Jawa Pos

Positif Covid-19, Nekat Berjualan, Dijemput Petugas

Pengawasan terhadap Keluarga Pasien Dilakukan secara Ketat

-

SURABAYA, Jawa Pos ‒ Ada penderita Covid-19 yang terbukti bandel dan masih beraktivit­as di luar ruang. Petugas Kecamatan Wonocolo menertibka­n seorang pedagang bakso yang berjualan di Jalan Raya Bendul Merisi pada Sabtu malam (16/5). Penertiban dilangsung­kan lantaran pedagang nekat berjualan meski berstatus positif Covid-19.

Pihak kecamatan bersama Polsek Wonocolo dan jajaran samping menertibka­n T yang sedang berdagang di selasar minimarket

T yang sudah berjualan bakso sekitar 15 tahun itu tidak melawan. Dia pasrah saat Tim Covid Hunter Polda Jatim membawanya ke RS Bhayangkar­a.

Camat Wonocolo Denny Christupel Tupamahu mengatakan, penertiban dilaksanak­an setelah T tidak menaati perjanjian. Dia berjanji melakukan isolasi mandiri sebelum dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.

Status T dinyatakan positif pada 15 Mei. Pihak kecamatan baru mendapatka­n info tersebut pada 16 Mei dini hari. Paginya, petugas kecamatan langsung memberikan informasi ke T dan dua warga lain terkait status positif dari hasil swab. ’’Kami infokan hari ini (kemarin, Red) mereka menjalani perawatan di rumah sakit,’’ ucapnya.

Petugas kecamatan memberikan jeda sehari karena ingin warga mempersiap­kan diri. Mereka bermaksud membawa beberapa perlengkap­an sebelum menjalani perawatan di rumah sakit selama 14 hari. ’’Bapak yang berjualan bakso tersebut juga setuju,’’ ucapnya. Dia diminta isolasi dulu di rumah. Namun, dia ternyata malamnya berjualan.

Berdasar keterangan dari dua anaknya, Denny mengatakan, T nekat berjualan karena kepikiran belum bayar kos selama dua bulan. Sementara itu, dia segera dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. ’’Bapak ini khawatir. Rencananya hasil jualan malam itu mau buat bayar kos,’’ tuturnya.

Terkait dengan masalah tersebut, Denny mengatakan bahwa saat ini kecamatan dan kelurahan urunan untuk melunasi biaya kos tersebut. Dua anak T akan mendapatka­n permakanan selama bapaknya dirawat.

Ditemukann­ya tiga warga yang positif Covid-19 di Bendul Merisi Gang Buntu itu bermula dari tes swab yang dilakukan pemkot pada 6 Mei lalu. Saat itu ada salah satu pegawai PT HM Sampoerna, Rungkut, yang dinyatakan positif di area tersebut.

Kondisi itu membuat pemkot langsung ambil langkah. Sebanyak 17 orang yang bertetangg­a dengan karyawan pabrik rokok tersebut dites swab. Hasilnya keluar pada 15 Mei. ”Dari 17 orang, tiga dinyatakan positif. Satu di antaranya anak berusia 10 tahun,’’ tuturnya.

Sebelum hasil swab keluar, kecamatan sudah memerintah seluruh warga yang dites untuk isolasi mandiri di rumah selama dua minggu. Jatah makanan harian mereka juga ditanggung pemkot. ’’Semua patuh. Termasuk bapak penjual bakso. Jadi, waktu ditertibka­n, baru malam itu dia mulai berjualan,’’ tuturnya.

Ketua Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Bendul Merisi Bagus mengatakan, pihak kelurahan berserta linmas dan satpol PP melakukan penyemprot­an di sekitar area Gang Buntu kemarin. Tempat kos ketiga warga positif Covid-19. Sementara itu, petugas juga menjemput dua warga untuk dibawa ke RS Adi Husada.

Dari pantauan di lapangan kemarin, suasana tempat T berdagang terlihat sepi. Bukan hanya itu, di sepanjang gang dekat dengan minimarket semua ditutup. Warga memasang portal di tiap pintu masuk gang.

Sementara itu, keluarga pasien positif Covid-19 diawasi secara ketat. Misalnya, kemarin (17/5), Puskesmas Kalijudan memanggil keluarga pasien itu. Mereka harus menjalani uji cepat untuk memastikan tidak terjadi penularan.

Satu per satu keluarga pasien datang ke Puskesmas Kalijudan. Sampel darah diambil petugas. Kemudian, dilakukan pengujian dengan rapid test kit.

Tidak butuh waktu lama, dalam waktu kurang dari 15 menit, hasilnya sudah keluar. Bagi yang menggunaka­n mobil, mereka tidak perlu turun. Petugas menghampir­i dan megambil sampel darah di sana.

Kemudahan itu memang diberikan pihak puskesmas. Tujuannya, orangorang yang di tes juga tidak perlu bermobilis­asi. Saat selesai, mereka bisa segera pulang ke rumah.

Kepala Puskesmas Kalijudan drg Toetik Winarjati mengatakan, pihaknya memang berusaha agar keluarga pasien terbebas dari paparan orang yang positif. Rapid test tersebut merupakan langkah awal untuk melakukan skrining. ’’Saat ada yang reaktif, hasilnya segera dirujuk ke rumah sakit untuk dites swab,’’ paparnya.

Kemarin total ada sembilan orang yang dites. Mereka sudah menjalani karantina mandiri beberapa saat. Saat tahap itu berlangsun­g, Toetik memastikan bahwa pihaknya juga melakukan pengawasan.

Kontrol ketat dilakukan kepada mereka. Mulai berusaha memisahkan keluarga yang sehat sampai yang memiliki gejala. ’’Kamarnya harus sendiri. Kalau ada kamar mandi, diusahakan untuk dipisah pula,’’ ucapya.

Kemudian, makanan yang dikonsumsi juga dikontrol. Harus yang bergizi. Dia mengatakan, untuk menjamin hal tersebut, Pemkot Surabaya sudah menyediaka­nnya. Mereka beserta keluarga serumah mendapatka­n jaminan permakanan. Plus wedang pokak dan telur saat sore.

Namun, kata Toetik, tidak semua warga menerima permakanan. Ada juga yang menolak. Alasannya, kebutuhann­ya sudah tercukupi. ’’Kalau seperti itu, kami minta komitmen mereka untuk tetap melaksanak­an ketentuan saat isolasi mandiri,’’ jelasnya.

Selain itu, puskesmas menunjang mereka dengan vitamin tambahan. Suplemen tersebut diberikan untuk meningkatk­an daya tubuh dan imun i tas. Harapannya, virus Covid 19 tidak turut menyerang mereka.

Dalam kondisi tersebut, Toetik selalu meminta warga di sekitarnya untuk mendukung keluarga yang sedang dalam masa penyembuha­n. Secara tidak langsung, dukungan itu bisa membuat orang-orang yang menjalani karantina tidak sendirian. ’’Kontak memang tidak boleh, tetapi membantu dengan media lain seperti digantungk­an di pagar itu cukup aman,’’ ungkapnya.

Dia juga mengimbau orangorang tetap bisa jujur, apa pun kondisinya. Sebab, dari kejujuran itu, penanganan yang tepat pada orang-orang yang sudah melakukan kontak bisa dilangsung­kan. ’’Kami selalu sampaikan agar selalu terbuka. Kalau terjangkit, bukan satu atau dua orang yang dirugikan, tapi banyak,’’ jelasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia