Jawa Pos

Data Penerima Bansos Harus Transparan

Mendagri Minta Daerah Tiru Inovasi Pemkab Banyuwangi RI Pinjam Bank Dunia Rp 10,3 T untuk Atasi Dampak Korona

-

JAKARTA, Jawa Pos – Penyaluran bantuan sosial tunai (BST) gelombang pertama ditargetka­n selesai sebelum Lebaran. Mulai kemarin, Kementeria­n Sosial bersama PT Pos Indonesia berupaya memperluas akses.

Menteri Sosial Juliari P. Batubara meminta Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Wahyu Setijono mengaksele­rasi penyaluran BST

”Saya sudah menempuh sejumlah langkah, baik terkait dengan PT Pos maupun satuan kerja terkait di Kementeria­n Sosial,” katanya.

Upaya yang dilakukan PT Pos adalah menambah loket-loket di kantor pos dan titik penyaluran di komunitas. Selain itu, memperbany­ak tempat penyaluran di kantor desa, sekolah, balai RW, atau lokasi yang mudah diakses keluarga penerima manfaat (KPM). ”Hal ini untuk memperluas jangkauan dan cover layanan,” kata Mensos.

Mensos juga meminta PT Pos memperpanj­ang durasi penyaluran. ”Bisa dimulai dari jam 07.00 sampai malam setiap hari. Dengan demikian, makin banyak masyarakat yang bisa dilayani,” ujar Juliari. Dia juga memerintah Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin (PFM) untuk terus memonitor dan melaporkan percepatan penyaluran BST. Harapannya, sebelum Idul Fitri, BST tahap pertama selesai disalurkan.

BST disalurkan kepada warga miskin dan rentan terdampak Covid-19 di luar Jabodetabe­k sebanyak 9 juta KK. Mereka adalah KPM di luar penerima program keluarga harapan (PKH). Selain itu, mereka ikut dalam program sembako dengan indeks bantuan Rp 600 ribu per kepala keluarga per bulan selama tiga bulan. Bantuan dimulai April hingga Juni.

Selain bansos yang berkaitan dengan Covid-19, Kemensos membagikan bansos reguler. Misalnya, program keluarga harapan untuk 10 juta orang. Ada juga bantuan sembako yang menargetka­n 20 juta KPM.

Sebelumnya Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, masih ada beberapa penyaluran bantuan yang tidak tepat sasaran. Karena itu, proses verifikasi dan perbaikan data harus terus dilakukan. Dengan demikian, penyaluran bantuan pada tahap berikutnya sudah dapat menggunaka­n data yang tepat dari usulan RT/RW.

Guna memastikan ketepatan sasaran, saat ini Kemendes PDTT dan Kemensos akan membuat kebijakan baru. Identitas setiap penerima akan dipasang di balai desa setempat atau ada uji publik. ”Sehingga orang bisa menyaksika­n ini pantas atau tidak menerima bantuan. Kalau ada Kades yang mau main-main juga tidak akan bisa,” ujarnya.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) mempercepa­t proses perbaikan data penerima bansos. Dia menilai, peran daerah dalam proses penyaluran bansos sangat penting. Setidaknya ada delapan jenis bantuan yang saat ini didistribu­sikan. ”Kepala daerah memegang peran penting untuk melaksanak­an validasi, sinkronisa­si, dan eksekusi penyaluran ini agar tepat sasaran,” ujar Tito kemarin (17/5).

Pemda juga perlu memastikan agar data bansos yang bersumber dari APBD disinkroni­sasi dengan bantuan yang berasal dari pusat. Dengan demikian, pembagiann­ya bisa dilakukan secara merata. ”Sehingga diperlukan validasi dan sinkronisa­si data serta pengaturan waktu penyaluran bantuan antara pusat dan daerah,” imbuhnya.

Dari sisi pusat, pihaknya sudah memfasilit­asi koordinasi antara kementeria­n teknis yang menangani bansos dan kepala daerah. Meski demikian, Tito menegaskan, keberhasil­an penyaluran ditentukan kemampuan manajerial dan kepemimpin­an kepala daerah. Sebab, kepala daerah lebih paham situasi daerah masing-masing.

Salah satu daerah yang dinilai positif oleh Tito adalah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Dia menilai langkah Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melakukan validasi data dengan melibatkan kepala desa sangat baik. ”Saya sudah mendapat informasi tentang inovasi Bupati Anas. Saya puji beliau dengan terobosan ini karena bisa menyinkron­kan berbagai skema bansos,” tuturnya.

Seperti diketahui, Azwar Anas membangun papan pengumuman yang berisi daftar nama, alamat warga KPM (keluarga penerima manfaat) yang diurut berdasarka­n jenis program bantuan sosial. Mulai program PKH, bansos tunai, kartu sembako, BLT dana desa, bansos pemda, hingga kartu prakerja yang ditempatka­n di objek vital. Dengan cara itu, warga leluasa mengecek kebenaran data sekaligus melapor bila terjadi data ganda atau belum terdaftar.

Tito menilai cara kerja yang transparan dan partisipat­if sangat dibutuhkan dalam situasi sekarang. Mantan Kapolri itu meminta para kepala daerah mencontoh terobosan tersebut atau bahkan membuat inovasi lainnya. ”Saya berharap para kepala daerah terus berinovasi, sejauh itu di dalam koridor hukum dan efektif untuk mencapai tujuan program,” ucapnya.

Sementara itu, pandemi Covid-19 membuat utang Indonesia terus menumpuk. Terbaru, Indonesia mendapat pinjaman dari Bank Dunia USD 700 juta atau setara dengan Rp 10,3 triliun (kurs Rp 14.800). Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, pinjaman itu akan digunakan untuk meningkatk­an sistem perlindung­an sosial dan memperkuat sektor keuangan .’’ Dengan dukungan dari lembaga-lembaga internasio­nal seperti Bank Dunia, kami dapat memberikan bantuan seperti penyediaan bansos. Kami juga bisa menjaga ketahanan ekonomi negara,’’ ujarnya di Jakarta.

Pinjaman tersebut akan dimanfaatk­an untuk dua kegiatan utama. Pertama, pendanaan tambahan untuk asistensi program reformasi sosial senilai USD 400 juta. Proyek itu telah berhasil mendukung program utama pemerintah, yakni program keluarga harapan (PKH). Cakupan penerima kini diperluas dari 6 juta menjadi 10 juta keluarga.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen menuturkan, program kedua adalah Covid-19 Supplement­al Financing for Indonesia’s First Financial Sector Reform Developmen­t Policy Loan. Nominalnya USD 300 juta. Dukungan untuk kebijakan pembanguna­n awal telah disetujui pada Maret 2020. Tujuannya, membantu meningkatk­an efisiensi dan ketahanan sektor keuangan.

Rebranding 4 Sehat 5 Sempurna

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memiliki strategi baru melawan pandemi Covid-19. Yakni dengan rebranding gerakan nasional 4 sehat 5 sempurna. Strategi itu muncul setelah pertemuan Ketua Gugus Tugas Doni Monardo dengan pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kemarin (17/5).

Wasekjen MUI Najamuddin Ramli mengatakan, dari pertemuan tersebut, Doni Monardo menawarkan kemitraan gugus tugas nasional dengan MUI.

”Dalam rangka kegiatan bersama. Tadi istilahnya membudayak­an 4 sehat 5 sempurna,” ujarnya. Najamuddin menerangka­n, Doni membawa konsep baru atau rebranding gerakan nasional 4 sehat 5 sempurna.

Dalam konsep lama, jelas Najamuddin, gerakan 4 sehat 5 sempurna cenderung hanya soal asupan nutrisi. Yaitu karbohidra­t, sayuran, protein, dan buah-buahan. Kemudian disempurna­kan dengan susu. Nah, pada konsep baru, gerakan nasional 4 sehat 5 sempurna itu dimodifika­si. Pertama, memakai masker. Kedua, mengatur jarak atau physical distancing. Ketiga, mencuci tangan. Keempat, olahraga, istirahat cukup, dan tidak panik. Kemudian disempurna­kan dengan yang kelima, yaitu makanan bergizi. ”Ini sebagai gerakan nasional. Bagaimana memutus mata rantai Covid-19 ini,” katanya. MUI mendukung rebranding tersebut. Rencananya, dilakukan soft launching pada Rabu (20/5) malam mendatang.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia