Jawa Pos

Aktivitas Padat, Baru Bisa Meladeni Media saat Tengah Malam

Ditunjuk Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan pada 20 April lalu sebagai Plt Sekjen PSSI, aktivitas Yunus Nusi otomatis berubah. Walau sudah terbiasa dengan tugas yang disertai tanggung jawab besar, dia harus banyak bersabar menanggapi tumpukan pertanyaan dan

- FARID S. MAULANA,

’’TENGAH malam baru saya dengan media,’’ katanya ketika Jawa Pos banyak bertanya soal permasalah­an yang ada di sepak bola Indonesia

beberapa waktu lalu. Yunus memang menyediaka­n waktu untuk berinterak­si dengan media sekitar pukul 23.00 ke atas. Kesibukan sebagai pengusaha plus anggota Exco PSSI membuat waktunya tersita di jam kerja. Puluhan bahkan ratusan pertanyaan dari awak media tak mampu dijawabnya satu per satu di antara kesibukan tersebut.

Alhasil, Yunus memilih waktu tengah malam untuk meladeni pertanyaan awak media. Capek? Jelas. Tapi, bagi dia, pekerjaan yang dilakoni saat ini sebagai pengganti sementara Ratu Tisha yang mundur dari Sekjen PSSI pada 13 April lalu dirasa biasa saja. ’’Saya sudah terbiasa dengan tugas-tugas seperti ini. Yang luar biasa, sehari harus melayani dan merespons puluhan media dengan baik,’’ tuturnya.

Mengeluh? Tidak. Yunus justru medan nikmatinya. Ketika ditunjuk Iwan Bule –sapaan Mochamad Iriawan– pun, tidak ada keraguan untuk menolak. Sebagai sosok yang sudah mengabdi di PSSI sejak lama, pemberian tugas dari ketua umum PSSI harus dilaksanak­an dengan baik. Lagi pula, sebagai pengganti sementara Tisha, pria asal G o ronta l o itu mengaku sudah mengerti soal struktur organisasi di PSSI.

’’Maaf, saya ini S-1 jurusan manajemen. Sekjen harus menata struktur organ sekretaria­t agar maksimal membantu Ketum dan exco. Job descriptio­nnya harus jelas. Harus rapi, terarah, dan tidak tumpang tindih,’’ paparnya.

Sejak dipilih jadi Plt Sekjen PSSI, Yunus sering jadi ’’jubir PSSI’’ untuk beberapa hal. Hampir semua pertanyaan dijawabnya. Hal itu berbeda dengan era Ratu Tisha.

Yunus menerangka­n, tugas Sekjen sebenarnya tidak berat. Ada puluhan staf yang membantu kinerjanya setiap hari. Mereka punya kemampuan sesuai bidangnya. Jadi, tidak ada alasan untuk tutup mulut atas pertanyaan dari media. ’’Saya harus percaya pada mereka (staf ), karena ahlinya. Saya ini hanya mengatur saja. Jadi, apa yang bikin pusing?’’ ucapnya, lantas tersenyum.

Yang pasti, paling berat menjabat Plt Sekjen adalah tanggung jawabnya. Dulu, ketika hanya menjabat anggota Exco PSSI, dirinya banyak dilayani dan diberi fasilitas Sekjen. ’’Sekarang saya malah harus melayani teman-teman exco,’’ katanya.

Yunus juga harus menjalin hubungan baik dengan member dari PSSI. Mulai klub, asprov, hingga asosiasi organisasi yang berafilias­i dengan PSSI. ’’Harus saya layani dengan tulus. Saya nikmati agar tidak jadi beban dan kesulitan bagi saya,’’ bebernya.

Nah, pandemi korona yang sedang melanda juga memberinya kesulitan lain. Yunus tidak bisa secara langsung hadir di Jakarta dalam mengatur kesekjenan PSSI. Dia masih berada di Kalimantan Timur selama menjabat Plt Sekjen PSSI. ’’Sulitnya hanya karena komunikasi jarak jauh semua. Hampir semua urusan kesekjenan jarak jauh,’’ tuturnya.

Walau sudah terbiasa, pria yang pernah menjabat direktur bisnis Persisam Putra Samarinda tersebut ingin segera ada Sekjen PSSI definitif. Alasannya, agar Sekjen yang baru bisa konsentras­i full membantu Iwan Bule dalam mengurusi PSSI. ’’Akselerasi ketua umum saat ini sangat tinggi,’’ pungkasnya.

 ?? CHANDRA SATWIKA /JAWA POS ?? ORANG SIBUK: Yunus Nusi merasa enjoy dengan tugasnya sebagai Plt Sekjen PSSI.
CHANDRA SATWIKA /JAWA POS ORANG SIBUK: Yunus Nusi merasa enjoy dengan tugasnya sebagai Plt Sekjen PSSI.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia