Jawa Pos

Kekurangan APD dan Minim Ventilator

RSHU Merawat 166 Pasien Covid-19, Termasuk Juga Bumil Reaktif

-

SURABAYA, Jawa Pos − Rumah Sakit Husada Utama (RSHU) menjadi salah satu fasilitas kesehatan swasta yang menjadi rujukan pasien Covid-19. Rumah sakit di Jalan Mayjen Prof Dr Moestopo itu kini merawat 166 pasien di ruang isolasi khusus (RIK). Sebanyak 130 orang di antaranya terkonfirm­asi positif.

Direktur Utama RSHU dr Didik Dewanto SpOG menyatakan, sebagai rumah sakit rujukan, RSHU telah melayani cukup banyak pasien. Baik yang terkonfirm­asi Covid-19 maupun berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP). Juga, ibu hamil (bumil) yang hasil rapid test-nya reaktif. Saat ini bumil itu menunggu hasil tes swab.

RSHU juga telah bekerja sama atau memorandum of understand­ing (MoU) dengan Pemerintah­Kota (Pemkot) Surabaya untuk melayani pasien Covid-19. ’’Jadi, pasien meningkat drastis,’’ katanya.

Didik menuturkan, adanya MoU dengan pemkot tersebut juga diiringi penambahan kapasitas ruang perawatan. Pemkot pun membantu tambahan sarana dan prasarana (sarpras) dengan pengadaan tempat tidur. Kini ruang rawat inap pasien Covid-19 bertambah 30 bed. ’’Tambahan itu datang bertahap dan sekarang sudah dimanfaatk­an semua.”

Saat ini RSHU telah menyiapkan ruang perawatan pasien Covid-19 empat lantai. Yakni, di lantai 6, 7, 8, dan 9. Seluruh ruangan itu pun langsung dipenuhi pasien. ’’Banyak

Masker N95 yang stoknya hanya cukup untuk seminggu.

Hanya tiga unit ventilator yang berfungsi.

Tidak bisa menerima rujukan pasien kondisi berat karena minim ventilator.

Robot asisten tenaga kesehatan untuk mengurangi penggunaan APD.

RS bersalin yang pasiennya (ibu hamil) rapid test-nya positif dirujuk ke kami,’’ katanya.

Didik menyebut RSHU memiliki kapasitas maksimal 220 orang. Termasuk di ruang intensive care unit (ICU) dan high care unit (HCU). Total kapasitas ruang ICU dan HCU berjumlah 24 bed. Namun, tidak semua ICU memiliki fasilitas ventilator yang sangat dibutuhkan untuk pasien Covid-19 dengan kondisi berat. ’’Kami benar-benar keku

Ruang perawatan pasien Covid-19 berada di empat lantai. Yakni, di lantai 6, 7, 8, dan 9.

Menerima rujukan dari pemkot dan ibu hamil dengan hasil rapid test positif. rangan ventilator,’’ ujarnya.

Didik menambahka­n, pihaknya hanya memiliki lima ventilator. Sementara itu, dua di antaranya sudah rusak. Jadi, hanya tiga yang dapat digunakan. ’’Kami terpaksa tidak bisa menerima rujukan untuk pasien yang kondisinya berat dan membutuhka­n alat ventilator. Sebab, alatnya kurang,’’ paparnya.

Menurut Didik, pasien yang dirawat di ruang isolasi khusus saat ini yang terbanyak. Rata-rata rujukan dari pemkot dari kontak erat pasien yang terkonfirm­asi Covid-19. Termasuk dari pabrik rokok yang ditemukan pasien Covid-19.

Selain minimnya ventilator, stok alat pelindung diri (APD) menipis. Padahal, kebutuhan tinggi. ’’Kami kekurangan masker N-95. Ini masker standar yang harus digunakan para nakes (tenaga kesehatan),’’ jelasnya.

Didik menyebut masker N-95 yang tersedia hanya cukup untuk seminggu. Dia berharap bantuan terkait APD dan alat-alat kesehatan bisa diarahkan ke RSHU. Sebab, saat ini RSHU telah bekerja sama dengan pemkot dengan kemungkina­n pasien yang datang kian banyak. Dia juga ingin mendapat bantuan robot asisten nakes untuk mengurangi penggunaan APD. ’’Seperti di Rumah Sakit Universita­s Airlangga,’’ ucapnya.

 ?? ROBERTUS RISKY/ JAWA POS ?? BERTAMBAH TERUS: Tenaga kesehatan RSHU menguji sampel darah rapid test. RSHU merupakan rumah sakit rujukan pasien Covid-19.
ROBERTUS RISKY/ JAWA POS BERTAMBAH TERUS: Tenaga kesehatan RSHU menguji sampel darah rapid test. RSHU merupakan rumah sakit rujukan pasien Covid-19.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia