan petugas kesehatan lain. Aktivitas pada zona tersebut adalah edukasi, penyiapan alat pelindung diri (APD) komunitas, pendamping­an pasien lepas rawat atau dalam masa isolasi atau karantina, dan kegiatan surveilans. Secara umum bertujuan melokalisa­si area penularan dan memutus rantai penularan.

Pemerintah berjuang memikirkan dan mengekseku­si kebijakan sesuai perkembang­an kondisi. Membantu lebih mengupayak­an serta menyiapkan sarana dan regulasi. Para dokter dan tenaga kesehatan berjuang memberikan pelayanan kesehatan bagi yang sakit maupun terduga tertular dengan APD yang memadai. Seluruh rakyat berjuang untuk tetap di rumah, menahan diri untuk tidak keluar rumah demi menghindar­i bahaya penularan, dan saling membantu dalam penghidupa­n bagi yang kekurangan.

Masyarakat diminta senantiasa menjaga jarak, tidak saling bersentuha­n, memakai masker, tidak berkerumun, sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak menyentuh benda yang mungkin menjadi sumber penularan, serta membersihk­an berbagai alat yang bisa menjadi media penularan. Dalam situasi perang seperti ini, upaya apa pun dilakukan untuk menyelamat­kan hidup. Mengerahka­n seluruh daya. Sikap bersabar menghadapi kesulitan, berdiam diri tetap di rumah, saling membantu dalam menghadapi penderitaa­n merupakan hal yang harus bisa dihadapi.

Inti perjuangan Surabaya adalah mengubah kondisi tidak terkendali menjadi terkendali. Singkatnya, mempercepa­t proses titik balik menuju penurunan angka kesakitan dan kematian. Perjuangan ini harus dilakukan serentak dengan semangat patriotik ’’arek Suroboyo” untuk mengalahka­n Covid-19. Semoga Allah SWT meridai perjuangan Surabaya. Salam sehat! *) Guru besar Fakultas Kedokteran Universita­s Airlangga, ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia