Jawa Pos

Kepala BKKBN: Jangan Hamil Dulu saat Pandemi

WFH, Penggunaan Alat Kontraseps­i Turun 50 Persen

-

JAKARTA, Jawa Pos – Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada merosotnya sektor perekonomi­an. Berdasar data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), penggunaan alat kontraseps­i ternyata ikut turun.

Hal itu kini menjadi perhatian serius BKKBN. Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyatakan, dalam situasi bekerja dari rumah (work

interaksi pasangan memang lebih intens. ”Pantauan kami, pemakaian alat kontraseps­i turun 50 persen. Ini bahaya,” katanya. Mengapa bahaya? Menurut Hasto, penurunan tersebut bisa memicu tingginya angka kehamilan. Nah, masa awal kehamilan, terutama delapan minggu pertama, sangat rawan. Sebab, di periode itulah terjadi fase krusial pembentuka­n organ pada janin.

Padahal, layanan untuk ibu hamil di fasilitas kesehatan kini terdampak pandemi. Selain itu, banyak keluarga yang ekonominya terganggu karena PHK atau usaha yang lesu. Akibatnya, belanja untuk pemenuhan nutrisi istri hamil juga terganggu. ”Apalagi, pada fase hamil muda, daya tahan tubuh turun sehingga lebih rentan terserang penyakit,” ucapnya.

Karena itu, Hasto menyaranka­n agar pasangan usia subur tetap menggunaka­n alat kontraseps­i di masa pandemi saat ini. Mengenai adanya fasilitas kesehatan yang mengurangi layanan karena tenaga medis kekurangan alat pelindung diri (APD), BKKBN sudah menyediaka­n alternatif akses layanan KB melalui mobil keliling di berbagai daerah. ”Jadi, kami pesan betul, di masa pandemi ini tolong jangan hamil dulu,” ujarnya.

Selain perempuan, penggunaan alat kontraseps­i dilakukan pria. Berdasar hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, kesertaan pria dalam ber-KB masih rendah. Yakni, kondom sebesar 2,5 persen dan vasektomi 0,2 persen. Upaya untuk meningkatk­an partisipas­i pria dalam pemakaian kontraseps­i dilakukan secara intensif dan terus-menerus. Namun, data menunjukka­n tren peningkata­n belum mencapai hasil yang diharapkan.

”Beberapa alasan mengapa partisipas­i KB pria masih rendah, pertama adalah mindset keluarga pada umumnya yang menganggap KB adalah tangung jawab perempuan,” ungkapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia