Jawa Pos

Baru Kali Ini Ada Yang Sampai Naik Pohon buat Joget

Sembilan lagu Didi Kempot berhasil menggoyang panggung dan ribuan penonton Synchroniz­e Fest 2019 sampai pukul 1 dini hari. Sebenarnya sudah siap tampil di festival yang sama tahun ini.

- GLANDY BURNAMA-BAYU PUTRA,

DINI hari menjelang. Tapi, ribuan orang yang sudah berdatanga­n sejak siang itu sama sekali tak goyah. Setia menunggu di depan panggung.

Semangat mereka kian menggelega­k setelah sang idola muncul dan melemparka­n pertanyaan, ”Wis ngantuk durung (Sudah mengantuk belum, Red)?”

Tentu saja jawabnya, ”Duruuung.” Dan, dengan segera Dynamic Stage Synchroniz­e Fest 2019 pun langsung ”membara”

Jawa Pos yang berada di lokasi menyaksika­n bagaimana sekitar 8 ribu orang pada dini hari itu sing along, berjoget sambil mengangkat tangan, seiring lagu demi lagu yang ditampilka­n sang maestro di atas panggung: Didi Kempot.

Ada yang bernyanyi sepenuh hati seakan-akan baru ditinggal kekasih. Ada yang diam-diam merenung mengenang masa lalu. Ada yang menggoyang­kan badan dengan asyiknya tanpa peduli sekitar. Ada pula yang sampai naik ke pundak teman dan buka baju agar lebih leluasa menggoyang­kan badan.

Bahkan, ada yang lebih ”gila” lagi. ’’Untuk kali pertama di Synchroniz­e ada orang-orang (penonton) yang sampai naik ke atas pohon, joget di atas pohon. Pas Mas Didi (tampil) itu,’’ kenang Program Director Synchroniz­e Festival Kiki Ucup saat berbincang dengan Jawa Pos Jumat lalu (15/5). ’’Entah mau dapet pandangan yang lebih baik atau memang caper (cari perhatian) aja,’’ canda Ucup, lantas tertawa.

Orang sebanyak itu, di ibu kota yang merupakan melting pot Indonesia, tempat berbagai etnis tumplek bleg, tentu tak semua berbahasa Jawa dalam keseharian­nya. Tapi, pada dini hari awal Oktober tahun lalu itu, Didi Kempot, wakil campursari pertama di festival tersebut, kembali memperliha­tkan bahwa lagu-lagunya adalah ”rumah” bagi semua orang. Tempat yang nyaman bagi siapa saja untuk pulang.

Apalagi ketika giliran Pamer Bojo dimainkan. Celetukan cendol dawet, yang seolah menjadi ”carangan” atau kisah sempilan dari lagu itu, bersimahar­aja.

Ucup menceritak­an, upaya mendatangk­an Didi sudah dimulai beberapa bulan sebelumnya. Pihak penyelengg­ara ingin menampilka­n aliran musik yang lebih beragam.

Tahun sebelumnya, Synchroniz­e Fest menghadirk­an NDX A.K.A dari subgenre yang beririsan dengan Didi meski tak sama persis: hiphop dangdut. ’’Synchroniz­e memang memfasilit­asi seluruh genre (musik) yang ada di Indonesia,’’ terang Ucup.

Ucup pun lantas menghubung­i Endang, manajer Didi. Dia menjelaska­n konsep yang diusung. ’’Dari bulan Maret atau April tahun lalu kami sudah deal dengan Didi Kempot. Cuma memang announceme­nt-nya baru kami bikin di Agustus,’’ lanjutnya.

Baru ketika Gofar Hilman menghelat Ngobam (Ngobrol Bareng Musisi) di Solo bareng Didi, Ucup bisa bertemu langsung dengan penyanyi yang biasa disapa penggemarn­ya Lord Didi itu. Kebetulan dia satu rombongan dengan Gofar.

Selesai Ngobam, Ucup juga menawari Didi untuk terlibat dalam video announceme­nt Synchroniz­e Fest 2019 sebagai talent. Meskipun Didi saat itu belum terlalu mengenal festival tahunan tersebut, Ucup mengenang keprofesio­nalan penyanyi kelahiran Solo itu. Diskusinya langsung mengarah pada materi yang terkait dengan show.

Tidak melenceng ke manamana, juga tidak berandai-andai dengan ekspektasi tertentu. Semuanya satu tujuan: menghibur para penonton yang hadir.

Synchroniz­e merupakan panggung ketiga Didi di Jakarta pascaNgoba­m di Solo. Panggung pertama adalah peringatan HUT PKB di DPP PKB dan kompleks parlemen. Disusul Konangan Concert di Live Space SCBD Jakarta Selatan.

Ucup juga begitu terkesan dengan kebersahaj­aan Didi. Riders (daftar permintaan penyanyi/ band saat diundang manggung)nya hanya teh panas. Padahal, dia salah satu penampil yang sangat dijagokan bakal bikin atmosfer ”pecah”.

”Mas Didi mah nggak ruwet, tidak merepotkan penyelengg­ara. Saya dan teman-teman benarbenar merasa nyaman bekerja sama dengan beliau,” katanya.

Dan, penampilan Didi memang akhirnya pecah. Sesekali di selasela lagu dia juga mengundang tawa dengan menjadi ”motivator” cinta, seolah memperliha­tkan bahwa julukan The Godfather of Broken Heart bukan pepesan kosong.

”Yang meninggalk­an kamu, yang menyakiti kamu, berdoa saja untuk mereka, ya,” kata Didi yang langsung disambut tepuk tangan panjang.

Jelang pukul 1 dini hari, Didi menutup penampilan­nya dengan Tanjung Mas Ninggal Janji. Total sembilan lagu dibawakann­ya malam itu.

Wajah-wajah puas tampak di mana-mana, termasuk yang berada di atas panggung. ”Saya nggak nyangka lho, orang Jakarta bisa menerima tradisi. Sobat Ambyar Jakarta luar biasa,” ujar Didi di pengujung penampilan.

Begitu lagu terakhir selesai, Didi sebenarnya sudah memberikan isyarat bakal kembali ke panggung yang sama. ”Sampai ketemu tahun depan, matur nuwun (terima kasih),” katanya.

Ucup juga membenarka­n hal itu. Bahkan, katanya, Endang sudah menyampaik­an kepadanya bahwa pihaknya siap memberikan rate khusus untuk penampilan Didi di Synchroniz­e Fest 2020.

”Itu kan memperliha­tkan betapa antusiasny­a Mas Didi untuk tampil. Kami bangga sekali,” katanya.

Tapi, nasib berkata lain. Selasa pagi, 5 Mei lalu, sang maestro berpulang.

 ?? IMAM HUSEIN/JAWA POS ?? SAMBUTAN HANGAT: Didi Kempot saat tampil di Synchroniz­e Fest 2019 di Jakarta (4/10).
IMAM HUSEIN/JAWA POS SAMBUTAN HANGAT: Didi Kempot saat tampil di Synchroniz­e Fest 2019 di Jakarta (4/10).
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia