Jawa Pos

Selama PSBB, Turun hingga 51 Persen

Volume Kendaraan di Ruas Jalan Tol

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah 14 hari berlaku di wilayah Surabaya Raya. Sebagian jalan lengang. Terutama jalan tol. PihakJasaM­argaRuasJa­lanSurabay­a−Gempol menyampaik­an, arus lalu lintas menurun tajam hingga 51 persen.

Hal itu diungkapka­n General Manager Jasa Marga Ruas Jalan Surabaya−Gempol Hendri Taufik kemarin (11/5). Pihaknya mencatat volume kendaraan selama empatbulan­terakhir.PadaJanuar­i−Februari, ada 300.000 kendaraan yang keluar masuk tol tiap hari. ”Itu normal,” katanya.

Pada bulan ketiga, volume tersebut merosot seiring mulai mewabahnya Covid-19 di Indonesia. Tercatat, penurunann­ya 39 persen. Lambat laun, virus korona jenis baru itu menyebar luas. Sampai-sampai, beberapa daerah memberlaku­kan PSBB. Termasuk Surabaya. Hal itu berimbas pada arus lalin yang menurun.

Pada periode PSBB 28 April−11 Mei, persentase penurunan menjadi 51 persen. Total, hanya 150.000 kendaraan yang melintas di jalan tol. Baik itu mobil pribadi maupun angkutan logistik. ”Penurunann­ya cukup drastis,” ucap Hendri.

Pria asal Jawa Barat itu menyatakan, mayoritas pengguna jalan tol merupakan pengendara mobil pribadi. ”Sekitar 80 persen,” tuturnya. Sisanya, lanjut dia, mobil pengantar barang atau logistik. ”Kategori truk masuk golongan 2−5,” ujarnya.

Hendri mengatakan, ada 18 titik gerbang di sepanjang ruas tol Surabaya−Gempol. Selama PSBB, tidak ada pembatasan keluar masuk tol. Namun, dilakukan pengecekan di checkpoint. Misal, pengendara mobil pribadi wajib mengenakan masker. Jumlah penumpang juga hanya boleh setengah dari kapasitas kendaraan.

Di titik gerbang kota Satelit, Kecamatan Sukomanung­gal, volume kendaraan ratarata 20.000 per hari. Itu normalnya. Kini jumlahnya turun menjadi 12.000 kendaraan. ”Turun 40 persen. Di semua titik gerbang juga begitu. Bahkan, ada yang sampai 50 persen,” terangnya. ”Paling ramai gerbang Dupak, Waru Utama, Sidoarjo, dan Kejapanan Utama,” ucapnya.

Menurut Hendri, titik gerbang di Surabaya tidak terlalu padat. Kecuali Dupak. Sebab, jalur tol di sekitar Surabaya banyak dipakai untuk pergerakan warga lokal. Seharihari mereka bekerja dan menggunaka­n lintasan tersebut menuju kantor. ”Berbeda dengan Dupak. Di sana dekat pelabuhan. Banyak lalu-lalang kendaraan logistik,” tuturnya.

 ?? RIANA SETIAWAN/JAWA POS ?? KIAN LENGANG: Kepadatan ruas jalan tol menurun sejak pandemi hingga diberlakuk­an PSBB. Salah satunya, tol Banyu Urip–Tandes.
RIANA SETIAWAN/JAWA POS KIAN LENGANG: Kepadatan ruas jalan tol menurun sejak pandemi hingga diberlakuk­an PSBB. Salah satunya, tol Banyu Urip–Tandes.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia