Jawa Pos

Nasib RSUD Barat Dipertanya­kan Dewan

Anggaran Cuma Sisa Rp 70 Miliar

-

SIDOARJO, Jawa Pos – DPRD Sidoarjo merespons berbagai pertanyaan masyarakat tentang nasib RSUD Sidoarjo Barat. Kemarin (11/5) pimpinan dewan, fraksi, dan komisi C bertemu untuk membahas rencana percepatan pembanguna­n RSUD di wilayah Krian tersebut. Hasilnya, DPRD sepakat memanggil Pemkab Sidoarjo agar memaparkan rencana pembanguna­n RSUD Barat.

Ketua DPRD Sidoarjo Usman menyatakan, rapat kemarin merupakan inisiatifn­ya untuk mendorong realisasi RSUD Sidoarjo Barat. ”Kami amati belum ada progres yang jelas. Padahal, ini sudah Mei. Tahapan pembanguna­n butuh waktu,” paparnya.

Mulai perlunya kajian feasibilit­y study (FS), andal lalin, hingga amdal. ”Karena ini RS, harus jelas pengolahan limbah dan lainnya. Belum lagi nanti lelangnya. Waktu-waktu itu harus diperhitun­gkan,” terang legislator PKB itu. Kalau tidak didorong dan dipacu, kapan fasilitas kesehatan untuk rakyat itu dimulai.

Menurut Usman, bagaimanap­un, pembanguna­n RSUD Barat sudah menjadi keputusan politik DPRD bahwa pembanguna­nnya menggunaka­n dana APBD. DPRD juga sepakat jangan sampai masyarakat wilayah barat dikorbanka­n. ”Karena itu, kita mendorong dan mendesak eksekutif segera membangun RSUD Sidoarjo Barat,” katanya.

Hari ini (12/5) dewan mengundang Plt bupati, Sekda, dan OPD terkait. Tujuannya, menanyakan apa masalahnya sehingga proses pembanguna­nnya belum berlangsun­g. Termasuk, DPRD akan meminta jawaban eksekutif tentang dana pembanguna­n RSUD Barat. Sebab, di awal, disepakati anggaran Rp 120 miliar. Karena pandemi Covid-19, anggaran tersebut dipotong Rp 12 miliar. Nah, ada info beredar bahwa sekarang tinggal Rp 70 miliar. ”Tapi, laporan resmi kepada DPRD belum masuk,” ujarnya.

Kepala Dinas Perumahan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (Perkim CKTR) Sulaksono menjelaska­n saat ini masih melelang manajemen konstruksi (MK) pembanguna­n RSUD Barat. Kerangka acuan kerja (KAK) untuk lelang sedang disusun. Perlu beberapa hari. ”Setelah itu, kami sampaikan ke unit lelang dan pengadaan,” kata mantan kepala Bappeda Sidoarjo itu.

Lelang MK membutuhka­n sekitar dua bulan atau bisa lebih singkat. Lalu, MK butuh sekitar sebulan lebih untuk membuat konsep awal. Konsep awal tersebut dijadikan sebagai bahan untuk menilai desain yang lain. ”Total butuh sekitar tiga bulan. Sekitar Oktober atau November sepertinya baru mulai dibangun,” katanya.

Sulaksono membenarka­n memang ada refocusing anggaran RSUD Barat untuk penanganan Covid-19. Dengan begitu, anggaran menjadi Rp 70 miliar. Namun, menurut dia, tidak ada masalah jika memang hanya Rp 70 miliar. ”Kalau memang itu ya saya selesaikan dengan Rp 70 miliar,” ungkapnya. Nanti sistemnya yang pakai design and build. Jadi, mendesain sekaligus melaksanak­an pembanguna­nnya.

Kita mendorong dan mendesak eksekutif segera membangun RSUD Sidoarjo Barat.”

USMAN

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia