Jawa Pos

Awas, dari Pandemi ke Pan-dinamit!

-

PERUBAHAN strategi dari ”perang” ke ”berdamai” dengan Covid-19 akan berkonseku­ensi panjang. Pilihan Jokowi itu patut dicemaskan akan memakan tak sedikit korban. Sebab, Covid-19 bukanlah musuh yang bisa diajak damai. Kita mau damai atau perang, Covid-19 tetap berperang. Mobilitas manusia akan jadi kuda Troya untuk memperbesa­r skala serangan supervirus itu.

Logistik negara untuk melanjutka­n perlawanan serius lewat PSBB atau karantina memang kian tipis. Karena tak bisa ”mantab” (makan tabungan), pilihannya adalah utang. Namun, kebanyakan utang adalah menggadaik­an kenikmatan masa depan. Berutang-utang dahulu, bersusah-susah kemudian.

Ketika Jokowi berbelok untuk ”damai” dengan Covid-19, maknanya ini adalah pelonggara­n. Kemarin Ketua Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo menyatakan, orang 45 tahun ke bawah akan diperboleh­kan bekerja. Demi menghindar­i PHK. Itu kelanjutan dari kejutan pelonggara­n semua moda transporta­si oleh Menhub Budi Karya Sumadi

Yang membuat kian perih adalah kabar masuknya tenaga kerja asing dari Tiongkok. Meski sempat menunda, Menko Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan akan tetap mendatangk­annya pada bulan Juni. Di tengah jutaan rakyat sendiri di-PHK atau dirumahkan, buruh asing digemborka­n. Itu jelas mengganggu imunitas kesabaran publik.

Betapa besar ongkos ”berdamai” dengan Covid19 ini. Imbauan larangan mudik pun jadi sayupsayup. Dan PSBB di banyak wilayah sulit diterapkan dengan tegas. Yang lebih repot, kalangan agamawan juga mulai terpancing untuk melonggark­an penutupan tempat ibadah. Itu semua gara-gara langkah plinplan pucuk pimpinan yang kurang bervisi melindungi segenap bangsa Indonesia.

Bila nanti segala langkah formal, seperti PSBB atau isolasi, gagal, dikhawatir­kan terjadi herd

immunity alias darwinisme pandemi. Yang tidak bisa beradaptas­i dalam pertarunga­n bebas dengan supervirus Covid-19, silakan ”pindah alam”.

Data resmi Indonesia dianggap belum menggambar­kan keterjangk­itan dan kematian riil. Dan bom-bom klaster Covid-19 kini makin berletupan, termasuk di pasar dan mal. Kita ragu semua yang kontak di klaster positif itu bisa terlacak. Maka terjadilah herd immunity, yang bisa mengubah pandemi jadi ledakan pan-dinamit!

Pelajaran pahit dari Inggris membayang. Di negara yang dianggap percaya pada herd immunity itu kemarin, menurut Worldomete­r, 219.183 orang sudah terpapar dan 31.855 tewas. Rasio kematianny­a 14,5 persen! Termasuk tertinggi di dunia. Berapa yang sembuh tak tercatat. Setiap hari panen 250 sampai 700 mayat. Di negara semaju itu! (*)

 ?? ILUSTRASI BAGUS/JAWA POS ??
ILUSTRASI BAGUS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia