Eropa Barat Mulai Buka Industri Pariwisata
ROMA, Jawa Pos – Negara di Eropa sudah kebelet kembali membuka keran turis ke titiktitik pariwisata. Apalagi, musim panas yang notabene periode puncak bagi industri perjalanan itu hampir tiba. Italia menjadi yang pertama mengumumkan penghapusan larangan bepergian.
Pada Sabtu (16/5), pemerintah Italia mengumumkan bahwa perbatasan mereka, baik di dalam maupun maupun luar negeri, bakal dibuka pada 3 Juni. Artinya, warga asing bisa datang ke Negeri Pasta tersebut tanpa harus melalui proses karantina 14 hari. ’’Kami berharap bisa bekerja sama dengan negara-negara tetangga. Pengunjung bisa datang dengan mobil,’’ ujar Gianni Serandrei, pemilik Hotel Saturnia, kepada USA Today.
Industri pariwisata merupakan salah satu penyokong produk domestik bruto (PDB) nasional. Industri iru berkontribusi 13 persen. Dalam masa pandemi, mereka sudah kehilangan potensi pendapatan senilai 10 miliar euro (Rp 161 triliun).
Federasi Perhotelan Italia menyebutkan, pihaknya sudah mendepak 106 ribu pekerja akibat musibah tersebut. Namun, keputusan itu belum mendapatkan respons positif dari negara tetangga. Jerman meminta warganya tidak bepergian ke luar negeri sebelum 15 Juni. Prancis meminta negara anggota Uni Eropa bisa membuka pariwisata secara serempak.
’’Koordinasi perlu dilakukan untuk menjamin keadilan dan keamanan bagi warga Prancis,’’ tutur Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner.
Bukan berarti Prancis dan Jerman tidak setuju membuka negara pada musim panas. Hampir seluruh negara Benua Biru sepaham bahwa menutup tempat pariwisata pada musim panas akan melukai ekonomi regional.
Komisioner Urusan Ekonomi Uni Eropa Paolo Gentiloni menegaskan, Eropa siap membuka diri bagi pengunjung dari negara Uni Eropa lainnya maupun Inggris. ’’Pesan saya jelas. Eropa terbuka bagi turis musim panas ini meski ada beberapa batasan,’’ jelasnya.