Gaji Guru Ngaji Triwulan Pertama Cair
SURABAYA, Jawa Pos − Rapat terkait tunjangan guru ngaji batal dilakukan kemarin. Sebab, dinas pendidikan (dispendik) berhalangan hadir. Kabar baiknya, tunjangan tersebut untuk tiga bulan pertama dipastikan cair.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah mengatakan, bayaran tersebut diterima untuk Januari hingga Maret. Akumulasinya Rp 1,2 juta. ”Setelah dipotong pajak, ketemunya
Rp 1.080.000,” ujarnya kemarin.
Namun, persoalan belum selesai. Sebab, masih ada kekhawatiran dari para guru ngaji di triwulan kedua. Tunjangan yang mereka dapat selama ini berbasis kinerja. Artinya jika mengajar, mereka mendapat bayaran. Bayaran mereka sangat bergantung pada presensi.
Karena itu, mereka harus tetap mengajar.
Masalahnya, tidak semua guru ngaji bisa menerapkan sistem belajar dari rumah seperti guru konvensional. Kendala pertama, tidak semua guru ngaji memiliki telepon pintar.
Kedua,kalaupunmemilikiteleponpintar,mereka belumtentubisamenggunakannya.”Beda,ngaji sama pelajaran biasa. Proses mengajarnya juga biasanya harus satu-satu,” ujar Khusnul
KHUSNUL KHOTIMAH Ketua Komisi D DPRD Surabaya
Ini yang paling penting. Mereka harus dapat tunjangan dulu. Urusan teknis mengajar belakangan.”
g
Khusnul melihat banyak guru ngaji yang sudah sepuh. Dia menilai ketentuan pemberian tunjangan harus direvisi. Dengan demikian, para guru ngaji tetap mendapat tunjangan seperti biasanya. ”Ini yang paling penting. Mereka harus dapat tunjangan dulu. Urusan teknis mengajar belakangan,” tegasnya.
Dia mengusulkan agar guru ngaji cukup membuat buku presensi per juz. Untuk sementara, orang tua mendampingi anaknya mengaji. ”Jadi, sistemnya disetor. Nanti guru mengajinya memantau ke orang tuanya,” lanjut Khusnul.
Persoalan itu pernah dialami para guru ekstrakurikuler. Mereka juga mengeluhkan bayaran saat murid-murid belajar di rumah.
Dispendik akhirnya memutuskan bahwa guru ekstrakurikuler tetap bisa menerima bayaran dengan membuat pembelajaran daring.
Khusnul menilai persoalan guru ngaji agak berbeda. Karena itu, dia berharap ada solusi dari dinas pendidikan. Rapat diagendakan kembali besok. ”Mudah-mudahan Rabu dispendik bisa. Sehingga hari itu juga ada keputusan,” ujarnya.