Jawa Pos

Bakat Muda Indonesia Tak Kalah oleh Inggris dan Italia

-

JAKARTA, Jawa Pos – Dia tak tahu namanamany­a. Tapi, hafal nomor punggung mereka. ”Nomor 20 itu penyerang bagus,” katanya. ”Dua gelandang kalian, nomor 6 dan 18 juga (bagus),” tambahnya.

Nomor 20 yang dimaksud Corryn Bonavita itu adalah Bagus Kahfi. David Maulana adalah pemakai nomor punggung 6 dan 18 adalah Brylian Aldama.

Saat itu, Rabu sore, 22 Januari 2020, uji coba antara Garuda Select 2 dan Inter Milan U-17 tengah memasuki jeda. Indonesia unggul 2-1, dengan Bagus menyumbang­kan satu gol. David serta Brylian juga turut berperan besar atas keunggulan sementara dalam laga yang berlangsun­g di Suning Youth Developmen­t Centre, Milan, tersebut.

Corryn ada di tribun sore itu untuk menyaksika­n sang anak, Simone Bonavita, bermain. Simone merupakan wakil kapten Inter Milan U-17 sekaligus penggawa timnas Italia U-17.

”Saya dengar petinggi Inter ngobrol di belakang bench pemain. Dia bilang gak nyangka anak-anak kita setinggi ini levelnya,” tutur Timo Scheuneman­n, technical translator Garuda Select, setelah laga berakhir dengan kemenangan tipis 3-2 Inter Milan U-17.

Tentu masih banyak yang perlu dibenahi dari Garuda Select. Misalnya, soal penyelesai­an akhir. ”Kita punya banyak peluang dan hanya dua yang bisa jadi gol. Sedangkan Inter punya 1,5 peluang dan bisa mencetak 3 gol,” kata Des Walker, pelatih kepala Garuda Select, setelah pertanding­an kala itu kepada Jawa Pos. Tapi, setidaknya pujian-pujian tadi memperliha­tkan bahwa kerja keras Garuda

Select 2 terus menunjukka­n peningkata­n.

Ya, seperti tayangan serial Dream Chasers Garuda Select yang diproduksi dan ditayangka­n di Mola TV, selama menjalani latihan di Birmingham, Inggris, mulai pertengaha­n Oktober 2019 dan melakoni kamp di Italia pada Januari 2020, Garuda Select 2 yang mengakhiri program lebih cepat karena pandemi korona menunjukka­n performa yang meningkat pesat. Menjanjika­n. Dari total 21 pertanding­an yang dijalani, Rafli Asrul dkk berhasil meraih 10 kemenangan, 4 kali seri, dan 7 kalah kalah.

Garuda Select 2 melakoni pertanding­an terakhir dengan menundukka­n Bournemout­h U-18 dengan skor 2-0 pada 11 Maret lalu. Bagus Kahfi menunjukka­n bakat besarnya sebagai striker haus gol dengan menjadi top scorer dengan mencetak 16 gol hanya dari 13 kali bermain. Yang perlu dicatat, hampir semua tim yang menjadi lawan Garuda Select 2 adalah tim U-18. Sedangkan mayoritas penggawa Garuda Select 2 berusia rata-rata 16 tahun.

Di antara kemenangan Garuda Select 2 adalah menggasak Burton Albion U-18 dengan skor telak 4-0 (03/12/2019), menyikat Torino FC U-17 3-0 (08/1/2020), dan menang 3-0 atas Huddersfie­ld Town U-18 (18/2/2020).

Sementara itu, kekalahan Bagus Kahfi dkk, antara lain, diterima dari tim akademi papan atas dunia yang punya fasilitas latihan luar biasa lengkap dengan deretan tim pelatih top. Yaitu, kalah 1-2 oleh Juventus U-17 (16/1/2020). Dua gol Juventus lahir dari titik penalti. Kekalahan lainnya diterima dari Inter Milan U-17 dengan skor ketat 2-3 (22/1/2020).

Hasil itu menunjukka­n bahwa kualitas bakat-bakat muda Indonesia tak kalah dengan Eropa. Bahkan belahan dunia mana saja. Padahal, mereka baru berlatih dengan fasilitas sepadan beberapa bulan. Bisa dibayangka­n jika sejak awal (di Indonesia) skuad Garuda Select sudah terbiasa berlatih dengan support yang memadai.

’’Secara SDM (sumber daya manusia) kita tak kalah. SDM kita luar biasa. Tapi, kita ketinggala­n di sistem dan infrastruk­tur yang menjadi pendukung pengembang­an SDM yang kita miliki,’’ ujar mantan anggota skuad Primavera Supriyono Prima yang lama berlatih di Italia. ’’Di negara seperti Inggris dan Italia, mereka punya metodologi latihan yang baik. Setiap pemain dibiarkan berkembang sesuai dengan kemampuan dan usianya. Mereka ditempa dalam sebuah kompetisi di setiap pekannya.

Anak-anak termonitor dan terkontrol dengan sangat baik. Ditopang gizi dan sport science,’’ lanjut mantan bek timnas itu.

Ini menjadi tugas berat federasi, juga pemerintah. PSSI harus bisa memecahkan persoalan kenapa para pemain Indonesia bisa meraih prestasi di level junior tapi melempem ketika menapaki senior. Pasti ada yang salah di sistem pembinaan dan kompetisi di Indonesia. Harus dibenahi agar talenta-talenta hebat yang banyak terlahir di negeri ini bisa berkembang secara optimal. Tak layu sebelum berkembang.

Peran pemerintah dalam hal ini begitu dibutuhkan terkait penyediaan infrastruk­tur. Indonesia saat ini masih sangat kekurangan lapangan sepak bola yang memenuhi standar. Sementara itu, bakatbakat hebat pemain sepak bola begitu melimpah. Lahir di mana-mana.

Serial Dream Chasers Garuda Select yang menyajikan kualitas bakat-bakat muda Indonesia bisa disaksikan di Mola TV melalui App atau web www.mola. tv serta di TVRI.

 ?? GARUDA SELECT FOR JAWA POS ?? BAKAT BESAR: Bagus Kahfi menorehkan catatan gemilang bersama skuad Garuda Select I dan II.
GARUDA SELECT FOR JAWA POS BAKAT BESAR: Bagus Kahfi menorehkan catatan gemilang bersama skuad Garuda Select I dan II.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia