Jawa Pos

Sakit dan Sepuh Tak Bisa Diwakilkan

Pembagian Bantuan Sosial pada Hari Pertama

-

SURABAYA, Jawa Pos – Dana bantuan sosial (bansos) Covid-19 yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang juga. Banyak yang pulang dengan tersenyum setelah mengantong­i uang tunai Rp 600 ribu tersebut. Namun, bagi sejumlah orang, uang itu harus didapatkan dengan perjuangan yang tak mudah.

Misalnya, yang dialami Niko. Dia mengantre di Kantor Pos Barata Jaya. Sejak pagi Niko mengambil posisi antrean. Dia memegang surat pernyataan bahwa keluargany­a berhak mendapatka­n bantuan dari Kementeria­n Sosial itu. Masalahnya, nama yang tertera di surat tersebut adalah ayahnya

g

Yakni, Sutomo. Dia tidak bisa hadir karena sudah sepuh dan sulit berjalan. Ke mana-mana harus pakai kursi roda. Petugas tidak bisa mencairkan bantuan itu apabila yang datang bukan orang yang namanya tertera di daftar penerima bansos tersebut. ”Bapak sudah berusia 92 tahun,” ujarnya.

Mau tak mau dia pulang lagi. Sutomo akhirnya dibawa ke kantor pos dengan kursi roda. Setelah mengantre untuk kali kedua, Sutomo akhirnya bisa mendapatka­n haknya pada pukul 11.30.

Ada juga Sisworo. Dia datang seorang diri karena hidup sebatang kara. Dia juga sulit berjalan. Untuk sampai di kantor pos, dia harus menggunaka­n sepeda roda tiga. Petugas kantor pos Rahmanto membantuny­a berjalan menuju sepeda itu.

Di kursi tunggu, ada juga seorang perempuan lanjut usia yang memegangi dadanya. Dia diantar putrinya. Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti yang memantau pencairan dana itu menanyakan kondisi sang ibu. ”Ibunya kenapa, Dik?” tanya Reni.

Anaknya menerangka­n bahwa ibunya sakit jantung. Dia juga senasib dengan Niko. Sudah antre, tapi tidak boleh mengambil bansos itu karena yang tercatat adalah nama ibunya.

Reni mencari petugas kantor pos yang bertanggun­g jawab atas pencairan dana itu. Dia menceritak­an semua kendala yang terjadi pada pencairan hari pertama. Menurut dia, semua itu tidak perlu terjadi. ”Seharusnya boleh diwakilkan. Kalau bisa malah diantar ke rumahnya bagi yang tidak bisa ke kantor pos,” kata politikus PKS tersebut.

Selain itu, warga yang sakit tidak diperkenan­kan mendatangi kerumunan. Kondisi mereka rentan tertular Covid-19. Dia meminta hal itu tidak terjadi pada pencairan hari-hari berikutnya.

Petugas tersebut menerima masukan Reni. Menurut dia, persoalan itu terjadi karena masalah komunikasi. Maklum, ini baru hari pertama. Dia juga menerangka­n bahwa sudah ada bantuan yang dikirim langsung ke rumah warga. ”Tadi ada satu orang yang kami antarkan bantuannya,” jelasnya.

Tidak semua bansos tunai untuk wargayangd­iusulkanme­ndapatkan bantuan langsung bisa dicairkan. PT Pos Indonesia bekerja sama denganPemk­otSurabaya­memastikan validasi data tersebut.

Kepala Kantor Pos Surabaya Dino Ariyadi menuturkan, ada tiga kategori penerima manfaat yang ditunda terlebih dahulu. Sebab, dari hasil validasi, orang tersebut sudah meninggal dunia, pindah domisili, dan ternyata sudah masuk kategori mampu. ”Pembayaran­nya ditundadul­u.Nantiadape­nggantian nama penerima,” jelas Dino kemarin (11/5).

Pembagian kemarin ditujukan untuk warga di 12 kelurahan di 4 kecamatan dengan total penerima manfaat sebanyak 5.501 orang. Penerima mendapatka­n uang tunai Rp 600 ribu. Penyerahan berlangsun­g mulai pukul 07.00 hingga 16.30. ”Kalau jam setengah lima masih ada ya diselesaik­an. Sedangkan yang belum bisa mengambil hari ini (kemarin, Red) akan dijadwal ulang pekan depan,” ungkap Dino.

Pembagian bantuan tersebut sudah dijadwalka­n dengan perincian waktu yang cukup detail. Tiap RW sudah diberi waktu pengambila­n agar tidak berdesakan dengan warga lain. ”Jadi, kami harapkan warga bisa mengambil sesuai dengan jadwalnya. Juga, jangan lupa membawa masker dan tetap jaga jarak,” tambah dia.

Hari ini (12/5) pembagian bansos tunai tersebut dilanjutka­n untuk 30 kelurahan di 8 kecamatan. Antara lain, Sukolilo, Kenjeran, Pabean Cantian, Krembangan, Tandes, Wonocolo, Gubeng, dan Tenggilis Mejoyo.

Pembagian tersebut akan ditempatka­n di Kantor Pos Sukolilo, Kantor Pos Sidotopo, Kantor Pos Kebonrojo, SB Tanjung Perak, Kantor Pos Krembangan, Kantor Pos Tandes, Kantor Pos Surabaya Selatan, dan Kantor Pos Gubeng. Setiap kantor pos menangani ribuan warga. Di Kebon Rojo, misalnya, untuk Kelurahan Sidotopo ada 1.654 orang dan Tanah Kali Kedinding 1.858 orang.

Kepala Dinas Sosial Surabaya Suharto Wardoyo mengungkap­kan bahwa pemkot memang terus memvalidas­i data para penerima manfaat tersebut. Sebab, memang ada data lama pada 2019 yang harus dicek ulang. Validasi itu melibatkan pengurus RW hingga kelurahan dan kecamatan. ”Data 2020 ini sudah menggunaka­n mekanisme baru. Ada validasi dari tingkat bawah,” jelasnya.

Penerima bansos tunai sebesar Rp 600 ribu selama Mei, Juni, dan Juli itu memang berasal dari data masyarakat berpenghas­ilan rendah (MBR). Total ada 174.332 keluarga yang menerima bansos tunai tersebut. Sementara itu, 61.145 keluarga MBR mendapatka­n bantuan dalam program keluarga harapan (PKH).

Selain itu, dalam masa pandemi Covid-19 ada warga yang terdampak. Pendataan untuk warga tersebut menggunaka­n aplikasi epemutakhi­randata.surabaya.go.id. Data warga diusulkan pengurus RW. ”Sampai hari ini sudah ada sekitar seribu usulan baru,” jelas Anang, sapaan akrab Suharto Wardoyo.

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? PENERIMA HARUS HADIR: Warga Pabean Cantian Kusdjayani datang ke Kantor Pos Kebon Rojo dengan menggunaka­n kursi roda untuk menerima bantuan tunai kemarin.
FRIZAL/JAWA POS PENERIMA HARUS HADIR: Warga Pabean Cantian Kusdjayani datang ke Kantor Pos Kebon Rojo dengan menggunaka­n kursi roda untuk menerima bantuan tunai kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia