Jawa Pos

Transparan­si Keuangan Jadi Perhatian

-

JAKARTA, Jawa Pos – Hari ini RUPS luar biasa PT Liga Indonesia Baru akan digelar secara virtual. Sebanyak 18 klub Liga 1 plus PSSI bakal ikut dan menyuaraka­n semua unek-uneknya. Beberapa agenda akan dibahas. Namun, tampaknya, subsidi yang tak kunjung cair serta perencanaa­n keuangan yang akan menyita banyak waktu.

Sebab, beberapa klub sudah siap dengan agenda itu. Salah satunya Persiraja Banda Aceh. Sekretaris Tim Rahmat Djailani menyatakan, kejelasan subsidi yang terhenti di termin pertama akan jadi bahasan penting dalam RUPS luar biasa.

Ya, klub memang tetap harus membayar gaji pelatih dan pemain. Walau sudah ada surat keputusan dari PSSI dengan memperbole­hkan melakukan pemotongan gaji, tetap saja klub pontangpan­ting karena tidak ada pemasukan. ’’Kami ini masih punya kewajiban membayar gaji sampai Juni. Kami juga saat ini bingung apakah akan memberikan THR atau tidak. Situasinya sulit, harus segera diputuskan,’’ ucapnya.

Disinggung soal apakah ada keinginan untuk membahas pergantian struktural LIB yang dinilai ada nepotisme, Rahmat enggan berkomenta­r banyak. Persiraja sendiri masih melihat situasi dan kondisi dalam RUPS luar biasa hari ini. ’’Intinya, kami akan melihat dulu perkembang­annya besok, belum bisa bicara sekarang. Kalau soal komisaris yang mundur itu haknya. Tidak boleh dilarang. Tapi, harus ada penggantin­ya,’’ terangnya.

Pembahasan soal subsidi mandek juga akan disuarakan Persib Bandung. Komisaris Utama PT Persib Bandung Bermartaba­t Umuh Muchtar menyatakan, pihaknya akan meminta transparan­si keuangan dari LIB. Transparan­si yang dinilai membuat subsidi sampai saat ini belum cair untuk termin kedua dan ketiga. ’’Itu paling penting dan mendesak. Uangnya selama ini dipakai apa saja, dari mana saja pemasukann­ya. Saya akan menanyakan itu semua dan LIB harus bisa menjelaska­n secara transparan,’’ paparnya.

Sebagaiman­a diketahui, LIB baru membayar subsidi termin pertama dari sembilan termin yang dijanjikan. Subsidi termin pertama itu dibayar akhir Februari lalu. Sedangkan termin kedua dan ketiga yang akhir Maret serta April tidak jelas juntrungan­nya.

Setiap termin, pembayaran setidaknya sekitar Rp 500 juta dari total subsidi Rp 5,25 miliar untuk 17 klub Liga 1, sedangkan dua klub lain seperti Persiraja dan Persipura Jayapura mendapatka­n tambahan Rp 700 juta. Ironisnya, yang ditunggak LIB bukan hanya klub Liga 1, melainkan juga Liga 2.

Nah, di Liga 2, bahkan subsidi belum dibayar sama sekali. Hanya ada enam klub yang mendapatka­n subsidi termin pertama. Sisanya sampai saat ini tidak jelas. Alasan pemilihan pembayaran kepada enam klub itu pun tidak jelas.

Umuh menambahka­n, jika dalam penjelasan nanti diketahui ada penyalahgu­naan keuangan, LIB harus bertanggun­g jawab. Apalagi, uang yang seharusnya jadi hak klub dipakai sendiri oleh internal LIB. ’’Suka disalahgun­akan LIB dari dulu. Makanya, saya minta besok harus juga ada data akurat dan jangan dimanipula­si. Jika ada yang dimanipula­si dalam RUPSLB itu, lebih baik direksi mundur,’’ ucapnya.

Selain soal subsidi, yang ramai akan dipertanya­kan adalah perencanaa­n bisnis dari LIB. Sebab, sejauh ini, di tengah pandemi korona, tidak ada tindakan dari LIB untuk menyelamat­kan kompetisi melalui perencanaa­n bisnis. Lebih banyak diam, membiarkan klub hancur finansialn­ya.

Sementara itu, Manajemen Persipura Jayapura mengaku punya beberapa masukan untuk LIB. Di antaranya adalah soal kepastian kompetisi.

Manajemen Mutiara Hitam –julukan Persipura– meminta LIB tidak memaksakan kompetisi berjalan. ’’Bagi kami, memaksakan kompetisi di tengah bencana itu tidak manusiawi,’’ tegas Ketua Umum Persipura Benhur Tomi Mano. Menurut dia, LIB harus menghormat­i upaya pemerintah untuk mengatasi pandemi. ’’Jangan mementingk­an kepentinga­n kita saja. Tidak elok,’’ tambahnya.

 ?? ANGGER BONDAN /JAWA POS ?? VOKAL: Umuh Muchtar inginkan perbaikan pengelolaa­n sepak bola Indonesia.
ANGGER BONDAN /JAWA POS VOKAL: Umuh Muchtar inginkan perbaikan pengelolaa­n sepak bola Indonesia.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia