Ada Yang Batal Wisuda, Ada Yang Menunda
GRESIK, Jawa Pos - Selepas pengumuman kelulusan, biasanya sekolah-sekolah melaksanakan wisuda. Baik jenjang SD, SMP, maupun SMA. Untuk pelaksanaan wisuda, biasanya sekolah sejak jauh-jauh hari menarik iuran. Besar iuran berbeda antarsekolah. Mulai Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.
”Belum ada pemberitahuan lebih lanjut apakah wisuda ditunda atau dibatalkan. Sudah bayar Rp 500 ribu lama, sebelum ada korona,” ujar salah seorang wali murid SMPN.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik juga mengeluarkan surat edaran larangan penyelenggaraan wisuda saat pandemi. Kepala Dispendik Gresik Mahin mengatakan, kebijakan wisuda bergantung sekolah masing-masing. ”Tapi, kami sudah mengimbau agar sebaiknya tidak menyelenggarakan wisuda,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dispendik Jatim Cabang Gresik Puji Hastuti mengatakan, ada yang menunda wisuda, ada pula yang membatalkan kegiatan tersebut. Dari perhitungannya, ada lima SMA yang menyatakan wisuda dibatalkan. Namun, untuk sekolah yang menunda wisuda, belum banyak yang mengonfirmasi. Rencananya, sekolah itu melaksanakan wisuda akhir tahun atau seusai pandemi. ”Tapi, lihat kondisi juga, bisa saja di tengah jalan dibatalkan. Sebab, penundaan itu sudah melalui rapat ulang dengan wali murid serta siswa dan diminta tetap ada meski ditunda,” jelasnya.
Lalu, bagaimana yang dibatalkan? Puji menyebutkan, uang iuran yang telanjur dibayarkan itu menjadi tanggung jawab sekolah. Apakah uang itu dikembalikan atau digunakan cara lain, bergantung sekolah. Tapi, ada baiknya uang tersebut dikembalikan kepada siswa. ”Kami tidak bisa memerintahkan untuk dikembalikan atau bagaimana. Namun, saya sudah mengimbau sekolah agar komunikasi dengan wali murid dan siswa,” pungkasnya.